TEMPO.CO, Jakarta - Louis van Gaal yang kini menjadi pelatih Timnas Belanda di Piala Dunia 2022 pernah mengumumkan bahwa dirinya mengalami kanker prostat. Untunya, setelah 25 kali melakukan pengobatan radiasi, ia berhasil selamat dari kanker tersebut. Kanker prostat adalah kanker yang terjadi dalam prostat. Prostat adalah kelenjar kecil berbentuk kenari pada pria yang menghasilkan cairan mani yang memelihara dan mengangkut sperma.
Banyak kanker prostat tumbuh lambat dan terbatas pada kelenjar prostat di mana kanker tersebut mungkin tidak menyebabkan kerusakan serius sehingga memerlukan perawatan minimal atau bahkan tanpa pengobatan. Namun, jenis kanker prostat lainnya bersifat agresif dan dapat menyebar dengan cepat, seperti yang dialami pelatih Timnas Belanda, Louis van Gaal.
Kanker prostat yang terdeteksi dini ketika masih terbatas pada kelenjar prostat saja dapat memiliki peluang terbaik untuk pengobatan yang berhasil. Akibatnya, penting untuk seseorang mengetahui gejala dari kanker prostat.
Melansir medicalnewstoday, meskipun cukup sering seseorang tidak memiliki gejala selama tahap awal kanker prostat, tetapi skrining dapat mendeteksi perubahan yang mengindikasikan kanker. Penyaringan melibatkan tes yang mengukur kadar PSA dalam darah. Saat sudah menunjukkan tingkat tinggi, kanker tersebut mungkin ada.
Baca: Louis van Gaal Ungkap Sedang Jalani Perawatan Kanker Prostat
Gejala Prostat
Bagi para pria, mungkin akan mengalami beberapa gejala prostat berikut, yaitu:
1. Kesulitan memulai dan mempertahankan buang air kecil
2. Sering ingin buang air kecil, terutama di malam hari
3. Aliran urin yang lemah
4. Darah dalam urin atau air mani
5. Buang air kecil atau ejakulasi yang menyakitkan
6. Nyeri punggung, pinggul, atau panggul
Seseorang dengan kanker prostat stadium lanjut mungkin juga tidak menunjukkan gejala. Namun, terdapat tanda-tanda potensial kanker prostat stadium lanjut, yaitu mengalami sakit tulang, penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa ada penjelasan medis, dan kelelahan.
Kanker prostat dapat diketahui ketika sel-sel di prostat mengalami perubahan DNA yang berisi instruksi untuk memberitahu perubahan sel. Perubahan memberitahu sel untuk tumbuh dan membelah akan terjadi lebih cepat daripada sel normal. Akibatnya, sel-sel abnormal terus hidup ketika sel-sel lain akan mati. Sel-sel abnormal yang terakumulasi membentuk tumor sehingga memungkinkan tumbuh untuk menyerang jaringan di dekatnya. Pada waktunya, beberapa sel abnormal dapat pecah dan menyebar (bermetastasis) ke bagian tubuh yang lain.
Risiko Kanker Prostat
Mengutip mayoclinic.org, terdapat pula faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker prostat, yaitu:
1. Usia yang lebih tua
Risiko terkena kanker prostat akan meningkat seiring bertambahnya usia. Biasanya, kanker ini terjadi setelah usia 50 tahun.
2. Ras
Untuk alasan yang belum ditentukan, orang kulit hitam memiliki risiko lebih besar terkena kanker prostat dibandingkan orang dari ras lain. Pada orang kulit hitam, kanker prostat juga cenderung bersifat agresif.
3. Riwayat keluarga
Jika saudara sedarah, seperti orang tua, saudara kandung, atau anak telah didiagnosa menderita kanker prostat, risiko keluarga lainnya mungkin meningkat. Selain itu, jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan gen yang meningkatkan risiko kanker payudara (BRCA1 atau BRCA2), risiko kanker prostat pun mungkin lebih tinggi.
4. Kegemukan
Seseorang dengan obesitas memiliki risiko terkena kanker prostat lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan ideal atau sehat. Pada orang gemuk, kanker lebih cenderung menjadi lebih agresif dan lebih mungkin untuk datang kembali setelah pengobatan awal.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca juga: Kisah Louis van Gaal Pelatih Timnas Belanda di Piala Dunia 2022 Melawan Kanker Prostat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.