Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awas, Hand Sanitizer Bisa Bikin Bakteri Kebal dan Muncul Jenis Super

Reporter

image-gnews
Ilustrasi hand sanitizer. Pixabay
Ilustrasi hand sanitizer. Pixabay
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer secara masif dapat menciptakan bakteri super yang tak terbendung. Andrew Kemp, Kepala Dewan Penasihat Ilmiah di British Institute of Cleaning Science, mengatakan gel tangan berbasis alkohol masih belum terbukti membunuh virus corona pada kulit.

Selain itu, akademisi itu juga menyebut penggunaan gel berlebihan akan memungkinkan bakteri lain yang biasanya ada di tangan manusia belajar untuk bertahan dari zat-zat kimia yang ada pada gel tersebut. Jika bakteri yang kebal antibiotik beradaptasi untuk bertahan hidup terhadap alkohol, hal tersebut akan menyebabkan situasi yang tak baik. Dia menyebutnya dengan kondisi armageddon, yakni ketika bakteri dalam bertahan dari antibiotik yang ada.

Dia menekankan kebersihan tangan sangat penting untuk mengatasi penyebaran Covid-19 dan mencuci tangan adalah senjata yang ampuh. Namun, dia juga memperingatkan pembersih yang paling kuat sekalipun tidak menghancurkan seluruh virus dan bakteri yang ada.

Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Biomedical Science and Research tersebut akan dipresentasikan pada konferensi terkemuka tentang bakteri atau virus super. Hal ini diharapkan meningkatkan kewaspadaan pejabat kesehatan yang telah menganjurkan penggunaan hand sanitizer.

Sebagaimana diketahui, pembersih tangan telah terjual secara masif di seluruh dunia pada awal pandemi dan sekarang menjadi barang rutin yang digunakan oleh masyarakat luas, bahkan disediakan di sejumlah tempat dan fasilitas publik. Kemp mengatakan gel tersebut seharusnya tidak lagi terlalu diandalkan untuk membantu mengatasi pandemi Covid-19. Upayanya harus lebih difokuskan pada mencuci tangan menggunakan air untuk membilas virus.

“Gel tangan sebaiknya hanya digunakan sebagai upaya terakhir dan sebagai tindakan sementara jangka pendek atau menghentikan celah jika sabun dan air tidak tersedia,” katanya, seperti dikutip Express.

Dia melanjutkan banyak produk yang mengklaim dapat membunuh 99,9 persen bakteri adalah hal yang tidak benar. Menurutnya, yang dimaksudkan oleh para produsen dengan klaim tersebut adalah gel bisa membunuh 99,9 persen bakteri yang diuji, bukan spesifik virus corona baru.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan ada lebih dari 1 juta bakteri di tangan manusia pada satu waktu, bahkan angka 99,9 persen berarti masih meninggalkan sekitar 10.000 bakteri hidup setelah melakukan sanitasi. Hal tersebut akan menjadi residu gula dan protein yang bisa menjadi sarana kembang biak dari beberapa spesies bakteri.

“Penelitian terbaru menunjukkan bakteri yang masih hidup dan tidak terbunuh oleh gel alkohol adalah patogen yang sangat berbahaya dan dapat meningkat jumlahnya. Ini berarti penggunaan gel secara rutin pada akhirnya dapat menyebabkan lebih banyak kerugian,” tandasnya.

Adapun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk mencuci tangan teratur dengan sabun dan air. Mereka menyarankan penggunaan pembersih tangan berbasis alkohol hanya jika tidak ada akses terhadap sabun dan air.

WHO sebelumnya telah menyatakan tidak ada bukti kuat yang menunjukkan gel atau cairan pembersih tangan dapat mengarah pada bakteri super. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan pad 2018 telah menunjukkan bahkan bakteri semakin kebal terhadap kandungan alkohol.

Sementara itu, para ilmuwan baru-baru ini sedang mengembangkan disinfektan tangan dan permukaan baru yang didasarkan pada asam hipoklorit, bagian dari sistem kekebalan tubuh sendiri. Ini dipercaya dapat membunuh virus dan bakteri tanpa meningkatkan risiko resistensi.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

12 hari lalu

Ilustrasi pria menggunakan ponsel di toilet. buzznigeria.com
Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.


Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

25 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja di kantor. shutterstock.com
Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

30 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

30 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

44 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

45 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

50 hari lalu

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.


Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

59 hari lalu

Ilustrasi celana jeans. hollister.com
Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

Membekukan celana jins di dalam freezer diklaim bisa membuatnya segar dan bebas bau tak sedap tanpa perlu dicuci. Bagaimana faktanya?


Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

25 Februari 2024

ilustrasi sakit perut (pixabay.com)
Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

Penyakit Whipple mengganggu pencernaan normal dengan mengganggu pemecahan makanan dan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.


Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

21 Februari 2024

Prof. Dr. dr. Erlina Burhan M. Sc.,Sp.p. Ui.ac.id
Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

Erlina Burhan paparkan bahasan penanganan tuberkulosis di pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UI. Ia tawarkan SIG untuk deteksi TB.