TEMPO.CO, Jakarta - Organic parenting adalah salah satu pola asuh anak yang sedang diperbincangkan. Secara sederhana, orang tua akan menggunakan gaya alami dalam membesarkan dan pendidikan anak-anak.
Sebagai bentuk penggambaran yang lebih detail, psikolog tumbuh kembang anak, Chitra Annisya, pun menjelaskan empat karakteristik dari pengasuhan organik ini. Pertama, orang tua akan menetapkan pola makan yang bergizi tapi organik.
“Artinya dia tidak menyentuh pestisida dan kandungan nonorganik lainnya, sehingga benar-benar alami,” katanya.
Selanjutnya, orang tua juga memperkenalkan banyak aktivitas fisik, sebab di era yang semakin modern ini, secara tidak sadar kegiatan yang membutuhkan gerakan itu sangat minim. Padahal, menurut Chitra, kegiatan multisensori sangat penting untuk tumbuh kembang anak.
“Sekarang kalau mewarnai pakai gadget hanya menggunakan sentuhan jari saja. Hal ini bisa memperlambat sensorik dan motorik anak. Jadi untuk orang tua yang menerapkan organic parenting akan banyak mengimbau aktivitas multisensori,” katanya.
Ilustrasi ayah, ibu, dan anak. shutterstock.com
Ada pula interaksi dua arah antara orang tua dan anak. Menurut Chitra, orang tua sering kali mau berbicara namun enggan mendengar. Sedangkan bagi orang tua yang menerapkan pengasuhan organik, hukum alam untuk berbicara dan mendengar pun akan dilakukan.
“Biasanya orang tua lebih liberal. Jadi dia tidak malu dan mau menerima masukan maupun pendapat dari anak,” katanya.
Terakhir, orang tua dengan pengasuhan organik akan menyatukan anak dengan alam sebab berbagai manfaat positif bisa diraih dari hal ini. Misalnya, anak tidak mudah sakit karena kekebalan tubuh yang meningkat hingga lebih bahagia, sebab paparan sinar matahari bisa melepas hormon senang tersebut.
“Mereka biasanya kalau berlibur tidak ke mal tapi naik gunung atau ke pantai,” katanya.
Dari empat ciri ini, apakah Anda melakukan hampir semuanya? Bisa disimpulkan, Anda adalah seorang penganut pola asuh organik.