TEMPO.CO, Jakarta - Berkeringat adalah cara tubuh untuk mendinginkan dan membuang beberapa bahan kimia. Terkadang keringat berlebih adalah hal yang normal. Remaja akan berkeringat lebih banyak seiring dengan pertumbuhan tubuhnya.
Namun, beberapa orang memiliki kondisi yang membuat mereka berkeringat terlalu banyak. Mereka mungkin meneteskan keringat meskipun tidak panas dan tidak berolahraga. Bahkan, ada pula yang mesti membawa handuk karena tangan mereka selalu basah oleh keringat.
Masalah medis, seperti diabetes, gagal jantung, kecemasan, dan tiroid yang terlalu aktif dapat menyebabkan keringat berlebih. Selain itu, faktor makanan juga menyebabkan keringat berlebih sebagai efek sampingnya.
Mengutip WebMD, alasan paling umum orang berkeringat saat makan yaitu ketika makan makanan pedas seperti paprika. Paprika memiliki zat kimia bernama capsaicin yang memicu saraf yang membuat tubuh terasa lebih hangat.
Makanan yang mengandung bahan asam, seperti cuka, atau makan dengan suhu tinggi juga bisa membuat tubuh berkeringat.
Berkeringat juga tanda penurunan gula darah. Kondisi ini dipicu akibat mengonsumsi makanan tinggi gula yang dapat menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak insulin, hormon yang membantu tubuh memproses gula dan mengubahnya menjadi energi.
Sedangkan makanan lain, seperti bawang putih dan bawang merah, meski tidak menyebabkan keringat, tetapi bisa membuat keringat berbau. Makanan tersebut memiliki zat kimia yang disebut allicin, yang diubah tubuh menjadi senyawa belerang. Senyawa itu bisa membuat keringat dan napas dengan bau berbeda.
Melansir Healthline, beberapa orang juga merasa lebih banyak berkeringat saat minum alkohol. Ini karena alkohol secara alami melebarkan, atau memperlebar, pembuluh darah tepi yang menyebabkan tubuh melepaskan panas.
Pilihan Editor: 4 Manfaat Kesehatan Saat Tubuh Berkeringat