TEMPO.CO, Jakarta - Batuk dan pilek adalah salah satu penyakit yang sering diderita oleh anak. Sayangnya, masih minim pengetahuan orang tua tentang metode penyembuhan penyakit ini. Tak sedikit dari mereka percaya bahwa batuk dan pilek harus diberi obat.
Padahal dokter spesialis anak Arifianto mengatakan bahwa obat tidak diperlukan. “Batuk dan pilek disebut juga dengan selesma dan commoncold. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa tidak ada pengobatan untuk ini,” katanya saat dihubungi Tempo.co pada Jumat, 14 Februari 2020.
Pria yang akrab disapa Apin itu menjelaskan, batuk dan pilek bisa disembuhkan dengan kekebalan tubuh anak. Adapun bantuan dari luar yang bisa dikerjakan orang tua berupa memastikan kecukupan air anak, menggendongnya dan bersabar. “Kalau ketiganya terpenuhi, pasti akan lebih cepat sembuh,” katanya.
Meski dapat sembuh sendiri tanpa obat, rupanya ada kondisi tertentu pada batuk dan pilek yang membutuhkan medikasi. Menurut Apin, kondisi pertama adalah batuk dan pilek yang disertai dengan demam. “Kalau demamnya di atas 38 derajat celcius, tentu harus berikan obat peredanya berupa parasetamol,” katanya.
Kondisi lain yang membutuhkan obat saat sedang batuk dan pilek adalah penyakit yang menurun ke bawah. Apin mengatakan bahwa batuk dan pilek umumnya terjadi pada saluran pernapasan atas. Ketika turun ke bawah, ini membuat anak mengalami pneumonia. “Dalam kondisi ini membutuhkan obat dan harus ke dokter,” katanya.
Untuk mengetahui apakah batuk dan pilek itu sudah mengenai saluran pernapasan bawah sehingga membutuhkan pengobatan, Apin pun meminta orang tua memperhatikan satu hal. apakah anak mengalami sesak nafas. “Ciri sesak nafas adalah anak bernafas lebih cepat dari biasa dan disertai dengan tarikan di sela iga atau tulang rusuk di dada,” katanya.