TEMPO.CO, Jakarta - Clinomania erat kaitannya dengan tidur terus menerus. Fenomena ini dapat terjadi pada beberapa orang dengan sejumlah penyebab berbeda. Apa itu clinomania?
Dilansir dari jurnal Medicine and Health Rhode Island volume 93, clinomania adalah dorongan untuk tetap di tempat tidur.
Clinomania memiliki persamaan dengan istilah dysania dan clinofilia. Mengutip dari sleefoundation.org, dysania merujuk pada kesulitan ekstrim untuk bangun dari tempat tidur atau ketidakmampuan untuk meninggalkan tempat tidur. Dysania erat kaitannya dengan clinomania, yang merupakan obsesi atau keinginan mendalam untuk tetap di tempat tidur. Istilah-istilah ini tidak dikenal secara luas oleh komunitas medis.
Namun, beberapa profesional juga menggunakan istilah clinofilia. Clinofilia mengacu pada terlalu banyak waktu yang dihabiskan di tempat tidur baik pada malam maupun siang hari. Meskipun seseorang dengan clinofilia menghabiskan lebih banyak waktu berbaring di tempat tidur, jumlah waktu yang mereka habiskan untuk tidur tidak serta merta bertambah.
Ketiganya memiliki persamaan berupa menggambarkan kondisi individu yang menghabiskan waktu berlebih di tempat tidur. Meskipun sesekali bermalas-malasan di tempat tidur mungkin tidak perlu dikhawatirkan, menghabiskan terlalu banyak waktu di tempat tidur dapat membuat tidur malam menjadi lebih sulit. Ini mungkin juga merupakan gejala dari kondisi kesehatan yang mendasarinya
Baca juga:
Dysania, clinomania, dan clinofilia bukanlah gangguan yang berdiri sendiri tetapi mungkin merupakan gejala dari kondisi lain. Namun, penggunaan istilah ini tidak konsisten dalam komunitas medis. Ini berarti bahwa beberapa studi penelitian yang dipublikasikan menghubungkan istilah-istilah ini dengan kondisi medis tertentu.
Penyebab Clinomania
Menurut sleepfoundation.org, menghabiskan waktu berlebihan di tempat tidur mungkin merupakan tanda kondisi medis yang mendasari clinomania, seperti depresi. Depresi adalah gangguan suasana hati yang memiliki banyak gejala, antara lain penurunan minat pada aktivitas atau orang lain, perubahan berat badan, sulit tidur, dan kelelahan. Gejala-gejala ini dapat menyebabkan keinginan untuk tetap di tempat tidur dan tidak bangun.
Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di tempat tidur juga bisa menjadi gejala hipersomnia. Hipersomnia adalah gangguan kantuk berlebihan yang terjadi bahkan ketika seseorang harus bangun. Orang dengan hipersomnia mengalami tidur yang tidak nyenyak di malam hari dan dapat tertidur tanpa disengaja pada siang hari.
Masalah kesehatan lainnya dapat berkontribusi pada waktu ekstra yang dihabiskan di tempat tidur, meskipun penelitian tentang hubungan tersebut terbatas. Misalnya, inersia tidur adalah keadaan grogi saat bangun di pagi hari yang memengaruhi kinerja kognitif. Pengalaman ini mungkin membuat bangun dari tempat tidur menjadi tantangan.
Beberapa kondisi kesehatan dapat menyebabkan kelelahan yang ekstrim atau nyeri, seperti sindrom kelelahan kronis dan fibromyalgia (penyakit yang ditandai oleh rasa nyeri di sekujur tubuh, disertai rasa lelah dan gangguan tidur).
Orang dengan kondisi ini cenderung memiliki tidur yang tidak menyegarkan. Mereka mungkin juga tidur lebih lama sehingga menghabiskan waktu ekstra di tempat tidur akibat kelelahan.
Baca: Waspada Doyan Tidur Saat Hujan Ternyata Itu Penyakit
Mengatasi Clinomania
Menurut laman medicalnewstoday.com, ada beberapa cara yang dapat dilakukan jika mendapati diri anda tidak ingin terpisah dari tempat tidur. Antara lain:
1. Menetapkan tujuan
Terkadang, kecemasan tentang tugas hari itu bisa membuat Anda sulit bangun dari tempat tidur. Jika demikian, mungkin membantu membagi hari menjadi langkah-langkah yang dapat dikelola.
Penetapan tujuan adalah alat utama untuk orang dengan penyakit kronis yang ingin mengatur hidup mereka dan merasa lebih baik, termasuk mereka yang mengalami depresi.
Menetapkan tujuan bisa jadi mudah, tetapi mencapainya terkadang bisa menjadi tantangan. Untuk alasan ini, peneliti merekomendasikan pengaturan tujuan dengan konsep SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Timed) atau spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan berjangka waktu. Dengan cara ini, seseorang dapat merencanakan tujuan mereka dan mengetahui kapan mereka telah mencapainya.
2. Memelihara hewan
Penelitian menyarankan bahwa berinteraksi dengan hewan, seperti anjing dan kucing peliharaan, terkait dengan kesehatan mental dan fisik yang lebih baik, termasuk selama masa-masa sulit.
Orang yang berinteraksi dengan hewan mungkin mendapat skor lebih baik pada berbagai ukuran daripada mereka yang berinteraksi hanya dengan manusia dalam hal persepsi mereka tentang kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan, stres, kecemasan, kesejahteraan secara keseluruhan, emosi positif.
3. Menggunakan jam alarm
Secara teori, siklus terang-gelap pada siang dan malam serta jam tubuh individu harus memastikan orang tidur dan bangun pada waktu yang tepat untuk menghabiskan jumlah jam tidur yang sesuai. Namun, tuntutan kehidupan sehari-hari dapat mengganggu hal ini.
Jam alarm dapat membantu ketika orang perlu berada di suatu tempat lebih cepat dari yang diinginkan jam tubuh mereka, seringkali karena tekanan sosial atau pekerjaan. Terkadang kondisi kesehatan berarti seseorang tidur lebih dari yang diinginkan, atau tidak bisa tidur di malam hari dan lelah di pagi hari.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga: Enggan Beranjak dari Kasur Walaupun Sudah Bangun Tidur, Apa Penyebab Klinomania?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.