Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Keratoconus, Kondisi Kornea Mata Menjadi Menonjol

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi mata sipit. Shutterstock
Ilustrasi mata sipit. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keratoconus merupakan kondisi menipisnya kornea dan ketidakteraturan permukaan kornea yang mempengaruhi bagian kolagen. Dilansir dari Healthline, kondisi ini membuat permukaan mata menonjol keluar menyerupai kerucut. Keratonocus dapat menyebabkan penglihatan kabur atau terdistorsi.

Berdasarkan penelitian berjudul The Correlation between Keratoconus and Eye Rubbing yang terbit 2019 lalu, keratoconus pertama kali dijelaskan dalam literatur medis pada 1854. Kondisi ini paling sering berkembang selama masa remaja atau masa dewasa muda. Sekitar 96 persen keratonocus mempengaruhi kedua mata. Keratonocus diperkirakan mempengaruhi setidaknya 1 dari 2000 orang.

Mengutip John Hopkins Medicine, banyak pengidap keratoconus tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit tersebut. Gejala paling awal adalah penglihatan yang sedikit kabur atau penglihatan yang semakin buruk yang tidak mudah dikoreksi.

Gejala keratoconus lainnya meliputi:

  • Mengalami efek glare dan halos ketika berada di sekitar lampu
  • Kesulitan melihat di malam hari
  • Iritasi mata atau sakit kepala yang berhubungan dengan sakit mata
  • Peningkatan kepekaan terhadap cahaya terang
  • Penglihatan yang memburuk atau kabur secara tiba-tiba.

Para peneliti masih belum sepenuhnya memahami penyebab keratoconus. Namun, mereka menduga sejumlah faktor berikut dapat berperan, yakni:

- Faktor genetik

Diperkirakan bahwa beberapa orang dengan keratoconus dapat membawa gen yang memicunya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

- Mengidap gangguan lain

Keratoconus terkadang terjadi beriringan dengan gangguan lainnya seperti sindrom Down, sleep apnea, asma, serta beberapa gangguan jaringan ikat termasuk sindrom Marfan dan sindrom kornea rapuh, dan amaurosis bawaan Leber.

- Faktor risiko lingkungan

Beberapa faktor risiko lingkungan dapat berkontribusi pada perkembangan keratoconus, seperti menggosok mata yang berlebihan dan memakai lensa kontak.

HATTA MUARABAGJA

Baca juga: Apa yang Menyebabkan Seseorang Sakit Mata Silindris?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

19 hari lalu

Ilustrasi menyaksikan gerhana matahari. AP/Shizuo Kambayashi
3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

Berikut tiga mitos terkait gerhana matahari dan penglihatan serta faktanya. Lindungi selalu mata saat menontonnnya.


4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

21 hari lalu

Warga lanjut usia memeriksakan matanya dalam pelayanan kesehatan gratis di Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (31/1). Pemeriksaan diberikan kepada kalangan warga lanjut usia kurang mampu untuk mencegah bertambahnya angka kebutaan di Indonesia, khususnya perkotaan. TEMPO/Tony Hartawan
4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

Setelah usia mencapai 40-an, risiko masalah mata pun meningkat dan perlu diwaspadai. Berikut empat masalah tersebut.


Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mata, Bahaya Jika Didiamkan

39 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mata, Bahaya Jika Didiamkan

Ada beberapa gejala diabetes yang terdeteksi di mata dan bila didiamkan akan menyebabkan kehilangan penglihatan.


Macam Faktor Risiko yang Memperparah Glaukoma

41 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. Shutterstock
Macam Faktor Risiko yang Memperparah Glaukoma

Dokter mata menyebut sejumlah faktor risiko yang dapat memperparah kondisi glaukoma, seperti faktor usia dan penyakit vaskular.


Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

42 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.


Cara Mengatasi Mata Merah, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

44 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Cara Mengatasi Mata Merah, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Dokter memberikan tips mengatasi mata merah. Namun bila tak juga sembuh maka harus diperiksakan ke dokter mata karena efeknya bisa serius.


5 Penyebab Mata Merah, Alergi sampai Infeksi

44 hari lalu

Ilustrasi mata gatal atau mata merah. shutterstock.com
5 Penyebab Mata Merah, Alergi sampai Infeksi

Ketika mata mengalami iritasi, pembuluh darah halus di bagian putih mata membengkak. Saat terjadi, maka tampaklah mata merah.


Jangan Abaikan Bintitan Berulang, Bisa Berkembang Jadi Tumor di Mata

59 hari lalu

Ilustrasi mata bintitan. Wikimedia/Andre Riemann
Jangan Abaikan Bintitan Berulang, Bisa Berkembang Jadi Tumor di Mata

Waspadai bintitan di mata yang timbul secara berulang di wilayah mata yang sama karena bisa berkembang menjadi tumor.


5 Cara Alami Menjaga Kesehatan Mata

26 Februari 2024

Ilustrasi mata anak. Freepix.com
5 Cara Alami Menjaga Kesehatan Mata

Berikut cara alami yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan mata untuk penglihatan yang optimal.


Banyak yang Belum Paham Operasi Katarak, Begini Prosedurnya

20 Februari 2024

ilustrasi operasi katarak by istimewa
Banyak yang Belum Paham Operasi Katarak, Begini Prosedurnya

Salah satu masalah yang dipengaruhi usia adalah penglihatan, termasuk katarak. Cara mengatasinya adalah lewat operasi lensa mata.