TEMPO.CO, Jakarta - Ketika tubuh mengalami sensasi berputar dan bergeraknya penglihatan baik secara objektif maupun subjektif, bisa jadi tubuh sedang mengalami vertigo. Melansir dari repository.unimus.ac.id, vertigo secara subjektif ketika seseorang merasa bergerak, sedangkan vertigo objektif terjadi saat seseorang merasa bahwa lingkungan di sekitarnya bergerak.
Melansir dari everydayhealth.com, berdasarkan jenisnya, vertigo memiliki dua jenis, yaitu vertigo perifer dan vertigo sentral. Vertigo perifer disebabkan oleh masalah di area telinga bagian dalam atau saraf vestibular. Bagian ini menghubungan telinga bagian dalam dan otak.
Vertigo perifer merupakan jenis vertigo yang paling umum. Sementara itu, vertigo sentral adalah gangguan yang terjadi di otak, terutama dibagian otak yang disebut serebelum. Vertigo jenis ini termasuk stroke, migrain, tumor otak, infekso, dan cedera otak traumatis.
Saat terjadi, vertigo memiliki beragam gejala. Gejala yang paling umum dari vertigo adalah perasaan atau sensasi tubuh merasa berputar aatu bergerak. Hal ini dipicu karena adanya gerakan kepala yang cepat, misalnya pukulan kepala. Gejala lain yang timbul dari vaertigo adalah migrain yang berlangsung beberapa menit hingga berjam-jam. Gejala-gejala lain yang timbl seperti pusing, gangguan pendengaran pada satu telinga, berdenging pada telinga, mual dan muntah, serta berkeringat.
Perbedaan Vertigo dan Pusing
Dikutip dari my.clevelandclinic.org, meskipun sekilas sama antara vertigo dan pusing, ternyata keduanya memiliki perbedaan. Pusing adalah perasaan tidak seimbang secara keseluruhan. Sementara vertigo timbul ditandai dengan sensasi tubuh sedang bergerak atau lingkungan sekitar berputar.
Rata-rata, serangan vertigo berlangsung selama beberapa detik hingga menit. Namun, di kasus yang parah vertigo bisa terjadi dalam waktu yang lama, bahkan bisa berbulan-bulan. Vertigo bisa dialami pada usia berapapun, tetapi seringnya dialami oleh seseorang yang berusia di atas 65 tahun. Wanita menjadi kelompok yang lebih mungkin mengalami vertigo dibandingkan pria. Vertigo juga bisa terjadi karena efek kehamilan.
Melansir dari webmd.com, pengobatan vertigo dilakukan berdasarkan penyebabnya. Dalam banyak kasus, vertigo hilang tanpa pengobatan apapun. Hal ini karena otak mampu beradaptasi, setidaknya sebagian, dengan perubahan telinga bagian dalam dan mengandalkan mekanisme lain untuk menjaga keseimbangan.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Gangguan Telinga Bisa Menyebabkan Vertigo
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.