TEMPO.CO, Jakarta - Puasa Ramadan banyak manfaatnya dan menyehatkan jasmani maupun rohani. Begitu kata direktur Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara dr. Agus Ujianto, Sp.B, M.Si.Med.
"Melakukan ibadah puasa itu sangat menyehatkan bagi semua umur, bukan hanya bagi orang dewasa saja tetapi juga anak-anak, orang tua, wanita hamil, dan semua orang yang mau melakukannya," katanya.
Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Digital Terintegrasi Indonesia (Perdigti) itu mengatakan banyak penelitian di dalam maupun luar negeri yang telah membuktikan manfaat puasa bagi kesehatan. Menurutnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan mental, fisik, dan sosial yang lengkap sehingga bukan sekadar tidak adanya penyakit atau kelemahan.
"Jadi, kesehatan yang didapatkan pada orang yang berpuasa tidak hanya secara fisik, juga sehat secara mental dan sosial," kata Ketua Pengurus Cabang Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kabupaten Banyumas itu.
Lebih lanjut, Agus mengatakan semua penyakit dalam tubuh seperti diabetes dan jantung bisa disembuhkan dengan cara melakukan terapi puasa karena berpuasa melatih stres. Dalam hal ini, stresor dalam bidang kesehatan merupakan stimulus atau peristiwa yang menimbulkan respons stres pada suatu organisme.
"Bukan hanya stres fisik saja tapi sampai ke organ dan sel-sel yang ada di dalam tubuh. Dengan berpuasa, kita bisa stresor kekebalan tubuh, kekuatan saraf, fungsi pencernaan, fungsi jantung, hingga ke tulang-tulang maupun sel organ dalam tubuh," jelasnya.
Menurutnya, berpuasa merupakan sesuatu yang sangat menyehatkan, juga diakui oleh sejumlah ilmuwan barat dengan menyebutnya sebagai puasa intermiten atau berjeda.
"Kalau dalam bahasa kita, jeda pada puasa intermiten itu merupakan waktu antara buka puasa dan sahur," kata mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Banjarnegara itu.
Ia mengatakan puasa intermiten sudah banyak digunakan sebagai terapi pada penyakit epilepsi, jantung, dan saraf. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Nikfarjam pada 2013, diketahui saat puasa Ramadan hingga satu bulan setelahnya terjadi peningkatan kecerdasan emosional, identifikasi diri, kontrol impuls, dan tanggung jawab.
"Penelitian terbesar di dunia yang dilakukan oleh keluarga Buchinger Wilhelmi selama 100 tahun menunjukkan bahwa puasa sangat baik untuk kesehatan," kata Agus.
Baca juga: Pilihan Olahraga saat Puasa Ramadan dan Jam yang Tepat