TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengategorikan permasalahan kesehatan hingga mencapai 68.000 jenis di seluruh dunia. Sementara, Laurentius Aswin Pramono, internis yang mendalami epidemiologi klinis, menyebut kesehatan dewasa ini semakin nyata dan sangat mengancam sehingga masyarakat harus selalu siap dan waspada.
"Indonesia pun tak lepas dari bahaya kesehatan dan kita harus terus siaga terhadap kemunculan penyakit-penyakit baru. Para ahli memperkirakan lima penyakit baru pada manusia muncul setiap tahun, tiga di antaranya bersumber dari binatang," ujarnya.
Aswin juga mengingatkan penyakit kritis dapat menyerang siapa saja dan sebaiknya masyarakat tidak terpaku menghindari hanya satu penyakit tertentu. Berbagai permasalahan kesehatan dapat terus bertambah akibat banyak faktor, seperti gaya hidup, globalisasi, hingga perubahan iklim.
Masyarakat perlu mengantisipasi ancaman penyakit kritis dengan mengubah gaya hidup dan lebih menyadari mahalnya kesehatan karena penyakit kronis dapat berimplikasi pada aspek psikologis, sosial, hingga finansial, yang dapat menggoyahkan stabilitas ekonomi dan masa depan keluarga. Penyakit kronis tidak hanya menimbulkan beban keuangan berupa biaya rumah sakit, namun juga biaya hidup.
"Sebagai contoh, suatu penelitian menyebut 83 persen pasien multidrug-resistant tuberculosis dari berbagai pusat kesehatan di Indonesia mengalami dampak katastropik terhadap keuangan rumah tangga akibat penyakitnya. Dalam rentang waktu enam bulan setelah didiagnosis, 86 persen kehilangan pendapatan, 32 persen harus meminjam uang, dan 18 persen dari mereka mengakui menjual properti untuk menutupi pengeluaran," jelasnya.
Karena itu, memiliki asuransi kesehatan untuk kondisi kritis dianggap perlu untuk melindungi kesehatan dan finansial masyarakat secara menyeluruh.