Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terancam Kutil Kelamin, Pria Perlu Vaksin HPV! Cek Sebab Lainnya

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi. sxc
Ilustrasi. sxc
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Tak melulu perempuan, kaum Adam juga perlu mendapatkan vaksin HPV. Namun, itu bukan untuk mencegah ia terkena kanker serviks. Lalu?

Baca juga: Sudah Pernah Divaksin, Haruskah Divaksin Lagi? Ini Kata Ahli

"Laki-laki bisa terproteksi dari kutil kelamin. Selain itu, laki-laki berperan dalam rantai penularan virus HPV. Jadi kalau dia divaksin bisa melindungi istrinya," ujar dr. Venita dari yayasan Kanker Indonesia (YKI) Provinsi DKI Jakarta di Jakarta, Jumat.

Kutil biasanya berwujud benjolan mirip daging tumbuh di sekitar kelamin dan anus dan ini bisa menyebabkan rasa gatal. Salah satu penyebab munculnya kutil pada kelamin adalah virus HPV.

"Virus HPV kalau jinak menjadi kutil kelamin. Kalau ganas menyebabkan kanker serviks," kata Venita.

Dari ratusan jenis virus HPV, setidaknya ada 11-15 jenis yang berisiko tinggi menyebabkan kanker. Sementara itu, ada dua jenis yang menjadi penyebab tersering memunculkan kutil kelamin yakni virus No.6 dan 11.
ilustrasi suntik vitamin (pixabay.com)
"Dari ratusan jenis ada sekitar 11-15 yang kami sebut berisiko tinggi menyebabkan kanker. No 6 dan 11 itu penyebab terserang kutil kelamin. 16 dan 18 itu berisiko tinggi kanker serviks," tutur Venita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada perempuan yang terkena kanker serviks, tak ada gejala yang bisa mereka rasakan. Gejala baru muncul saat stadium keganasan kanker sudah lanjut seperti berat badan turun, pendarahan, keputihan berbau dan nyeri pada panggul.

Agar tidak mengalami kondisi ini, para perempuan sebaiknya mendapatkan vaksin HPV (bila belum aktif melakukan hubungan seksual) dan pemeriksaan papsmear untuk mereka yang sudah aktif berhubungan seksual.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan perempuan menjalani pemeriksaan papsmear setiap tiga tahun sekali. Namun jika ingin melakukannya setiap tahun juga tidak ada masalah, menurut Venita.

Baca juga: Ada 4 Kondisi Manusia yang Tak Boleh Divaksin, Siapa Saja Mereka?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

1 hari lalu

ilustrasi Haji (pixabay.com)
Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

17 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

18 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

18 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

21 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

22 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

24 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

25 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

26 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

26 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.