Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inilah 6 Mitos yang Keliru terkait Kesehatan Jantung

image-gnews
Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selama ini terdapat sejumlah mitos terkait kesehatan jantung, salah satunya menurunkan intensitas kegiatan fisik setelah didiagnosis memiliki masalah jantung. Hal ini tentu keliru karena gaya hidup yang minim aktivitas fisik slow killer. Aktivitas fisik memperkuat jantung, meningkatkan aliran darah, dan menjaganya tetap sehat.

Dilansir dari Times of India, berikut deretan mitos terkait kesehatan jantung yang keliru:

1. Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi menyerang pada usia yang lebih tua

Meski hal ini ada benarnya karena tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, tetapi itu bukanlah alasan mengapa kolesterol dan tekanan darah meningkat usia tua. Memasuki usia tua, arteri menjadi mengeras dan kaku. Ini memaksa jantung untuk memompa darah lebih keras sehingga tekanan darah meningkat. Namun, risiko kolesterol tinggi sebagian besar bergantung pada gaya hidup, pola makan, dan kebugaran individu.

2. Jika sudah minum obat, Anda aman

Minum obat untuk kolesterol tinggi tidak melindungi 100 persen. Statin mengatur jumlah kolesterol yang diproduksi di hati dan oleh karenanya mengurangi jumlah keseluruhan kolesterol dalam tubuh dan mengurangi risiko pengendapan di arteri. Namun, jika masih melanjutkan pola makan yang sarat lemak, statin tidak akan banyak membantu.

3. Hanya konsumsi makanan yang direbus jika memiliki masalah jantung

Setelah didiagnosis dengan komplikasi jantung, banyak yang menyarankan untuk beralih ke makanan yang direbus, tanpa minyak, bumbu, dan lebih sedikit garam. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi konsumsi minyak, Namun menghentikan konsumsi lemak secara ekstrim dapat memberikan efek buruk lainnya. Ini dapat mempengaruhi nafsu makan dan juga menyebabkan perubahan suasana hati.

Setelah timbulnya masalah jantung, yang mesti dihentikan adalah mengonsumsi lemak jenuh, lemak terhidrogenasi sebagian, dan lemak trans. Makan ikan berlemak sekali atau dua kali seminggu juga disarankan.

4. Obat diabetes membantu menghindari gangguan kardiovaskular

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Komplikasi diabetes dan jantung saling mengikuti satu sama lain. Ada beberapa faktor risiko diabetes yang tumpang tindih dengan penyakit jantung, misalnya tekanan darah tinggi, obesitas, kurang gerak, dan merokok. Meskipun pengobatan diabetes akan menjaga gula darah terkendali dan mengurangi risiko penyakit jantung, obat ini tidak akan melindungi sepenuhnya dari kondisi jantung yang negatif.

5. Orang dengan riwayat keluarga yang memiliki serangan jantung sudah pasti akan mengalaminya juga

Kecenderungan genetik terhadap penyakit jantung membuat seseorang rentan terhadap kejadian kardiovaskular, tetapi hal itu bukan berarti tidak ada yang dapat dilakukan untuk menghindarinya. Konsultasi medis tepat waktu, melakukan aktivitas fisik, mengurangi merokok, mengurangi konsumsi alkohol, menurunkan konsumsi makanan olahan dan lemak trans, makan sayur dan buah musiman, dan mengonsumsi minyak sehat dapat meningkatkan kesehatan dan menghindari serangan jantung.

6. Mulai melakukan pemeriksaan jantung secara teratur setelah melewati usia 40 tahun

Ini adalah mitos lain yang menghubungkan penyakit jantung dengan usia. The American Heart Association merekomendasikan pengujian kadar kolesterol darah mulai dari usia 20 tahun. 

“Untuk menguji kadar lipid pada anak-anak, disarankan untuk melakukannya setelah berusia 9 tahun. Dan sekali lagi, disarankan untuk mengulanginya antara kelompok usia 17 hingga 20 tahun,” saran Praveen Kulkarni, ahli jantung di Global Hospitals Parel. Setelah usia 20 tahun, seseorang harus melakukan pemeriksaan setiap 5 tahun. 

HATTA MUARABAGJA

Baca juga: 5 Mitos dan Fakta tentang Penyakit Jantung yang Bikin Bingung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

14 jam lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

1 hari lalu

Ilustrasi stroke. autoimuncare.com
Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

Masyarakat diimbau mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol demi mencegah serangan stroke yang bisa datang kapan pun.


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

2 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.


Sering Disisihkan dari Piring Makan karena Pahit, Ketahui Manfaat Luar Biasa Pare

3 hari lalu

Ilustrasi oseng pare tempe. Cookpad/Tri Yunianti
Sering Disisihkan dari Piring Makan karena Pahit, Ketahui Manfaat Luar Biasa Pare

Pare merupakan salah satu sayuran yang menyimpan beragam manfaat kesehatan yang luar biasa.


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

5 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


Cara dan Waktu yang Tepat untuk Cek Kolesterol

6 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Cara dan Waktu yang Tepat untuk Cek Kolesterol

Salah satunya dengan cek kolesterol rutin. Hal ini agar seseorang bisa melakukan pengobatan-pengobatan lebih cepat


Masih Jalani Arus Balik Lebaran? Lakukan Power Nap untuk Bantu Kembalikan Fokus Menyetir

6 hari lalu

Seorang pengemudi tidur setelah menghadapi kemacetan di Jalur Indramayu, Jawa Barat, Senin (5/9). Pada Puncak Arus Balik lebaran tahun ini terjadi kemacetan hampir di semua kota sehingga waktu tempuh menuju Jakarta hampir 2 kali lipat dibanding waktu normal. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Masih Jalani Arus Balik Lebaran? Lakukan Power Nap untuk Bantu Kembalikan Fokus Menyetir

Power nap dapat membantu kembalikan fokus selama perjalanan panjang arus balik lebaran. Bagaimana caranya?


Usai Santap Menu Lebaran Normalkan Kolesterol dengan 5 Buah-buahan Ini, Termasuk Alpukat dan Nanas

7 hari lalu

Ilustrasi jus alpukat. shutterstock.com
Usai Santap Menu Lebaran Normalkan Kolesterol dengan 5 Buah-buahan Ini, Termasuk Alpukat dan Nanas

Beberapa buah dapat menurunkan kadar kolesterol. Saatnya mengonsumsi alpukat, buah beri hingga nanas untuk luruhkan kolesterol jahat.


Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

8 hari lalu

Ilustrasi cek kesehatan (Pixabay,com)
Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.