TEMPO.CO, Jakarta - Setelah berolahraga, kaus penuh keringat sehingga dapat diperas dengan sangat mudah. Saat cuaca panas, keringat bisa jadi sangat menyebalkan, terutama buat yang gemar berolahraga di dalam ruang dan tidak ingin terlihat basah kuyup seperti habis mandi.
Keringat merupakan tanda tubuh bergerak sebagaimana mestinya. Saat panas, suhu tubuh berpusat pada otak, terutama pada bagian hipotalamus, mengirimkan sinyal pada kelenjar untuk memproduksi keringat.
“Penguapan keringat pada kulit tersebut berfungsi untuk menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Singkatnya, keringat seperti sebuah AC yang menjaga suhu tubuh agar tetap stabil,” jelas Barbara J. Holtzclaw, dekan Universitas Oklahoma di Amerika Serikat.
Jika hal tersebut tidak cukup untuk dapat mensyukuri setiap tetes keringat yang keluar, berikut tiga hal yang harus diketahui mengenai keringat, dilansir dari Men's Health.
1. Kebanyakan keringat tidak berbau
Banyak orang merasa kesal saat berkeringat karena berpikir bahwa keringat bau. Nyatanya, kebanyakan keringat tidak berbau.
Baca Juga:
"Aktivitas fisik, seperti yoga yang dilakukan saat panas terik, akan mengaktifkan kelenjar keringat ekrin. Keringat yang diproduksi terbuat dari air dan elektrolit sehingga tidak berbau,” jelas Holtzclaw.
Adapun, keringat yang memiliki bau diproduksi oleh kelenjar keringat apokrin, yang memproduksi keringat saat seseorang merasa stres, cemas, takut, atau waspada.
“Keringat apokrin cenderung berminyak, sehingga menyebabkan bakteri terjebak di bawah kulit, hal tersebut yang menyebabkan bau,” ujar Holtzclaw.
Rafael Nadal mengusapkan keringatnya. (AP Photo/Andrew Brownbill)
2. Produksi keringat berlebih
Produksi keringat ekrin berbeda-beda setiap orang, tergantung pada banyak faktor, termasuk cuaca dan jumlah kelenjar keringat. Jika melakukan kegiatan saat cuaca panas, tubuh akan menyesuaikan sehingga kelenjar keringat bekerja lebih efisien.
“Tubuh berusaha mengimbangi suhu luar dengan dalam tubuh, itu sebabnya seseorang cenderung berkeringat saat cuaca panas,” jelas Holtzclaw.
3. Tidak berkeringat justru berbahaya
Anda mungkin pernah mendengar injeksi botoks atau pengobatan lain, seperti MiraDry atau MiraSmooth, untuk membuat tidak mudah berkeringat. Ide yang terdengar menggiurkan tersebut ternyata berbahaya bagi tubuh. Mengapa demikian?
“Meski proses yang dilakukan sudah disetujui oleh FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat), hal tersebut dapat menyebabkan gatal, bengkak, memar, bahkan rasa seperti terbakar selama beberapa minggu,” jelas James Mold, profesor di Universitas Oklahoma.
Mold menambahkan, “Tentu bukan ide bagus menentang takdir seperti demikian. Melakukan berbagai macam cara dengan alasan kecantikan hanya akan meningkatkan risiko.”
Masih tidak percaya diri dengan keringat? Berikut cara alami dan sehat untuk menjaga tubuh agar tetap kering.
Pakaian berbahan dasar katun
Tidak seperti pakaian berbahan sintetis lain yang tidak dapat menyerap keringat dengan baik, katun dapat menyerap keringat dengan cepat sehingga tetap kering. Gunakan kaus katun sebelum mengenakan kemeja.
Santai
Stres mengirim sinyal pada kelenjar keringat apokrin untuk mensekresikan air dan lipid, sekresi berlebih membuat bakteri terperangkap sehingga menyebabkan bau badan. Batasi konsumsi kafein. Kafein merupakan stimulan. Saat mengonsumsi banyak kafein, kelenjar keringat apokrin bekerja dua kali lipat.