Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bedanya MSG Fortifikasi dan MSG Biasa, Ini Kata Ahli

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Media Workshop Cinta Pakai Micin, Why Not? /Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI) .
Media Workshop Cinta Pakai Micin, Why Not? /Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI) .
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar bidang Rekayasa Proses Pangan Intitut Pertanian Bogor Dede Robiatul Adawiyah mengatakan tidak ada perbedaan takaran antara MSG fortifikasi dan biasa. MSG atau mono sodium glutamat merupakan zat penambah rasa pada makanan yang dapat menghasilkan rasa umami atau gurih. Dalam penggunaannya, MSG akan menghasilkan rasa yang cukup kuat meskipun hanya sedikit.

“Kalau makanan itu harus ada rasanya. (Rasa) umami senyawa standarnya adalah MSG. Untuk membuat rasa gurih atau umami, hanya menambahkan sedikit saja (sebanyak) 0,01 gram saja sudah (cukup),” kata Dede dalam gelar wicara “Cinta Pakai Micin, Why Not?” yang diadakan olehPerkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia P2MI (P2MI) di Jakarta.

Inovasi pada bahan pangan yang semakin berkembang, salah satunya penambahan zat pelengkap atau fortifikasi menjadi umum pada MSG. Beberapa produk MSG dapat diberi tambahan zat pelengkap, seperti yodium, zat besi, dan vitamin A.

Biasanya, penambahan zat pelengkap tersebut dilakukan untuk meningkatkan status gizi dalam MSG. Meskipun MSG hanya digunakan sebagai bumbu penyedap rasa pada makanan, MSG fortifikasi dinilai dapat menjadi terobosan dalam teknologi pangan terkini. Terdapat sedikit perbedaan kandungan antara MSG fortifikasi dan MSG biasa, tetapi tidak ada perbedaan dalam takaran penggunaannya. Menurut Prof. Dede, bahan dasar MSG fortifikasi dan MSG biasa yang sama membuat takaran penggunannya pun sama.

“Sebetulnya mungkin ada, tapi kalau dia basisnya adalah MSG kemudian di fortifikasi, basisnya tetap MSG. Kebetulan, dia MSG yang mengandung vitamin A atau yodium, misalnya. Jadi, takarannya (sesuai) takaran MSG (biasa),” ujar Dede.

Dede juga mengingatkan untuk menggunakan MSG sesuai takaran, meski menggunakan MSG fortifikasi. Hal ini untuk menghindari seseorang terkena CSR (Chinese Restaurant Syndrome), yaitu gejala kelebihan MSG seperti sakit kepala, mual, dan lemas.

Ia juga menjelaskan takaran setiap negara terhadap MSG tergantung dari kebijakan pihak pengawas makanan yang berwenang. Badan Pengawas Obat dan Minuman (BPOM) menganjurkan untuk menggunakan MSG secukupnya agar menghindari CRS di atas. “Kalau dilihat dari toksisitas ini (MSG) rendah. ADI (dosis yang setiap hari diperbolehkan) nya tidak dinyatakan, tetapi bervariasi,” kata Dede.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

MSG (Monosodium Glutamat) atau biasa yang dikenal sebagai micin, adalah salah satu penyedap rasa semua masakan yang terbuat dari garam natrium dan asam glutamat. Semua orang sepertinya sudah tahu apa itu micin, dan juga pernah merasakan sedapnya masakan yang menggunakan micin. Asam glutamat pada micin dapat memberikan rasa gurih yang berbeda dari penyedap makanan lainnya.  Berdasarkan sejarahnya, MSG pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun 1908 oleh seorang professor bernama Kikunae Ikeda. Kikunae Ikeda mengekstrak dan mengkristalkan glutamat dari kaldu rumput laut untuk dijadikan butiran MSG.

Ketua Bidang Komunikasi Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI) Satria Gentur Pinandita mengklaim MSG aman dikonsumsi oleh semua tahapan usia. Kadar keamanan MSG dijelaskan pada Permenkes dan  BPOM. Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan menjelaskan bahwa MSG dikategorikan sebagai bahan tambahan pangan. Sifatnya tidak menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan dengan batasan pemakaian secukupnya. Bahkan lembaga internasional seperti  Food and Drug Administration (FDA) dan World Health Organisation (WHO) juga telah memverifikasi keamanan MSG.

Dede mengatakan bahwa MSG mempunyai rasa, yaitu rasa umami yang merupakan rasa dasar kelima, selain asin, asam, manis dan pahit. Alasannya MSG memiliki reseptor sendiri pada permukaan lidah dan aman dikonsumsi. MSG atau micin MSG memiliki acuan nilai asupan harian (ADI) sebagai not specified atau tidak dinyatakan, ini berarti MSG adalah bahan yang aman. "Bahkan kenyataannya, kadar natrium (Na) pada MSG lebih sedikit ketimbang garam dapur. MSG mengandung 12 persen Na, sedangkan garam dapur 39 persen. Artinya, kandungan Na di MSG lebih  sedikit dibandingkan garam dapur sehingga risiko hipertensi akibat konsumsi Natrium berlebih lebih tinggi pada garam dapur”, kata Dede.

Pilihan Editor: Konsumsi Garam Berlebih Bisa Berbahaya, Hipertensi dan Gagal Jantung Siap Datang

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

ANTARA

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Buat Konten Ulasan Kosmetik yang Obyektif dari BPOM dan Dokter Kecantikan

4 hari lalu

Ilustrasi mencoba produk kosmetik. Boldsky
Tips Buat Konten Ulasan Kosmetik yang Obyektif dari BPOM dan Dokter Kecantikan

Berikut lima tips dari BPOM dan pakar yang perlu diperhatikan agar konten kecantikan ulasan produk kosmetik tetap obyektif.


BPOM Luncurkan 2 Buku Edukasi Kosmetik Aman untuk Influencer dan Masyarakat

5 hari lalu

Peluncuran program INSPIRASI (Intensifikasi Peningkatan Literasi Beauty Enthusiast) oleh Kepala BPOM, Rabu 20 September 2023 di Hotel Shangri-La Jakarta. TEMPO/Intan Setiawanty
BPOM Luncurkan 2 Buku Edukasi Kosmetik Aman untuk Influencer dan Masyarakat

Dalam rangka edukasi soal kosmetik aman untuk para beauty enthusiast, BPOM meluncurkan dua buku panduan memilih dan mempromosikan produk kosmetik.


BPOM Luncurkan Program INSPIRASI untuk Edukasi soal Kosmetik

5 hari lalu

Peluncuran program INSPIRASI (Intensifikasi Peningkatan Literasi Beauty Enthusiast) oleh Kepala BPOM, Rabu 20 September 2023 di Hotel Shangri-La Jakarta. TEMPO/Intan Setiawanty
BPOM Luncurkan Program INSPIRASI untuk Edukasi soal Kosmetik

BPOM meluncurkan program baru yang bertujuan untuk mengedukasi beauty enthusiast agar dapat mendukung pengawasan kosmetik di Indonesia.


Kratom Dinilai Mengandung Psikotropika, Kemendag Bakal Temui BNN Sebelum Dorong Ekspor

24 hari lalu

Seorang petani kratom sedang memetik daun kratom di wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. (ANTARA/Timotius)
Kratom Dinilai Mengandung Psikotropika, Kemendag Bakal Temui BNN Sebelum Dorong Ekspor

Kemendagakan akan berdiskusi dengan BNN dan BPOM sebelum mendorong ekspor kratom.


Zulhas Setujui Ekspor Kratom, Tanaman Herbal yang Dinilai Berbahaya oleh BNN dan BPOM

25 hari lalu

Seorang warga memperlihatkan dua lembar daun kratom atau daun purik jenis tulang merah di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Minggu 13 September 2020. Tanaman kratom (mitragyna speciosa) memiliki tiga jenis varian yaitu tulang merah (Red Vein), tulang hijau (Green Vein) dan tulang putih (White Vein) tersebut menjadi komoditas pertanian unggulan di daerah setempat. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/pras.
Zulhas Setujui Ekspor Kratom, Tanaman Herbal yang Dinilai Berbahaya oleh BNN dan BPOM

Zulhas mengatakan permintaan pasar terhadap kratom sangat tinggi, khususnya dari Amerika Serikat.


Loka POM Solo Sita 20.041 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Berbahaya

26 hari lalu

Beberapa produk obat tradisional yang mengandung bahan Kimia Obat (OT-BKO) Ilegal di BPOM, Jakarta (9/19). TEMPO/Arnold Simanjuntak
Loka POM Solo Sita 20.041 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Berbahaya

Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Kota Solo telah menyita berbagai jenis obat tradisional yang mengandung bahan kimia berbahaya.


Alasan Indonesia Walk Out di KTT Melanesia dan MSG Tolak Keanggotaan ULMWP Benny Wenda

27 hari lalu

Benny Wenda, pemimpin perjuangan Kemerdekaan Papua saat menghadiri Sidang Umum PBB di New York, AS, pekan lalu. TEMPO/Raimundos Oki
Alasan Indonesia Walk Out di KTT Melanesia dan MSG Tolak Keanggotaan ULMWP Benny Wenda

Indonesia lakukan walk out di KTT Melanesia karena sebut narasi ULMWP Benny Wenda soal Papua bohong. MSG juga tolak keanggotaannya.


RI Klaim Benny Wenda Bawa Narasi Bohong soal Papua di KTT Melanesia

28 hari lalu

Benny Wenda (kiri) dan PM Fiji Sitiveni Rabuka. Foto diunggah Rabuka pada 24 Februari 2023. (Twitter/@slrabuka)
RI Klaim Benny Wenda Bawa Narasi Bohong soal Papua di KTT Melanesia

Kementerian Luar Negeri menilai Gerakan Bersatu Pembebasan Papua Barat atau ULMWP yang dipimpin oleh Benny Wenda menyampaikan narasi bohong tentang situasi di Papua dalam Konferensi Tingkat Tinggi Melanesian Spearhead Group.


Buntut RI Walkout saat Benny Wenda Bicara di KTT Melanesia, MSG Tolak Keanggotaan ULMWP

29 hari lalu

Benny Wenda, pemimpin perjuangan Kemerdekaan Papua saat menghadiri Sidang Umum PBB di New York, AS, pekan lalu. TEMPO/Raimundos Oki
Buntut RI Walkout saat Benny Wenda Bicara di KTT Melanesia, MSG Tolak Keanggotaan ULMWP

Indonesia menyambut baik keputusan Grup Ujung Tombak Melanesia (MSG) menolak pengajuan keanggotaan dari kelompok separatis Papua Merdeka


Berpotensi Mengandung BPA, BPOM Beri Tips Memilih Galon Guna Ulang

31 hari lalu

Berpotensi Mengandung BPA, BPOM Beri Tips Memilih Galon Guna Ulang

Potensi bocornya BPA pada galon polikarbonat meningkat jika galon tersebut didistribusikan dengan sembarangan