TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian terbaru oleh tim dari Amerika Serikat (AS) menunjukkan virus corona terbukti menginfeksi sel lemak atau adiposa. Pada orang obesitas dan memiliki jaringan lemak banyak, infeksi ini juga memicu peradangan dan dapat mengakibatkan organ-organ vital rusak, juga long Covid-19 yang lebih parah.
Dikutip dari akun Instagram @pandemictalks, obesitas adalah hal yang dapat dicegah dan dikendalikan. Pandemi dapat meningkatkan obesitas karena asupan kalori melebihi kebutuhan harian. Ini disebabkan kurangnya tidur dan aktivitas fisik seiring berkegiatan di rumah serta stres yang memicu kebiasaan makan tinggi lemak, gula, dan garam.
Di saat yang sama, obesitas meningkatkan risiko diabetes, kanker, hipertensi, stroke, gagal ginjal, penyakit jantung, gangguan kualitas hidup, dan masalah psikologi. Sementara, risiko terkena Covid-19 dan kematian tinggi karena obesitas, penelitian menemukan kelebihan berat badan berbanding lurus dengan rentannya penyakit parah akibat virus corona.
Orang obesitas pun tiga kali lebih berisiko rawat inap karena Covid-19 karena penyakit ini berhubungan dengan gangguan fungsi kekebalan tubuh. Meski begitu, ada hal yang bisa dicegah dari Covid-19 akibat faktor risiko obesitas. Semuanya adalah latihan fisik secara teratur, makan dengan gizi lengkap seimbang, dan istirahat yang cukup.
“Memiliki dan menjaga berat badan tetap sehat dan ideal dapat menghindari kita dari banyak penyakit. Gaya hidup sehat menjadi kunci bertahan di tengah pandemi,” tulis @pandemictalks.
Baca juga: Ini Hubungan antara Obesitas dengan Diabetes