TEMPO.CO, Jakarta - Menghela napas merupakan hal yang wajar dan sering kita lakukan. Pada beberapa kasus, menghela nafas akan membantu menenangkan pikiran dan membuat tubuh menjadi lebih rileks.
Sering tidak sadari seseorang dapat menghela napas secara tiba-tiba. Namun benarkah menghela napas terjadi begitu saja? Laman Science Alert menulis bahwa menghela nafas sebenarnya merupakan refleks penting yang berguna untuk menjaga paru-paru dalam tubuh tetap sehat.
Para peneliti menyatakan bahwa terdapat dua neuron kecil yang berada di dalam batang otak. Hal itu akan mengubah napas normal menjadi helaan napas secara otomatis ketika paru-paru membutuhkan bantuan ekstra. Ini akan berulang selama 12 kali setiap jam atau kira-kira per lima menit.
Ilustrasi sesak nafas
Menurut peneliti dari Stanford University School of Medicine, Mark Krasnow setiap neuron akan memiliki fungsinya masing-masing pada cara jenis seseorang bernapas. Misalnya, ada satu yang berfungsi untuk memprogram napas pada umumnya, lalu yang satu lagi untuk menghela napas, dan sisanya untuk menguap hingga mengendus.
Para peneliti juga mengidentifikasi bahwa ketika seseorang menghela napas itu merupakan refleks yang sederhana, sampai melewati otak sadar.
Studi Cell Reports membagi kegiatan menghela napas dalam dua jenis, yaitu basal dan emosional. Untuk menghela nafas basal mengacu secara tidak sadar atau otomatis. Respons ini adalah bagian dari pernapasan normal dan fungsi paru-paru. Jenis helaan napas lainnya dipicu karena adanya reaksi emosional seperti kelegaan, kepuasaan, maupun stres.
Untuk menganalisis lebih lanjut, para peneliti mencoba menempatkan tikus dalam ruangan tertutup, kecil, dan sesak. Tujuannya untuk melihat pola pernapasan yang dihasilkan oleh hewan-hewan itu. Hasilnya, ruangan yang sempit membuat tikus stres. Tikus semakin sering menghela napas di setiap menitnya.
FATHUR RACHMAN
Baca juga: Yang Terjadi Saat Kita Menghela Napas