TEMPO.CO, Jakarta - Protein merupakan nutrisi penting yang berperan dalam proses pembentukan dan perbaikan sel serta jaringan tubuh. Protein juga memiliki peran penting dalam produksi enzim dan berbagai hormon pada tubuh. Namun, kelebihan protein juga tidak baik untuk kesehatan.
Dilansir dari Medical News Today, rata-rata jumlah yang direkomendasikan untuk protein dihitung dengan menggunakan rasio 1 gram protein untuk setiap 1 kilogram berat badan.
Orang dewasa umumnya dianjurkan untuk makan 0,8 gram per kilogram berat badan setiap hari. Beberapa penelitian juga menemukan bahwa orang perlu meningkatkan asupan protein seiring bertambahnya usia.
Dikutip dari Healthline, berikut 9 masalah yang akan muncul saat seseorang mengonsumsi protein secara berlebihan:
1. Penambahan berat badan
Protein yang berlebihan biasanya disimpan sebagai lemak. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dari waktu ke waktu, terutama jika mengonsumsi terlalu banyak kalori saat mencoba meningkatkan asupan protein. Sebuah studi pada 2016 menemukan bahwa penambahan berat badan secara signifikan berkaitan dengan diet di mana protein dapat menggantikan karbohidrat.
2. Bau mulut
Makan protein dalam jumlah besar dapat menyebabkan bau mulut, terutama jika membatasi asupan karbohidrat. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa 40 persen peserta melaporkan bau mulut. Hal ini bisa terjadi karena tubuh memasuki kondisi metabolisme yang disebut ketosis, yang menghasilkan bahan kimia yang mengeluarkan bau tidak sedap.
3. Sembelit
Dalam studi yang sama, 44 persen peserta penelitian melaporkan terjadinya sembelit. Hal ini karena mengonsumsi tinggi protein dapat membatasi karbohidrat sehingga rendah serat.
4. Diare
Makan terlalu banyak protein seperti susu atau makanan olahan bisa menyebabkan diare. Terutama jika seseorang tidak toleran terhadap laktosa atau mengonsumsi sumber protein seperti daging goreng, ikan, dan unggas.
5. Dehidrasi
Tubuh membuang kelebihan nitrogen dengan cairan dan air. Hal ini bisa membuat seseorang dehidrasi meski tidak merasa lebih haus dari biasanya. Sebuah studi kecil pada 2002 yang melibatkan atlet menemukan bahwa ketika asupan protein meningkat, tingkat hidrasi menurun. Namun, sebuah studi pada 2006 menyimpulkan bahwa mengonsumsi lebih banyak protein berdampak minimal pada hidrasi.
6. Kerusakan ginjal
Kelebihan protein dapat menyebabkan kerusakan pada orang dengan penyakit ginjal yang sudah ada sebelumnya. Hal ini karena tubuh kelebihan nitrogen dalam asam amino yang menyusun protein. Ginjal yang rusak harus bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan nitrogen dan produk limbah dari metabolisme protein.
7. Peningkatan risiko kanker
Studi telah menunjukkan bahwa diet tinggi protein tertentu yang sangat tinggi protein berbasis daging merah berkaitan dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker. Makan lebih banyak daging merah atau olahan berkaitan dengan penyakit kolorektal, payudara, dan kanker prostat.
8. Penyakit jantung
Mengonsumsi banyak daging merah dan produk susu penuh lemak dapat menyebabkan penyakit jantung. Hal ini bisa juga berkaitan dengan asupan lemak jenuh dan kolesterol yang lebih tinggi. Menurut studi pada 2010, makan daging merah dalam jumlah besar dan produk susu tinggi lemak terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung koroner pada wanita.
9. Kehilangan kalsium
Mengonsumsi tinggi protein dan daging dapat menyebabkan hilangnya kalsium. Hal ini dapat berkaitan dengan osteoporosis dan kesehatan tulang yang buruk. Studi pada 2013 menemukan hubungan antara tingkat konsumsi protein yang tinggi dan kesehatan tulang yang buruk.
WINDA OKTAVIA
Pilihan Editor: 6 Risiko Masalah Kesehatan Jika Kekurangan Protein