Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suti Karno Amputasi Kaki Kanan Akibat Diabetes, Mengapa Penderita Diabetes Rawan Amputasi?

image-gnews
TEMPO/Gunawan Wicaksono
TEMPO/Gunawan Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPemeran Atun dalam Si Doel Anak Sekolahan, Suti Karno merupakan seorang penderita diabetes. Ia telah mengidap penyakit ini sejak 2004 karena kebiasaannya yang suka minum minuman bersoda dan manis serta jarang mengonsumsi air putih. Akibat diabetes, ia lebih sering berolahraga seperti hanya sekadar berjalan kaki.

Kemudian, pada Oktober 2022, Suti Karno memutuskan untuk mengamputasi kakinya. Awalnya, luka kakinya hanya ada pada dua jari, tetapi ia kerap terlambat berobat lantaran kesibukannya syuting Si Doel Anak Sekolahan Series. Akibatnya, kedua jari kaki tersebut tidak bisa diselamatkan dan harus dilakukan amputasi. Namun, setelah mengamputasi dua jari kakinya, seminggu kemudian kondisi kakinya mulai menghitam dan mati.

Akhirnya, ia berkonsultasi dengan dokter vaskular karena takut lukanya semakin menyebar dan tidak bisa diselamatkan. "Saya sendiri yang minta diamputasi," kata dia kepada Feni Rose di acara Rumpi. Kini, Suti masih berusaha menyesuaikan diri dengan kursi roda sebelum nantinya dapat menggunakan kaki palsu.

Baca: Mahasiswa FIK UI Ciptakan Aplikasi Cegah Amputasi Diabetes

Diabetes dan Amputasi

Kedua hal ini kerap berhubungan satu sama lain. Amputasi merupakan komplikasi utama dari diabetes. Jika seseorang menderita diabetes, kemungkinan besar dokter akan merekomendasikan agar memeriksa kaki setiap hari untuk mengetahui perkembangan dari diabetes tersebut apakah berbahaya atau tidak. 

Melansir healthline, dalam beberapa kasus, diabetes dapat menyebabkan penyakit arteri perifer (PAD) sehingga pembuluh darah seseorang menyempit dan mengurangi aliran darah ke tungkai dan kaki. Ini juga dapat menyebabkan kerusakan saraf yang dikenal sebagai neuropati perifer sehingga dapat mencegah seseorang dari rasa sakit. Jika seseorang tidak dapat merasakan sakit, mungkin tidak menyadari bahwa dirinya memiliki luka atau bisul di kaki. 

Selain itu, berkurangnya aliran darah juga dapat memperlambat penyembuhan luka dan membuat tubuh kurang efektif ketika melawan infeksi. Akibatnya, luka mungkin tidak sembuh, seseorang akan mengalami kerusakan atau kematian jaringan dan infeksi yang dapat menyebar ke tulang. Jika infeksi tidak dapat dihentikan atau kerusakan tidak dapat dikembalikan, amputasi mungkin diperlukan. Biasanya amputasi penderita diabetes dilakukan pada tungkai, telapak kaki, dan jari kaki.

Menurut niddk.nih.gov, sekitar 130.000 orang di Amerika Serikat yang menderita diabetes harus diamputasi setiap tahun. Namun, angka tersebut hanya persentase kecil dari lebih dari 37,3 juta orang di Amerika Serikat yang menderita diabetes.

Ditambah pula dengan manajemen diabetes yang berkelanjutan, perawatan kaki, dan perawatan luka sehingga banyak penderita diabetes dapat membatasi risiko amputasi atau mencegahnya sama sekali. Namun, bagaimana jika amputasi menjadi satu-satunya pilihan bagi para penderita diabetes untuk mengobati luka?

Melansir mayoclinic.org, perawatan untuk ulkus kaki penderita diabetes tergantung pada lukanya. Sebagian besar perawatannya adalah dengan mengangkat jaringan mati atau kotoran, menjaga luka tetap bersih, dan membantu penyembuhan. Luka perlu sering diperiksa, minimal 1 sampai 4 minggu sekali. Lalu, ketika penderita diabetes juga mengalami maag dapat menyebabkan hilangnya jaringan yang parah atau infeksi mengancam nyawa penderita. Akibatnya, amputasi mungkin merupakan satu-satunya pengobatan yang harus dilakukan. 

Saat melakukan amputasi untuk para penderita diabetes, seorang ahli bedah akan mengangkat jaringan yang rusak dan menjaga jaringan sehat sebanyak mungkin. Setelah operasi, seseorang akan tinggal di rumah sakit selama beberapa hari atau minggu, yaitu 4-6 minggu agar luka sembuh sepenuhnya.

RACHEL FARAHDiBA R 

Baca juga: Baru Naik KRL Maudy Koesnaedi dan Suti Karno Sibuk Foto-foto

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

14 jam lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

2 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

2 hari lalu

Ilustrasi cuci tangan. Dok. Save The Children
Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.


Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

2 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

Penderita diabetes tipe 2 mengalami masalah gangguan tidur karena ketidakstabilan kadar gula darah dan gejala terkait diabetes.


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

3 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

5 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

5 hari lalu

Gejala diabetes pada anak di antaranya adalah sering haus dan sering pipis. Kenali gejala lainnya agar mendapatkan penanganan yang tepat. Foto: Canva
10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

Diabetes adalah salah satu penyakit mematikan. Ketahui beberapa gejala diabetes yang perlu diwaspadai. Mulai dari sering harus hingga kesemutan.


Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

5 hari lalu

Kolam terapi ikan di Setu Babakan, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, dibuka gratis untuk masyarakat mulai Selasa (25/8/2020).(ANTARA/HO-Kominfotik Jakarta Selatan)
Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.


Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

6 hari lalu

Ilustrasi kue kering. ANTARA/Feny Selly
Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

Berikut panduan porsi makan yang sehat untuk menjaga gula darah tetap stabil seusai Lebaran dari dokter penyakit dalam.


Tips Kontrol Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan

6 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Tips Kontrol Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan

Spesialis mata membagi tips mengontrol diabetes demi menghindari gangguan penglihatan dengan cara paling utama dan sederhana.