TEMPO.CO, Jakarta - Kekhawatiran pada penyebaran COVID-19 varian Delta terus meningkat. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menyatakan varian Delta enam kali lebih cepat menular dibandingkan Alfa.
"Kenaikan kasus kita sangat signifikan dibanding Desember 2020 dan Januari 2021. Penyebabnya mobilitas tinggi di Ramadan dan libur Idul Fitri serta protokol kesehatan yang kendor," katanya.
Menurutnya, COVID-19 varian Delta lebih mempercepat laju penularan namun belum ditemukan bukti yang cukup kuat varian B1617.2 asal India itu memiliki kemampuan menyebabkan efikasi vaksin berkurang. Untuk itu, pemerintah terus mengupayakan percepatan vaksinasi untuk mengurangi laju penularan.
"Sebab di beberapa daerah kita juga menemukan varian ini," ujarnya.
Ketaatan masyarakat pada protokol kesehatan yang semakin berkurang berpotensi memfasilitasi varian baru menyebar di masyarakat.
"Delta ini kecepatan menularnya enam kali varian Alfa. Temuan kasus harian kita saat ini menyentuh angka di atas 15 ribu orang beberapa hari belakangan," katanya.
Siti Nadia menambahkan sebuah jurnal di Australia melaporkan kecepatan penularan COVID-19 varian Delta jika dihitung berdasarkan waktu berkisar 10 sampai 15 detik.
"Sehingga orang yang berpapasan tanpa masker sudah bisa membuat orang itu positif atau tertular," jelasnya.
Sementara varian yang lama membutuhkan waktu 10 sampai 20 menit untuk bisa membuat seseorang terpapar. "Delta ini bisa 10 kali kali lipat kecepatan penularannya dari varian lama," tuturnya.
Baca juga: Gejala Covid-19 Varian Delta, Apa Beda dengan Pendahulunya?