TEMPO.CO, Jakarta - Virus hepatitis misterius menyerang banyak anak di berbagai negara belakangan ini. Tiga anak di Indonesia pun ikut menjadi korban dan meninggal dunia.
Adapun, transmisi penularan virus hepatitis (HAV) bisa menyebar dengan cepat melalui rute fekal-oral. Mayoritas pasien anak yang terinfeksi adalah yang mendatangi tempat dengan kontak fisik yang lama, seperti tempat penitipan anak.
Transmisi HAV menyebar melalui rute fekal-oral. Mayoritas pasien yang tertular penyakit memiliki kontak pribadi dengan orang yang terinfeksi.
"Penularan biasanya terjadi di tempat penitipan anak, penyebaran hepatitis biasanya terjadi sebelum kasus ditemukan," begitu penjelasan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Virus hepatitis ini biasanya diketahui setelah anggota staf penitipan anak mengalami gejala, seperti penyakit kuning, karena sebagian besar anak tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala yang tidak spesifik. Lalu, potensi paparan luas diperparah dengan kondisi anak yang belum dilatih untuk menggunakan kamar mandi umum.
Penularan hepatitis bisa terjadi dari komunitas sekitar, restoran, dan sekolah karena air atau makanan yang terkontaminasi. Di Amerika Serikat, kelompok kasus telah terlihat di sekitar adopsi internasional, banyak di antaranya terjadi pada kontak nonperjalanan dari orang yang diadopsi.
Penyebaran HAV nosokomial jarang terjadi. Di antara laporan ini termasuk wabah di unit perawatan intensif neonatal, di mana bayi baru lahir terinfeksi melalui transfusi darah dan kemudian menularkan virus ke bayi yang baru lahir lain dan anggota staf unit.
Masa inkubasi virus hepatitis di tubuh anak yakni 15-50 hari. HAV RNA dapat dideteksi dalam tinja setidaknya satu minggu sebelum timbulnya bukti histologis dan biokimia hepatitis dan dapat dideteksi setidaknya 33 hari setelah timbulnya penyakit. Pada bayi baru lahir dan anak-anak yang lebih muda, RNA HAV dapat dideteksi dalam tinja selama beberapa bulan.
Baca juga: Hepatitis Akut Renggut 3 Nyawa, Ini Imbauan Kemenkes
