Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasien Kanker Malas Makan karena Dianggap Beri Makan Sel Kanker, Mitos atau Fakta?

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pasien kanker perlu memperhatikan asupan nutrisi agar dapat menjalani serangkaian pengobatan yang membutuhkan daya tahan tubuh tinggi serta pasokan energi dan nutrisi yang cukup. Hanya saja, sering kali pasien kanker malas makan karena mereka menganggap hal itu sama seperti memberi makan sel kanker sehingga memperburuk keadaan.

Medical Department, Kalbe Farma Tbk., Dedyanto Henky Saputra mengatakan, anggapan tersebut adalah mitos yang dilatarbelakangi faktor psikis. "Banyak yang bilang pasien kanker cukup makan sayur saja, jangan makan daging, makannya dibatasi. Akhirnya pasien kanker mangalami demotivasi makan," kata Dedyanto dalam jumpa pers Nutrican pada Kamis, 25 Februari 2021.

Apabila pasien kanker tak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, menurut Dedyanto, maka tubuh akan menggunakan cadangan energi sementara yaitu glikogen yang terdapat di hati dan otot. Jika kondisi ini terus terjadi berakibat kian berkurangnya massa otot, dan pada akhirnya mempengaruhi kondisi kesehatan pasien kanker secara keseluruhan.

Dedyanto menjelaskan, lebih dari 40 persen pasien kanker mengalami malnutrisi dan kondisi itu seiring dengan stadiumnya. "Pasien kanker stadium akhir dengan gizi yang tak tercukupi," katanya. Secara umum penanganan kanker terbagi menjadi pengobatan lokal dan pengobatan sistemik.

Pengobatan lokal meliputi operasi dan radiasi, sedangkan pengobatan sistemik mencakup kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi. Selain faktor psikis tadi, Dedyanto mengatakan, pasien kanker umumnya mengalami efek samping, misalnya kesulitan makan baik karena pengobatan yang dijalani maupun hilangnya nafsu makan, selama menjalani pengobatan.

Di sisi lain, pasien harus tetap mendapatkan nutrisi yang baik selama menjalani perawatan. Nutrisi yang tepat menjadi penting karena bisa mempertahankan berat badan, mencegah komplikasi, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Peningkatan daya tahan tubuh akan menentukan tindakan selanjutnya dalam penanganan kanker.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Gangguan gizi akan menganggu terapi kanker," katanya. Pasien kanker yang gizi yang kurang baik akan membuat tubuhnya tak kuat dalam menjalani pengobatan dan terapi. Akibatnya, dokter akan memutuskan menunda pengobatan dan mengurangi dosisi saat kemoterapi dan radiasi.

Selama menjalani pengobatan, pasien kanker umumnya merasa mulut menjadi pahit atau sariawan sehingga sulit mengunyah dan menela makanan padat. "Bisa diganti dengan nutrisi cair sebagai pelengkap maupun pengganti sebelum, selama, maupun sesudah menjalani terapi," ujar Dedyanto.

Survivor kanker, Shahnaz Haque menceritakan saat dia menjalani pengobatan kanker ovarium. Ketika itu nafsu makannya turun drastis, berakibat pada turunnya berat badan dan daya tahan tubuh. "Pasien kanker yang menjalani kemoterapi dan radiasi itu kalau makan kayak mau menelan gajah," katanya. Lantaran tidak nafsu makan, maka berat badan turun, asupan nutrisinya juga berkurang. "Lantas bagaimana mau menjalani kemoterami yang kedua dan seterusnya?"

Menurut Syahnaz Haque, pengetahuan tentang asupan nutrisi yang tepat bagi pasien kanker amat penting karena banyak teman-temannya yang pasien kanker meninggal karena tidak tahu asupan yang diperlukan dan bagaimana cara memilihnya. "Ibarat maju ke medan perang harus dengan badan yang kuat. Nutrisinya cukup dan ini dukungan untuk para pnjuang kanker," ucapnya.

Baca juga:
Perilaku CERDIK untuk Cegah Kanker Paru, Apa Saja?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

2 hari lalu

Dosen FMIPA UGM Prof. Edi Suharyadi dikukuhkan menjadi Guru Besar. Foto : UGM
Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial


Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

2 hari lalu

Bob Marley, saat tampil dalam acara Hammersmith Odeon, London, Inggris pada 1977. Keluarga penyanyi reggae asal Jamaika, Bob Marley meluncurkan produk yang mereka klaim sebagai merek ganja pertama di dunia. Anwar Hussein/Getty Images
Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?


10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

9 hari lalu

Warga Palestina, yang menjadi pengungsi akibat serangan militer Israel di Gaza selatan, berusaha untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara melalui pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Jalur Gaza tengah 15 April. 2024. REUTERS/Ramadan Abed
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel


Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

11 hari lalu

Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.


Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

13 hari lalu

Migran dari Thailand Cheng
Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker


Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

14 hari lalu

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.


Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

14 hari lalu

Ilustrasi minum susu/Danone
Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

Memilih antara susu sapi dan susu kerbau bergantung pada preferensi individu, kebutuhan nutrisi, dan pertimbangan pola makan.


Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

16 hari lalu

Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

17 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

20 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.