Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Ablasio Retina dan Penyebabnya

Reporter

image-gnews
ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis mata Soefiandi Soedarman mengatakan bercak-bercak hitam di penglihatan secara mendadak dapat menjadi gejala awal masalah retina atau ablasio retina, yang mengharuskan penderita memeriksakan diri ke dokter. Direktur Medis Klinik JEC dan tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) itu mengatakan gejala ini muncul akibat robekan pada retina atau fase awal ablasio retina.

"Ablasio retina merupakan penyakit ketika pada lapisan retina (lapisan tipis di belakang bola mata) terjadi suatu robekan atau lubang yang menyebabkan lapisan tipis ini akhirnya terangkat sehingga mengalami kekurangan oksigen atau nutrisi," katanya.

Soefiandi menuturkan ablasio retina berpotensi menyebabkan gangguan penglihatan atau kehilangan penglihatan secara mendadak atau perlahan sehingga harus dilakukan tindakan operasi segera. 

"Di kamar operasi retina JEC Menteng, kami kerap menemukan sampai 400 pasien per tahun yang membutuhkan penanganan operasi darurat ablasio retina,” tuturnya.

Gejala awal penyakit ini selain munculnya bercak hitam juga adanya sensasi seperti terkena kilatan cahaya layaknya dipotret menggunakan lampu kilat. "Terjadi saat sadar, bukannya tertidur atau merem," tutur Soefiandi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berbicara penyebab, ablasio retina bisa muncul karena trauma atau benturan pada mata atau tidak diketahui penyebabnya. Sementara terkait faktor risiko, riwayat minus tinggi menjadi salah satunya. Soefiandi mengatakan orang dengan minus tinggi memiliki bola mata lebih panjang dari ukuran normal. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor risiko timbulnya ablasio retina.

Faktor lain yakni usia. Semakin bertambah umur, ada faktor degenerasi dari dalam mata yang dapat meningkatkan risiko terjadinya ablasio retina.

"Ketiga, faktor sistemik seperti diabetes walau kaitannya tidak langsung. Jika terjadi kondisi kelainan di retina, bukan tidak mungkin terjadinya penyakit ini," kata Soefiandi.

Baca juga: Lakukan Kebiasaan Berikut untuk Cegah Rabun Jauh atau Miopi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Kontrol Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan

6 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Tips Kontrol Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan

Spesialis mata membagi tips mengontrol diabetes demi menghindari gangguan penglihatan dengan cara paling utama dan sederhana.


3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

18 hari lalu

Ilustrasi menyaksikan gerhana matahari. AP/Shizuo Kambayashi
3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

Berikut tiga mitos terkait gerhana matahari dan penglihatan serta faktanya. Lindungi selalu mata saat menontonnnya.


4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

20 hari lalu

Warga lanjut usia memeriksakan matanya dalam pelayanan kesehatan gratis di Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (31/1). Pemeriksaan diberikan kepada kalangan warga lanjut usia kurang mampu untuk mencegah bertambahnya angka kebutaan di Indonesia, khususnya perkotaan. TEMPO/Tony Hartawan
4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

Setelah usia mencapai 40-an, risiko masalah mata pun meningkat dan perlu diwaspadai. Berikut empat masalah tersebut.


5 Gejala Stroke Ringan, Jangan Diabaikan karena Bisa Jadi Kasus Lebih Besar

20 hari lalu

Ilustrasi stroke. scrubbing.in
5 Gejala Stroke Ringan, Jangan Diabaikan karena Bisa Jadi Kasus Lebih Besar

Gejala stroke ringan diklaim bisa hilang dalam 24 jam namun tak boleh dianggap serius. Berikut beberapa gejala dan apa yang perlu dilakukan.


Sebab Miras Oplosan Bisa Memicu Kebutaan Menurut Dokter Mata

20 hari lalu

Ilustrasi minuman keras atau miras oplosan metanol. Antara/Adeng Bustomi
Sebab Miras Oplosan Bisa Memicu Kebutaan Menurut Dokter Mata

Awas, kandungan metanol pada miras oplosan dapat menyerang saraf mata sehingga berisiko menyebabkan kebutaan.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

22 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Tips Jaga Kesehatan Mata saat Puasa Ramadan

34 hari lalu

Ilustrasi mata kering. shutterstock.com
Tips Jaga Kesehatan Mata saat Puasa Ramadan

Berikut hal-hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mata saat puasa Ramadan agar tak ada masalah serius pada penglihatan.


Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mata, Bahaya Jika Didiamkan

38 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mata, Bahaya Jika Didiamkan

Ada beberapa gejala diabetes yang terdeteksi di mata dan bila didiamkan akan menyebabkan kehilangan penglihatan.


Macam Faktor Risiko yang Memperparah Glaukoma

40 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. Shutterstock
Macam Faktor Risiko yang Memperparah Glaukoma

Dokter mata menyebut sejumlah faktor risiko yang dapat memperparah kondisi glaukoma, seperti faktor usia dan penyakit vaskular.


Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

41 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.