Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

80 Persen Pasien Hepatitis Tak Menunjukkan Gejala, Apa Solusinya?

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi pria ke dokter. Raleighmedicalgroup.com
Ilustrasi pria ke dokter. Raleighmedicalgroup.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit hepatitis layaknya gunung es, pasalnya setiap pasien awalnya tidak merasakan bahwa dirinya sakit. Tak ada gejala khusus bagi para penderita hepatitis. Jika tidak dilakukan pemeriksaan seseorang tak akan mengetahui kalau dirinya telah terjangkit penyakit tersebut.

Baca juga:Kit Diagnostik Lokal Ini Atasi Hepatitis B, Apa Keunggulannya?

Apabila terlalu lama tak ditangani penyakit hepatitis bisa semakin ganas, risiko fatalnya dapat berkembang menjadi sirosis hati.

“Umumnya tidak ada gejala. Lebih dari 80 persen pasien tidak ada gejala. Jadi banyak orang tidak tahu kalau dia terinveksi virus. Jadi kami sebut sebagai fenomena gunung es,“ jelas Ketua Perhimpuanan Peneliti Hati Indonesia sekaligus dokter spesialis penyakit dalam Irsan Hasan mengatakan bahwa di Indonesia, setidaknya satu dari 10 orang diindikasi terjangkit penyakit hepatitis.

Ketua Perhimpuanan Peneliti Hati Indonesia Irsan Hasan menilai pengobatan Hepatitis telah mengalami kemajuan dalam 15 tahun, dengan adanya berbagai metode pengobatan seperti operasi, terapi, ataupun kombinasi terapi. Namun belum ada peningkatan signifikan kesintasan satu tahun setelah 15 tahun berlalu.
Ilustrasi - Spesialis Dokter Layanan Primer. Doc KOMUNIKA ONLINE
Mengingat hal tersebut, dia mengatakan Indonesia bersama Brasil dan Kolombia telah mengajukan sidang World Health Assembly (WHA) untuk lebih serius dalam menanggulangi penyakit ini. Selain itu, dia mengaku juga telah memberikan berbagai masukan kepada Kementerian Kesehatan hingga tercetus program “Nohep”, langkah untuk mengurangi penderita hepatitis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Saat ini, kalangan professional di bidang peneliti hati mewaspadai penyakit perlemakan hati yang dapat memicu hepatitis,” kata Irsan.

Baca: Virus Hepatitis B Kuno Ditemukan pada Mumi Abad Pertengahan

Dia mengatakan perlemakan hati dianggap berbahaya karena selain penderita cenderung tidak merasakan gejala seperti penyakit hepatitis lainnya, perlemakan hati juga tidak dapat terdeteksi dari tes darah. Menurutnya, perlemakan hati disebabkan karena konsumsi alkohol yang berlebih, pola makan yang rendah protein, dan kegemukan. Untuk mendeteksi kasus tersebut harus menggunakan USG atau CT scan hati. “Makanya harus melakukan screening, periksa dengan USG abdomen untuk deteksi dini,” jelasnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

16 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

16 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

18 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

18 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

21 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

23 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

24 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

25 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

25 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

28 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.