TEMPO.CO, Jakarta - Setelah sempat tertunda, Kunto Aji akhirnya merilis album studio kedua yang bertajuk "Mantra Mantra". Lagu-lagu dalam album kedua ini merupakan perspektif Kunto Aji terhadap isu kesehatan mental.
Baca: Hormon Tidak Stabil, Waspadai Depresi Pasca Melahirkan
Oleh sebab itu, Kunto Aji pun sangat serius melakukan riset dalam proses pengerjaan album ini. Mulai dari konsultasi dengan psikolog, sampai instrospeksi ke dalam diri sendiri mengenai permasalahan mental yang juga dialaminya, yaitu overthinker atau orang yang terlalu banyak berpikir.
"Album kedua lebih banyak riset ke dalam. Jadi aku lebih banyak ngomong ke diri sendiri dan itu pasti akan 'relate' dengan banyak orang karena pasti semua manusia akan mengalami," kata Kunto Aji saat berbincang dalam peluncuran album "Mantra Mantra" di kawasan Kemang, Jakarta, Kamis.
ilustrasi stres (pixabay.com)
Pemilihan isu kesehatan mental untuk album kedua ini bukan tanpa alasan. Menurutnya masalah kesehatan mental masih dianggap sepele orang Indonesia. "Menurut saya setiap orang punya masalah pada diri sendiri. "Mental health awarenes" atau kepedulian terhadap kesehatan mental cukup kurang di Indonesia dan harus diangkat karena itu bisa berdampak besar bagi manusia," katanya.
Orang yang menjadi overthinker biasanya selalu menyalahkan diri sendiri atas kesalahan yang dibuatnya kemarin. Mereka juga biasanya merasa resah dalam menghadapi hari esok.
Baca: Intip Tanda-tanda Penyakit Mental Skizofrenia Sejak Dini
Para overthinker terlalu banyak diganggu oleh pikiran yang menyusuhkan. Ketidakmampuannya untuk keluar dari semua pikiran mereka itu membuat mereka terus merasa menderita.
Bisa juga orang-orang ini melakukan monolog sendiri dengan berbagai kekhawatiran yang dirasakannya. Beberapa monolog yang mungkin akan dipikirkannya adalah 'Seharusnya saya tidak berbicara seperti itu pada rapat hari ini. Semua orang melihat saya seolah saya adalah orang yang idiot'.
Pikiran lain yang mungkin mengganggu adalah monolog seperti ini 'Orang tua saya selalu mengatakan saya bukan orang yang berarti, dan mereka benar'.
Para overthinker tidak hanya menggunakan kata-kata untuk merenungkan kehidupan mereka. Terkadang, mereka memunculkan gambar juga. Mereka mungkin membayangkan mobil mereka keluar dari jalan atau mereka mungkin memutar ulang kejadian menyedihkan dalam pikiran mereka seperti dalam film.
Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Para peneliti mengatakan 'berperang' melawan, kekurangan, dan masalah Anda, akan meningkatkan risiko masalah kesehatan mental. Ketika kesehatan mental Anda menurun, kecenderungan Anda untuk merenung meningkat dan Anda akan mulai berpikir.
Baca: Cara Cepat Hilangkan Stres
Studi menunjukkan bahwa terlalu banyak berpikir menyebabkan tekanan emosional yang serius. Untuk menghindari kesusahan itu, banyak pemikir berlebihan yang menggunakan strategi mengatasi yang tidak sehat, seperti alkohol dan makanan.
Para penderita masalah kesehatan mental overthinker juga kemungkinan besar akan tidak bisa tidur nyenyak. Studi mengatakan merenung akan meningkatkan kekhawatiran, sehingga jam tidur Anda lebih sedikit, dan kualitas tidur Anda akan lebih buruk.
ANTARA | FORBES | PSYCHOLOGY TODAY