TEMPO.CO, Jakarta - Intermittent fasting memang bermanfaat bagi penderita diabetes, namun metode diet ini memiliki risiko. Apa saja risiko metode ini bagi penderita diabetes?
Dilansir dari laman Healthline, Rabu, 31 Maret 2021, penderita diabetes yang melakukan intermittent fasting mungkin berisiko mengalami hipoglikemia dan hiperglikemia karena fluktuasi gula darah selama dan setelah periode tidak makan.
Ketika seseorang menggunakan obat-obatan atau insulin, lalu makan lebih sedikit daripada biasanya, gula darahnya bisa turun dan menyebabkan hipoglikemia.
Menurut Asosiasi Diabetes Amerika (ADA), hipoglikemia dapat menyebabkan gejala, seperti kegoyahan, kebingungan, sifat lekas marah, detak jantung cepat, merasa gugup, berkeringat, panas dingin, pusing, kantuk, energi rendah, penglihatan kabur, dan mual.
Sementara hiperglikemia terjadi saat seseorang makan lebih banyak, mungkin karena sangat lapar setelah puasa, dari biasanya yang menyebabkan gula darah naik. Ini bisa meningkatkan risiko komplikasi diabetes, seperti kerusakan saraf (neuropati), kebutaan, penyakit ginjal, penyakit jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.
Baca Juga:
Meski berisiko, penderita diabetes bukan tidak boleh mencoba metode diet ini. Dilansir dari laman Verywell Health, Selasa, 1 Maret 2022, konsultasikan dengan dokter apakah intermittent fasting adalah metode yang baik. Ikuti saran pakar kesehatan.
Jika diperbolehkan melakukan intermittent fasting, pertahankan diet seimbang selama periode puasa dan non-puasa dan jangan makan berlebihan selama periode non-puasa.
Sesaat sebelum berpuasa, makanlah makanan yang lebih lambat diserap dan tinggi serat. Makanan seperti ini biasanya memiliki skala indeks glikemik yang rendah. Pastikan makan makanan yang mengenyangkan untuk menjaga gula darah tetap stabil selama puasa, seperti buah-buahan, sayuran, dan salad segar.
Selama intermittent fasting, minumlah banyak cairan untuk menghindari dehidrasi. Namun, hindarilah minuman manis. Saat berbuka, batasi jumlah makanan berlemak atau manis. Cobalah memanggang, alih-alih menggoreng masakan dengan minyak. Selain itu uji kadar glukosa darah sesering mungkin.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Alasan Intermittent Fasting Bisa Mempengaruhi Kesehatan Mental
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.