TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihatono mengatakan, untuk bencana alam gempa bumi yang harus diwaspadai pada masa tanggap darurat adalah hal-hal yang berkaitan dengan tetanus.
Baca: Bio Farma Kirim Vaksin dan Serum Tetanus untuk Korban Gempa Palu
“Yang paling rawan di masa tanggap darurat adalah tetanus, karena melihat sebagian besar rumah roboh, orang luka, perawatan luka yang belum ideal karena keterbatasan-keterbatasan yang ada. Tetanus menjadi satu ancaman yang cukup tinggi,” kata Anung dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 4 Oktober 2018.
Menurutnya, sesungguhnya kita sudah punya modal awal yaitu imunisasi DT yang sudah dilakukan. “Ini menjadi suatu modal awal. Nah sekarang yang perlu adalah anti tetanus serumnya untuk mereka yang luka dan untuk relawan yang sadar atau tidak sadar nanti menolong, kemudian ada kemungkinan luka dengan memegang reruntuhan bangunan,” kata Anung.
Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia Moh Adib Khumaidi setuju penyakit tetanus menjadi salah satu yang perlu diwaspadai masyarakat yang berada di lokasi tanggap darurat, khususnya di Palu. Selain penyintas bencana alam di Palu yang perlu mewaspadai penyakit itu adalah para relawan.
Lalu ada pula petugas yang yang mengurus jenazah korban bencana. "Mereka penting sekali menggunakan sarung tangan yang karetnya tebal agar tidak tertular penyakit. Jenazah itu kan mengeluarkan gas. Untuk menghindari penyakit tetanus, mereka perlu menggunakan sarung tangan khusus," kata Adib saat dihubungi Tempo pada 5 Oktober 2018.
Baca: Ini Bedanya Vaksin Difteri Anak dan Dewasa
Adib mengatakan para relawan dan petugas yang mengurus ribuan jenazah korban bencana Palu juga sudah mendapatkan imunisasi DT untuk menghindari penyakit tetanus.