Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anak-Anak Tak Termasuk Daftar Prioritas Vaksinasi Covid-19, Mengapa?

Reporter

image-gnews
Botol kecil berlabel stiker
Botol kecil berlabel stiker "Vaccine COVID-19" dan jarum suntik medis dalam foto ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020. [REUTERS / Dado Ruvi]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Program vaksinasi Covid-19 terus digencarkan oleh pemerintah. Vaksinasi telah dilakukan mulai awal tahun 2021. Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa vaksin memang tak sepenuhnya membuat penerimanya kebal dari Covid-19. Namun, vaksinasi akan mengurangi dampak yang timbul apabila tertular. Vaksin bekerja dengan cara menstimulasi kekebalan spesifik dalam tubuh.

Prioritas penerima vaksin adalah mereka yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah dewasa. Anak-anak tak termasuk dalam daftar prioritas penerima vaksin Covid-19. Mengapa?

Penduduk Indonesia yang berusia di bawah 18 tahun dapat menerima vaksinasi apabila sudah ada data keamanan vaksin yang memadai. Selain itu, juga perlu persetujuan penggunaan pada masa darurat atau emergency use authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Lucia Rizki Andalusia Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari BPOM mengatakan, belum ada informasi terpublikasi mengenai hasil uji klinik vaksin Sinovac untuk kelompok usia 3 hingga 17 tahun.

“Saat ini uji klinik fase I/II dengan melibatkan relawan dengan kelompok usia 3 hingga 17 tahun (anak-anak) sedang berlangsung di Cina, Negara asal produsen Vaksin Sinovac,” katanya pada 25 Maret lalu, di Jakarta.

Lucia menambahkan, apabila uji klinik fase I/II sudah rampung, maka akan dilanjutkan ke uji klinik fase III. Uji ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). WHO telah menginformasikan sejumlah persyaratan sebelum akhirnya produk vaksin mendapat izin untuk digunakan secara darurat.

Kementerian Kesehatan hingga kini masih menunggu rekomendasi vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak dari sejumlah lembaga terkait.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya, Gang Zeng yang merupakan Direktur Medis Sinovac dalam siaran pers menjelaskan uji klinis tahap awal dan menengah dari 550 lebih subjek menunjukkan bahwa vaksin tersebut akan memicu respons kekebalan. Dua penerima vaksin usia tiga tahun dan enam tahun mengalami demam tinggi sebagai respons.

Subyek uji coba lainnya mengalami gejala ringan. Hal ini dikatakan Gang Zeng menunjukkan bahwa vaksin Sinovac aman dan akan menghasilkan respons imun yang berpotensi berguna.

Sistem kekebalan tubuh pada anak berbeda dengan sstem kekebalan pada orang dewasa. Kekebalannya bervariasi, tergantung pada usia. Oleh sebab itulah perlu adanya data dan penelitian tambahan sebelum memberikan vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak. Misalnya dalam vaksinasi flu. Bayi berusia enam bulan ke atas harus mendapatkan vaksinasi flu setiap tahun, namun beberapa anak berusia enam bulan hingga delapan tahun mungkin memerlukan dua kali lipat dosis untuk perlindungan lebih. Hal ini sebab respons sistem kekebalan akan berbeda pada usia yang berbeda.

ANNISA FEBIOLA 

Baca: Mendongkrak Target Vaksinasi Covid-19 DKI Jakarta

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kasus Resto Sec Bowl Cuci Alat Masak di Toilet, Teten Masduki Usul Lembaga Konsumen Mengawasi

3 jam lalu

Restoran Sec Bowl. Instagram
Kasus Resto Sec Bowl Cuci Alat Masak di Toilet, Teten Masduki Usul Lembaga Konsumen Mengawasi

Menteri Koperasi Teten Masduki mengusulkan supaya ada lembaga konsumen yang melakukan pengawasan. Buntut kasus resto Sec Bowl yang mencuci alat masak


UNICEF: Eskalasi Israel-Lebanon Berdampak Buruk terhadap Anak-anak

13 jam lalu

Suasana rumah sakit American University of Beirut Medical Center (AUBMC) setelah pager yang mereka gunakan untuk berkomunikasi meledak di seluruh Lebanon, di Beirut, Lebanon, 17 September 2024. Duta besar Iran untuk Lebanon termasuk di antara 2.800 orang yang terluka oleh ledakan serentak di Beirut dan beberapa wilayah lainnya. REUTERS/Mohamed Azakir
UNICEF: Eskalasi Israel-Lebanon Berdampak Buruk terhadap Anak-anak

UNICEF memperingatkan dampak negatif dari eskalasi ketegangan antara Israel dan Lebanon terhadap anak-anak.


Tren Meracik Skincare Sendiri tanpa Kompetensi, BPOM Sebut 4 Bahayanya

22 jam lalu

Ilustrasi komestik vegan. Foto: Freepik
Tren Meracik Skincare Sendiri tanpa Kompetensi, BPOM Sebut 4 Bahayanya

BPOM menjelaskan empat bahaya meracik skincare sendiri tanpa kompetensi yang cukup dan hanya mengikuti beauty influencer.


Kenali Gejala dan Penyebab Mpox atau Cacar Monyet

22 jam lalu

Kalala, seorang pasien dengan ruam wajah yang disebabkan oleh virus mpox, duduk pada hari ketiga perawatannya di pusat perawatan Rumah Sakit Vijana di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, 30 Agustus 2024. REUTERS/Justin Makangara
Kenali Gejala dan Penyebab Mpox atau Cacar Monyet

Cacar monyet monkeypox (Mpox) salah satu penyakit yang disebabkan infeksi virus dari kelompok yang serupa dengan penyakit cacar. Apa gejalanya?


Waspada Mpox: Kasus Ditemukan di Filipina dan Malaysia, Negara Mana Lagi yang Terpapar?

23 jam lalu

Seorang perawat mempersiapkan ruangan isolasi khusus pasien positif terjangkit cacar monyet atau mongkeypox (Mpox) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dumai, Riau, Sabtu 31 Agustus 2024. Pihak RSUD Dumai menyediakan empat ruangan isolasi khusus penyakit cacar monyet (Mpox), mempersiapkan peralatan medis dan obat-obatan serta tenaga kesehatan untuk merawat pasien yang terjangkit penyakit itu. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Waspada Mpox: Kasus Ditemukan di Filipina dan Malaysia, Negara Mana Lagi yang Terpapar?

Pada Agustus 2024, beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk di Swedia, Filipina, dan Thailand, melaporkan peningkatan kasus Mpox atau cacar monyet.


WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

2 hari lalu

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutuk insiden di mana tank Israel menembaki konvoi yang dipimpin WHO di Gaza


PBB Serukan Jeda Kemanusiaan untuk Beri Dosis Kedua Vaksin Polio ke Anak-anak di Gaza

3 hari lalu

Seorang bocah Palestina divaksinasi polio di pusat layanan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah, 1 September 2024. REUTERS/Hussam Al-Masri
PBB Serukan Jeda Kemanusiaan untuk Beri Dosis Kedua Vaksin Polio ke Anak-anak di Gaza

Sekitar 560 ribu anak Palestina di bawah usia 10 tahun menerima dosis pertama vaksin polio.


Pemerintah Batal Bahas RUU Pengawasan Obat dan Makanan

3 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Pemerintah Batal Bahas RUU Pengawasan Obat dan Makanan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah dan DPR tidak akan melanjutkan pembahasan RUU Pengawasan Obat dan Makanan.


6 Penyebab Orang Sering Sakit

4 hari lalu

Ilustrasi pria sakit. Nbc.news.com
6 Penyebab Orang Sering Sakit

Berikut beberapa penyebab utama orang sering sakit, termasuk tertular dari anak dan kurang tidur.


Blokade Israel Bisa Memicu kelaparan di Gaza karena Toko Roti Tutup

4 hari lalu

Warga Palestina berebut menerima makanan yang dimasak oleh dapur amal, di tengah krisis kelaparan saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Jalur Gaza utara pada 14 Agustus 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Blokade Israel Bisa Memicu kelaparan di Gaza karena Toko Roti Tutup

Blokade Israel yang terus berlanjut memaksa lima dari enam toko roti yang beroperasi di wilayah Gaza utara tutup. Kelaparan di Gaza utara