Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Sindrom Marfan dan Gejalanya, Bukan Sembarang Penyakit

Reporter

image-gnews
Ilustrasi implan tulang. REUTERS
Ilustrasi implan tulang. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anda pernah mendengar Sindrom Marfan atau memahami gejalanya? Sindrom Marfan bisa menyerang siapa pun, usia berapa saja. Gangguan ini termasuk jarang terjadi, yaitu pada setiap 1 dari 5000 orang. Dokter Tjin Willy menjelaskan lewat keterangan resmi bahwa Sindrom Marfan adalah gangguan pada jaringan ikat, yang terjadi akibat kelainan genetik.

Jaringan ikat berfungsi sebagai penunjang atau penghubung antara organ tubuh, termasuk stuktur tulang. Gangguan apa pun yang terjadi pada jaringan ikat akan berdampak pada seluruh tubuh.

Gejala Sindrom Marfan sangat bervariasi. Beberapa penderita hanya mengalami gejala yang ringan, namun pada penderita lain, gejala yang muncul bisa berbahaya.

Berbagai gejala di bawah bisa muncul di usia kanak-kanak atau menjelang dewas, misalnya:
-Tubuh tinggi, kurus, dan terlihat tidak normal.
-Bentuk kaki yang besar dan ceper.
-Bentuk lengan, tungkai, serta jari tangan dan kaki yang panjang atau tidak proporsional.
-Sendi lunglai dan lemah.
-Masalah pada tulang belakang, seperti skoliosis.
-Tulang dada menonjol ke luar atau cekung ke dalam.
-Rahang bawah tampak
-Gigi bertumpuk tidak beraturan
-Gangguan pada mata, seperti glaukoma, rabun jauh (miopia), katarak, pergeseran lensa mata, dan ablasi retina.
-Stretch mark pada pundak, punggung bawah, dan panggul.
-Gangguan jantung dan pembuluh darah, seperti perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah arteri besar (aorta) atau penyakit katup jantung.

Penyebab Sindrom Marfan disebabkan oleh kelainan gen penghasil protein yang disebut fibrilin. Kerusakan gen tersebut membuat fibrillin diproduksi secara abnormal. Akibatnya, beberapa bagian tubuh meregang secara tidak normal dan tulang tumbuh lebih panjang dari seharusnya.

Sebagian besar kasus Sindrom Marfan diturunkan dari orang tua dan bersifat autosomal dominant, artinya anak memiliki kemungkinan untuk mewarisi sindrom ini apabila salah satu dari kedua orang tua menderita Sindrom Marfan dan tidak harus kedua orang tua yang membawa gen.

Meski demikian, satu dari empat kasus Sindrom Marfan terjadi bukan karena keturunan. Kondisi tersebut disebabkan oleh mutasi gen fibrillin pada sperma ayah atau sel telur ibu. Janin yang dihasilkan dari pembuahan sel sperma atau sel telur tersebut berkembang menjadi Sindrom Marfan.

Ilustrasi mata. Pixabay.com

Diagnosis Sindrom Marfan
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dalam keluarga dan melihat tanda-tanda pada fisik pasien. Perlu diketahui, Sindrom Marfan tidak bisa didiagnosis hanya dengan melakukan pemeriksaan genetik tanpa disertai dengan pemeriksaan lain. Penting untuk dilakukan pemeriksaan lengkap pada mata, MRI untuk mengetahui kondisi tulang belakang, serta elektrokardiografi dan ekokardiografi untuk melihat adanya pembengkakan atau kerusakan pada aorta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sindrom Marfan merupakan kondisi yang tidak bisa diobati. Pengobatan hanya bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi. Penanganan yang diberikan tergantung kepada gangguan yang dialami pasien.

-Mata
Bagi penderita Sindrom Marfan yang mengalami rabun jauh, penggunaan kacamata atau lensa kontak dapat membantu mengatasi gangguan penglihatan. Pada pasien yang mengalami katarak, operasi katarak bisa dilakukan.

Sedangkan untuk kasus glaukoma, penanganan bisa dilakukan dengan pemberian obat tetes mata, operasi, atau laser. Perlu diketahui, semua metode tersebut sifatnya hanya sebagai pencegahan agar glaukoma tidak semakin memburuk.

-Jantung
Pada pasien dengan keluhan penyakit jantung, dokter akan meresepkan obat penghambat beta (beta-blockers), seperti bisoprolol, untuk meringankan kerja jantung dan memperlambat pembesaran aorta. Bila pasien tidak bisa mengonsumsi penghambat beta, dokter akan memberikan obat lain, seperti irbesartan atau losartan. Namun jika tingkat keparahan sudah cukup berat dan berpotensi mengancam nyawa pasien, dokter akan menyarankan untuk dilakukan pembedahan, yaitu dengan mengganti bagian aorta yang membengkak dengan bahan sintetik.

-Tulang dan sendi
Penderita Sindrom Marfan dengan tulang dada (sternum) yang menonjol ke luar umumnya tidak perlu ditangani, karena kebanyakan tidak menimbulkan masalah. Sebaliknya, tulang dada yang melekuk ke dalam perlu diperbaiki, karena dapat menekan paru-paru dan mengganggu pernapasan.

Penanganan kondisi tersebut adalah dengan memperbaiki posisi tulang dada dan tulang rusuk melalui operasi. Untuk skoliosis, penanganan yang dilakukan tergantung pada tingkat keparahan yang dialami penderita.

Pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan, dokter akan menyarankan penggunaan korset tulang belakang. Namun apabila kelengkungan tulang belakang yang sudah parah (40 derajat atau lebih) atau kelengkungan tersebut membuat saraf tulang belakang tertekan, dokter akan merekomendasikan operasi untuk meluruskan kembali tulang tersebut. Sedangkan pada penderita Sindrom Marfan yang mengalami nyeri sendi, dokter dapat memberikan paracetamol atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

3 hari lalu

Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com
Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.


Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

30 hari lalu

Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)
Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

Kanker ovarium stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, yang dapat menyebabkan diagnosis tidak terjawab.


26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

30 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.


3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

31 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

Ada tiga gejala yang perlu diwaspadai terkait kanker ginjal. Pasalnya, kebanyakan pasien tak merasakan gejala sehingga penting mengetahui tandanya.


12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

44 hari lalu

Ilustrasi wanita bermata cokelat. Pixabay.com
12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Peringatan tersebut bertujuan untuk mengingatkan semua orang mengenai faktor risiko glaukoma dan melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara teratur.


Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

50 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

Serangan jantung memiliki tanda-tanda awal. Apa saja?


Mengenal Gejala Misofonia dan Penyebabnya

22 November 2023

Ilustrasi wanita menutup telinga. Freepik.com/Jcomp
Mengenal Gejala Misofonia dan Penyebabnya

Para peneliti belum tahu pasti apa penyebab orang mengalami misofonia atau adakah faktor keturunan. Berikut penjelasannya.


Alasan Tak Boleh Sepelekan Heartburn meski Tak Berbahaya

27 Oktober 2023

Ilustrasi wanita memegangi atau sakit tenggorokan. shutterstock.com
Alasan Tak Boleh Sepelekan Heartburn meski Tak Berbahaya

Buat yang sering mengalami heartburn, penting untuk memahami bagaimana merespons dan mengatasi gejala ketika muncul, jangan dieremehkan.


7 Tanda Ginjal Anda Bermasalah

21 Oktober 2023

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
7 Tanda Ginjal Anda Bermasalah

Penyakit ginjal cenderung tidak menimbulkan gejala ketika masih dalam tahap awal dan seringkali baru terdiagnosis jika melakukan tes darah atau urine.


Jutaan Anak Menderita ADHD, Apa yang Perlu Dilakukan?

13 Oktober 2023

Ilustrasi dua anak bersitegang atau marah. Shutterstock
Jutaan Anak Menderita ADHD, Apa yang Perlu Dilakukan?

CDC menjelaskan ADHD adalah gangguan perkembangan saraf paling umum pada anak-anak. Gangguan ini membuat penderita harus belajar hidup setiap hari.