Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Mengukur Tubuh yang Lebih Pas, Bukan dengan BMI

Reporter

image-gnews
Ilustrasi lemak perut (pixabay.com)
Ilustrasi lemak perut (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Memiliki tubuh idaman dengan berat dan tinggi ideal merupakan impian setiap orang. Salah satu teknik pengukuran tubuh ideal yang populer adalah menggunakan Indeks Massa Tubuh atau BMI. Bahkan, menurut para ahli, pengukuran BMI merupakan cara yang baik untuk menilai apakah berat badan sehat atau tidak.

Pengukuran BMI akan mengategorikan tubuh yang berada dalam golongan berat badan sehat atau tidak melalui ukuran tinggi dan berat badan. Namun, anggapan tersebut dipatahkan oleh sebuah penelitian yang menyebutkan BMI bukanlah indikator tubuh sehat.

Menurut tim peneliti, BMI adalah indikator buruk untuk menentukan ukuran tubuh yang sehat serta dapat menjerumuskan dokter dalam memberi obat-obatan untuk pasien. Hal ini disebabkan oleh pengukuran BMI yang tidak dapat membedakan berat lemak dengan otot. Tubuh manusia yang berbeda-beda memiliki rasio otot dan lemak yang berbeda-beda pula.

“BMI hanya mengukur ukuran baju bukan kesehatan,” jelas peneliti obesitas dari Universitas Kanada, Dr. Arya Sharma, dikutip dari Daily Mail.

Ilustrasi wanita mengukur pinggang. Shutterstock

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk menghitung BMI, seseorang hanya perlu membagi berat badan dengan tinggi badan yang dikuadratkan. Hasilnya, angka yang kuang dari 18.5 masuk dalam kategori kurus, antara 18.5 dan 24.9 adalah sehat, 25 hingga 29.9 kegemukan, serta di atas 30 masuk dalam kategori obesitas.

BMI kerap dipromosikan sebagai pengukuran tubuh sehat yang paling ideal. Bahkan, berbagai atlet profesional diwajibkan menjalani pengukuran BMI untuk menentukan kategori tubuh mereka. Walhasil, banyak dari mereka yang dianggap obesitas, tetapi sebenarnya memiliki massa otot yang lebih tinggi daripada lemak.

Mereka yang dikategorikan obesitas sering kali memiliki tekanan darah normal dan kondisi jantung yang sehat. Karena itu, menurut Sharma, BMI bukanlah pengukur yang akurat untuk menentukan kondisi kesehatan seseorang. Menurut penelitian itu, ada cara yang lebih akurat dalam menentukan kondisi kesehatan seseorang, yakni dengan mengukur ukuran pinggang.

Ukuran pinggang yang dibagi dengan akar pangkat tinggi telah terbukti secara akurat mampu memprediksi risiko penyakit jantung, baik pria mau pun wanita. Pemimpin penelitian, Profesor Alan Nevill, menyebutkan bahwa pinggang biasanya didominasi oleh lemak tubuh sehingga pengukuran tersebut merupakan indikator kesehatan yang lebih akurat daripada mengukur keseluruhan berat badan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

2 hari lalu

Ilustrasi push up. Freepik.com
5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental


Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

11 hari lalu

Ilustrasi menimbang berat badan. Shutterstock
Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

Diet sehat setelah banyak makan makanan bersantan saat Lebaran bisa diterapkan dengan pola makan bergizi seimbang agar berat badan ideal lagi.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

11 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

19 hari lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

Berikut saran pakar kesehatan agar berat badan tidak melonjak selama perayaan Lebaran karena makan berlebihan.


Fatin Shidqia Mengaku Tidak Makan Daging Sapi, Ini Manfaatnya

19 hari lalu

Fatin Shidqia. Dok. Istimewa
Fatin Shidqia Mengaku Tidak Makan Daging Sapi, Ini Manfaatnya

Juara X Factor Fatin Shidqia mengaku tidak mengonsumsi daging sapi atau daging merah. Ternyata, kebiasaan ini punya banyak manfaat kesehatan.


Bahaya Minum Air Kelapa Muda Secara Berlebihan, Kenaikan Gula Darah hingga Kelebihan Berat Badan

28 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
Bahaya Minum Air Kelapa Muda Secara Berlebihan, Kenaikan Gula Darah hingga Kelebihan Berat Badan

Minum air kelapa muda secara berlebihan bisa menimbulkan risiko dan bahaya bagi kesehatan, antara lain kenaikan gula darah dan kelebihan berat badan.


4 Tanda Tubuh Kekurangan Omega-3

30 hari lalu

Omega 3
4 Tanda Tubuh Kekurangan Omega-3

Kekurangan omega-3 dapat menyebabkan sejumlah masalah pada tubuh.


Warga Sehat dan Panjang Umur, Ini 10 Negara yang Diklaim Paling Fit di Dunia

30 hari lalu

Ilustrasi panjang umur. shutterstock.com
Warga Sehat dan Panjang Umur, Ini 10 Negara yang Diklaim Paling Fit di Dunia

Warga di 10 negara ini diklaim paling sehat di dunia, dengan banyaknya penduduk yang fit dan panjang umur.


Nabi Larang Makan Sambil Berdiri, Ini 5 Bahayanya untuk Kesehatan

38 hari lalu

Pengunjung berdiskusi sambil makan dan menikmati minuman kopi di Warung Kopi (Warkop) Nan Yo, Pondok, Padang, Sumatera Barat, Kamis 5 Oktober 2023. Warkop legendaris yang berdiri sejak 1932 itu menyajikan kopi robusta yang diseduh gaya Hainan dengan nuansa warung ala zaman dulu namun tetap dikunjungi konsumen dari berbagai usia. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Nabi Larang Makan Sambil Berdiri, Ini 5 Bahayanya untuk Kesehatan

Makan sambil berdiri dilarang Nabi, bisa beradampak buruk pada kesehatan


5 Penyebab Berat Badan Naik Meski Puasa Ramadan

38 hari lalu

ilustrasi berat badan (pixabay.com)
5 Penyebab Berat Badan Naik Meski Puasa Ramadan

Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab berat badan naik saat Ramadan. Umumnya terkait pola makan dan gaya hidup