Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cegah Kerusakan Saraf dengan Diagnosis Neuropati sejak Dini

Reporter

image-gnews
35-kosmo-kesemutan
35-kosmo-kesemutan
Iklan

TEMPO.CO, JakartaNeuropati adalah sebutan untuk kerusakan pada sistem saraf tepi. Kerusakan bisa mengenai sistem saraf sensorik atau perasa, sistem saraf motorik, sistem saraf otonom, ataupun kombinasi dari ketiga sistem saraf tersebut.

Ketua Pokdi Neuro Fisiologi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), mengatakan diagnosis neuropati sedini mungkin dapat mencegah kerusakan saraf yang tidak dapat diubah.

“Serabut saraf bisa melakukan regenerasi jika didiagnosis lebih awal atau lebih dini," ujar Manfaluthy.

Manfaluthy mengatakan bila diagnosis dilakukan terlambat dikhawatirkan akan ada satu titik kerusakan serabut saraf lebih dari 50 persen yang disebut sebagai point of no return atau tidak bisa kembali normal lagi.

"Maka pasien tersebut akan menjalankan sisa hidupnya dengan neuropati,” ujar Manfaluthy.

Manfaluthy mengatakan banyak pasien neuropati baru akan datang dan terdata di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) pada tahapan atau stadium lebih lanjut. Menurut penelitian yang dipublikasikan di International Journal Endocrinology pada 2019, sebanyak 55 persen pasien neuropati datang ke faskes dalam keadaan yang berat. Hanya 19 persen sampai 26 persen yang memeriksakan diri dalam keadaan ringan sampai sedang.

“Tentunya ini akan menjadi masalah karena neuropati semakin berat semakin sulit untuk diatasi,” jelas Manfaluthy.

Ia mengatakan neuropati pada tahap awal bisa diobati. Menurut data penelitian yang ia himpun, pemberian vitamin neurotropik pada pasien selama 12 minggu menunjukkan penurunan angka total symptom score (TSS) yang progresif dan signifikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Neuropati itu bisa dicegah dan diobati bila masih stadium awal sampai sedang. Bagaimana dengan mencegahnya? Yaitu dengan istirahat yang cukup, gizi seimbang, dan olahraga secara teratur,” kata Manfaluthy.

Ia menekankan penting untuk mengenali gejala-gejala neuropati sehingga dapat melakukan pencegahan sejak dini mengingat gejala penyakit ini tidak hanya ditemukan pada kelompok lanjut usia melainkan juga kelompok usia muda. Adapun sejumlah gejala neuropati antara lain kesemutan, kram, rasa terbakar, kaku-kaku, kulit kering atau mengkilap, dan mati rasa. 

Apabila gejala kesemutan mulai cenderung terjadi secara terus-menerus dan intensitasnya meningkat, Manfaluthy menganjurkan segera periksa ke dokter. Kesemutan yang normal biasanya terjadi saat bagian tubuh menekuk dan segera hilang beberapa waktu kemudian. Namun kesemutan pada neuropati tidak dipengaruhi posisi tubuh yang menekuk serta berlangsung secara lama dan berulang ulang.

Neuropati menimbulkan berbagai dampak pada penderita, mulai dari luka atau mudah terluka, penurunan berat badan, penurunan kekuatan motorik, penurunan sensasi rasa sehingga mudah terluka, impotensi, serta depresi, yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan kualitas hidup dan produktivitas.

"Terdapat banyak penyebab timbulnya neuropati, seperti adanya kekurangan vitamin B serta penyakit diabetes, dan penyakit-penyakit lain. Neuropati juga dapat terjadi akibat cedera dari aktivitas rutin sehari-hari," jelas Manfaluthy.

Lebih lanjut, dia juga mengatakan semua orang berisiko terkena neuropati namun ada pula orang-orang dengan risiko paling tinggi, yaitu pada kelompok lanjut usia, penderita diabetes, riwayat neuropati di keluarga, hipertensi, perokok, peminum alkohol, penderita penyakit-penyakit pembuluh darah, penderita kanker, orang yang terpapar bahan kimia, orang yang terinfeksi penyakit tertentu, atau orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang menyebabkan neuropati.

Baca juga: Apa Itu Neuropati Diabetik yang Kerap Menyerang Kaki dan Gejalanya

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Misophonia, Gejala Gangguan Suara dan Cara Mengatasinya

12 hari lalu

Ilustrasi wanita memegang telinga. Foto: Freepik.com/evening_tao
Mengenal Misophonia, Gejala Gangguan Suara dan Cara Mengatasinya

Misophonia merupakan kondisi dimana seseorang merasa tidak nyaman dan benci pada suara tertentu


Kesibukan Bikin Wanita Lupa Perhatikan Kesehatan Ini

27 hari lalu

Ilustrasi menahan pipis atau kencing. Shape.com
Kesibukan Bikin Wanita Lupa Perhatikan Kesehatan Ini

Kesibukan sering membuat wanita lupa diri sendiri, termasuk kondisi kesehatan. Padahal, ada beberapa gejala penyakit yang dianggap sepele tapi serius.


5 Manfaat Vitamin B7 atau Biotin

28 hari lalu

Ilustrasi putih dan kuning telur. pixabay.com/Baljeet Singh
5 Manfaat Vitamin B7 atau Biotin

Kekurangan asupan vitamin B7 bisa menyebabkan antara lain penipisan rambut, ruam kulit, kuku rapuh, dan mudah lelah.


Polandia Selidiki Wabah Penyakit Legionellosis

30 hari lalu

Ilustrasi tangan diinfus. hsi-med.com
Polandia Selidiki Wabah Penyakit Legionellosis

Polandia curiga kalau wabah Legionellosis adalah sabotase


Dinkes DKI Ajak Masyarakat Sering Cuci Tangan Cegah Penyakit Amoeba

31 hari lalu

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ngabila Salama, berpose di ruang kerja. (Foto: Antara)
Dinkes DKI Ajak Masyarakat Sering Cuci Tangan Cegah Penyakit Amoeba

Dinas Kesehatan DKI ajak masyarakat sering cuci tangan agar terhindar dari penyakit amoeba.


Sakit Gigi Beragam Penyebabnya, Apa Saja?

34 hari lalu

Ilustrasi merawat gigi (pixabay.com)
Sakit Gigi Beragam Penyebabnya, Apa Saja?

Sakit gigi bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan di tubuh


Kapan Penderita Skoliosis Boleh Dioperasi?

35 hari lalu

Operasi skoliosis
Kapan Penderita Skoliosis Boleh Dioperasi?

Dokter menjelaskan kapan penderita skoliosis perlu dioperasi. Bolehkah dipijat?


Mengenal Lebih Dekat dengan Penyakit ISPA

38 hari lalu

Ilustrasi penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).  ANTARA/FB Anggoro
Mengenal Lebih Dekat dengan Penyakit ISPA

ISPA dapat disebabkan oleh berbagai agen infeksi, termasuk virus, bakteri, dan jamur.


Ini 7 Penyakit akibat Terpapar Polusi Udara

39 hari lalu

Monas terlihat samar akibat polusi udara di Jakarta, 11 Agustus 2023. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W
Ini 7 Penyakit akibat Terpapar Polusi Udara

Polusi udara dapat menyebabkan sejumlah penyakit. Apa saja?


Kenali Gejala dan Penyebab Leukemia

45 hari lalu

Sel Leukemia.engadget.com
Kenali Gejala dan Penyebab Leukemia

Leukemia merupakan kanker darah di mana sel darah tumbuh secara abnormal dan cepat.