TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang sudah tidak asing tentang diabetes tipe 1 dan tipe 2, tetapi, kini telah ditemukan diabetes tipe 4.
Mengacu health.usnews yang berdasarkan The Centers for Disease Control and Prevention, diabetes menjadi kondisi kesehatan kronis (tahan lama) dan memengaruhi cara tubuh mengubah makanan menjadi energi. Lebih dari 34 juta orang Amerika menderita diabetes, tetapi jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.
Biasanya, orang paling banyak mengenal pradiabetes, diabetes tipe 2, diabetes tipe 1, dan diabetes gestasional. Namun, ada lebih banyak variasi diabetes yang ditemukan. Dua diagnosis diabetes baru adalah MODY (diabetes onset maturitas pada anak muda) dan LADA (diabetes autoimun laten pada orang dewasa), tetapi masih sering salah didiagnosis. Tidak hanya itu, ada pula diabetes tipe 4.
Diabetes tipe 4 bukanlah kondisi autoimun layaknya diabetes tipe 1 dan tidak berhubungan dengan berat badan, seperti diabetes tipe 2. Sebaliknya, jenis diabetes potensial ini mungkin terkait dengan proses penuaan. Penelitian tentang kondisi ini sedang berlangsung, tetapi para ilmuwan telah menemukan beberapa hubungannya.
Diabetes sering dianggap memiliki dua jenis berbeda, yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Ada juga satu jenis diabetes cukup umum lainnya, yaitu diabetes gestasional yang merupakan respons terhadap perubahan hormonal selama kehamilan. Hormon yang dibuat di plasenta dapat menurunkan sensitivitas tubuh terhadap insulin sehingga gula darah menjadi tinggi. Namun, semua jenis diabetes memiliki kesamaan yang menyebabkan gula darah tinggi karena tubuh kesulitan memproduksi insulin, hormon penggerak, dan menyimpan gula.
Melansir healthline, selain ketiga jenis diabetes yang umum ini, ada beberapa jenis diabetes lainnya, tetapi tidak secara resmi diklasifikasikan sebagai jenis. Baru-baru ini, beberapa peneliti telah menyarankan bahwa ada dua jenis diabetes tambahan. Namun, ini belum menjadi tipe atau diagnosis diabetes resmi karena masih membutuhkan banyak informasi.
Kedua diabetes baru ini adalah diabetes tipe 3 dan diabetes tipe 4. Diabetes tipe 3 digunakan untuk menjelaskan teori bahwa resistensi insulin yang dapat menyebabkan penyakit Alzheimer, suatu bentuk demensia. Sementara itu, diabetes tipe 4 adalah istilah untuk diabetes karena resistensi insulin pada orang tua yang tidak kelebihan berat badan atau obesitas.
Pada sebuah studi 2015 dalam laman ncbi.nlm.nih.gov, dengan menggunakan tikus, peneliti menyarankan jenis diabetes ini mungkin kurang terdiagnosis. Sebab, diabetes tipe 4 terjadi pada orang yang tidak kelebihan berat badan atau obesitas, tetapi usianya lebih tua. Tidak seperti diabetes tipe 2 atau diabetes tipe 1, diabetes tipe 4 terkait dengan resistensi insulin terkait usia pada tikus tua kurus yang tampaknya disebabkan oleh variasi akumulasi sel sistem kekebalan tertentu.
Dengan membandingkan sistem kekebalan tikus sehat, tikus gemuk diabetes tipe 2 dan tikus kurus lebih tua yang memiliki"diabetes terkait usia", para peneliti menemukan bahwa tikus lebih tua dan kurus memiliki tingkat sel kekebalan T-regulatory sangat tinggi terakumulasi dalam jaringan lemak. Kondisi ini menyebabkan akumulasi lemak internal tidak alami di area seperti hati yang menyebabkan resistensi insulin mirip dengan diabetes tipe 2. Hal terpenting dari kondisi ini adalah memblokir akumulasi sel pengatur T pada tikus yang lebih tua untuk mencegah perkembangan diabetes tipe 4.
Dari penelitian tersebut, terjadi kekhawatiran jika jalur resistensi insulin yang sama ini terjadi pada manusia lebih tua dan kurus, maka diabetes tipe 4 mungkin tidak terdiagnosis. Sebab, hasil penelitian tersebut tidak memiliki faktor risiko obesitas “standar” untuk diabetes tipe 2. Sampai sekarang, penelitian dan informasi berdasarkan data masih berlangsung untuk menganalisa lebih lanjut tentang diabetes tipe 4.
Pilihan editor : 6 Masalah Kesehatan yang Mempengaruhi Kelemahan Otot
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.