Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Bereaksi dan Merasakan Emosi Negatif Berperan Besar dalam Kesehatan Mental

image-gnews
Ilustrasi perempuan stres/depresi. Shutterstock.com
Ilustrasi perempuan stres/depresi. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan sebuah penelitian kesehatan mental di jurnal Emotion, para peneliti menemukan hal-hal menarik. Bahwa orang yang terbiasa menilai perasaan negatif (kesedihan, ketakutan, dan kemarahan) sebagai hal buruk atau tidak pantas, akan memiliki lebih banyak gejala kecemasan, depresi, dan merasa kurang puas dengan kehidupannya.

Hal ini berbanding terbalik dengan orang yang umumnya merasakan emosi negatif dalam cahaya positif atau netral. Penelitian yang diterbitkan pada Maret 2023 ini juga menunjukkan bahwa orang akan lebih baik ketika menerima emosi tidak menyenangkan secara wajar dan sehat daripada mencoba untuk melawan atau menekannya.

"Sebagian besar orang meyakini secara implisit bahwa emosi itu buruk yang akan melakukan sesuatu buruk kepada kita. Namun, sebenarnya, penghakiman yang menyebabkan penderitaan tersebut terjadi," tutur Iris Mauss, psikolog sosial University of California, Berkeley dan rekan penulis dari studi baru. 

Penyebab Menekan Emosi dapat Menjadi Serangan Balik

Menurut Emily Willroth, psikolog Universitas Washington di St Louis dan rekan penulis studi, saat menganggap emosi buruk, seseorang akan menimbun lebih banyak perasaan buruk pada perasaan yang sudah ada sebelumnya sehingga semakin lebih buruk lagi. Akibatnya, akan meningkatkan intensitas perasaan negatif dan jumlah waktu yang diderita karenanya.

Alih-alih merasakan perasaan itu berlalu secara alami setelah beberapa menit, seseorang mungkin merenungkannya satu jam kemudian.

Menghindari atau menekan perasaan juga bisa menjadi kontraproduktif. Sebuah penelitian lain telah mengaitkan penekanan emosional dengan peningkatan risiko masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.

Menurut Amanda Shallcross, dokter naturopati di Klinik Cleveland menjelaskan, seseorang yang menghindari emosi akan mengalami kesehatan mental dan fisik negatif jangka panjang. Jika memiliki kebiasaan menilai emosi secara negatif, seseorang bisa menjadi lebih kesal saat dihadapkan pada situasi yang membuat stres.

Pada 2018, studi lainnya dari Dr. Mauss dan rekannya menemukan bahwa seseorang yang biasanya tidak menerima emosi mereka mengalami lebih banyak perasaan negatif ketika memberikan pidato. Selain itu, seseorang yang biasanya tidak menerima emosi juga mengalami kesejahteraan psikologis lebih buruk dan lebih banyak gejala depresi serta kecemasan selama 6 bulan kemudian.

Cara Berdamai dengan Emosi

Merujuk channelnewsasia, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk berdamai atau menerima emosi dengan baik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertama, seseorang harus mengingat bahwa perasaan tidak menyenangkan adalah bagian dari pengalaman manusia. Sebab, tidak ada emosi yang secara inheren buruk atau tidak pantas dalam diri manusia.

Kedua, perasaan negatif dapat memiliki tujuan baik dalam kesejahteraan psikologis. Misalnya, kecemasan dapat membantu menghadapi potensi ancaman, kemarahan dapat membantu membela diri sendiri, dan kesedihan dapat memberi sinyal kepada orang lain bahwa seseorang membutuhkan dukungan sosial.

Ketiga, merasa netral terhadap perasaan buruk. Saat mengalami perasaan buruk, seseorang tidak harus menyukai perasaan itu, cobalah untuk netral. Studi baru menemukan bahwa orang yang bereaksi secara netral sama sehatnya secara psikologis dengan mereka yang bereaksi lebih positif.

Keempat, mendekati perasaan dengan rasa ingin tahu dan menggunakan tubuh serta pengalaman sebagai laboratorium. Akibatnya, hal ini menjadi pengingat bahwa perasaan buruk tidak akan ada selamanya yang dapat berlalu dalam hitungan detik atau menit. 

Kelima, mencoba menerapkannya. Dalam kesehatan mental, kesejahteraan emosional meningkat seiring bertambahnya usia yang berasal dari penerimaan emosi secara lebih baik. Namun, penting untuk diperhatikan bahwa menerima emosi berbeda dengan menerima situasi yang menyebabkan emosi negatif.

Pilihan editor : Penyebab OCD dan Perawatannya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

25 menit lalu

Ketahui tanda-tanda kita perlu konsultasi kesehatan mental ke psikiater. Salah satunya adalah gangguan tidur kronis yang sering dialami. Foto: Canva
8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

Ketahui tanda-tanda kita perlu konsultasi kesehatan mental ke psikiater. Salah satunya adalah gangguan tidur kronis yang sering dialami.


Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

2 hari lalu

Ilustrasi cewek pakai payung saat jalan di bawah matahari terik. shutterstock.com
Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

Penelitian menyebut cuaca panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental. Berikut berbagai dampaknya.


Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

3 hari lalu

Ilustrasi anak kecil pacaran. huffpost.com
Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.


Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

4 hari lalu

Ilustrasi wanita sedih. Shutterstock
Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.


Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

5 hari lalu

Ilustrasi anak sedang menggambar/UNICEF
Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.


Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

6 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.


Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

7 hari lalu

Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

9 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

12 hari lalu

Ilustrasi wanita dengan lemari yang berantakan. shutterstock.com
Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

15 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah