TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan pencernaan macam maag, asam lambung atau GERD, sering menjadi kekhawatiran kala Ramadan. Spesialis penyakit dalam (gastroenterologi) dari RSCM-FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam mengingatkan puasa Ramadan tetap dapat dijalani oleh para penderita penyakit asam lambung dengan beberapa catatan.
"Kesimpulannya janganlah takut untuk berpuasa bagi para penderita penyakit GERD atau asam lambung. Kalau merasa lambung tidak nyaman, sehari sebelum puasa dan sebelum sahur bisa minum obat terlebih dulu," ujar Ari.
Rasa tidak nyaman itu biasanya hanya terjadi 7-10 hari di awal puasa. Kemudian kondisi tubuh akan beradaptasi dan mulai nyaman menjalani puasa tanpa memerlukan bantuan obat. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini juga mengimbau untuk menghindari makanan asam, pedas, berlemak tinggi, terutama pada saat sahur.
"Kurangi konsumsi makanan yang dapat memicu meningkatnya asam lambung karena lemak tinggi yang terdapat pada makanan bersantan, susu, jeroan, makanan yang digoreng, serta daging, dapat memperberat cara kerja lambung sehingga puasa menjadi tidak nyaman," jelas Ari.
Makanan berjenis clean food seperti sayur yang direbus atau protein rendah lemak yang dikukus atau dibakar, serta makanan tanpa rasa pedas dan asam, bisa menjadi pilihan sebagai menu sahur. Pasalnya, makanan yang berlemak, pedas, serta asam hanya akan memperburuk kondisi lambung.
"Konsumsi makanan tinggi lemak saat sahur dapat membebani lambung. Nantinya jam 8 pagi perut mulai terasa tidak nyaman, begah istilahnya. Jadi, malah mengganggu ibadah puasa," kata Ari. "Kemudian saat berbuka baru bisa konsumsi makanan berlemak seperti kolak, gulai, atau rendang, tapi yang mindful, jangan berlebihan. Kalau mau konsumsi susu sebaiknya susu rendah lemak saja supaya aman."
Selain itu, kurangi konsumsi daging berlebihan kala puasa Ramadan. Konsumsi daging berlebihan dapat meningkatkan kadar lemak di lambung sehingga proses pengosongan lambung menjadi terhambat.
"Inilah yang menyebabkan perut terasa tidak nyaman seperti begah. Intinya, pengendalian diri. Ibadah puasa Ramadan tidak hanya mengajarkan kita untuk lebih rajin beribadah namun juga pengendalian diri. Ini bisa jadi obat mujarab bagi penderita asam lambung," kata Ari.
Ia menambahkan, makanan ringan atau jenis minuman manis rendah lemak bisa jadi pilihan menu berbuka.
"Setelah itu bisa salat Maghrib dulu, selesai salat baru makan berat. Tujuannya supaya lambung tidak kaget, makan beri makanan secara bertahap, tapi tetap tidak berlebihan," ujarnya.
Baca juga: Pasien Diabetes Ingin Puasa Ramadan, Sesuaikan dengan Faktor Risiko