TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 35 warga RW 06 Koja, Jakarta Utara dilaporkan muntah-muntah usai konsumsi nasi boks yang dibagikan kader PSI. Akibat insiden keracunan makanan tersebut, pemilik warung mengklaim kesalahan akibat dirinya sendiri, dan meminta permohonan maaf. Namun, dalam ranah kesehatan, sebenarnya apa penyebab terjadinya keracunan makanan?
Melansir Mayoclinic di alamat mayoclinic.org, keracunan makanan bisa disebabkan oleh beragam faktor, di antaranya makanan terkontaminasi organisme menular (termasuk bakteri, virus dan parasit), akibat racun, dan adanya organisme infeksius atau toksinnya dapat mencemari makanan di setiap titik pemrosesan atau produksi. Kontaminasi juga dapat terjadi di rumah jika makanan tidak ditangani atau dimasak dengan benar.
NHS Inform di situsnya nhsinform.scot menjelaskan, kontaminasi pada makanan bisa terjadi akibat tidak memasak makanan secara menyeluruh (terutama daging), tidak menyimpan makanan dengan benar, meninggalkan makanan yang dimasak terlalu lama pada suhu hangat, tidak cukup memanaskan kembali makanan yang dimasak sebelumnya, seseorang yang sakit atau yang tangannya kotor menyentuh makanan, makan makanan yang telah melewati tanggal "penggunaannya", penyebaran bakteri antara makanan yang terkontaminasi (kontaminasi silang).
Lebih lanjut, seperti dikutip dari NHS UK pada situs nhs.uk, gejala yang dialami saat keracunan makanan termasuk merasa mual, muntah, diare, keram perut, suhu tinggi 38C atau lebih, merasa tidak enak badan (merasa lelah atau sakit dan kedinginan). Biasanya gejala-gejala tersebut bisa dirasakan seseorang beberapa jam maupun hari setelah mengkonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: 23 Warega Koja Keracunan Nasi Kotak PSI, Polisi Periksa Sisa Makanan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.