TEMPO.CO, Jakarta - Semangka merupakan salah satu buah yang cukup banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Rasanya yang lezat dan kandungan air yang tinggi membuat semangka menjadi buah yang paling sering dikonsumsi untuk mengusir rasa haus di tengah cuaca panas.
Mengutip laman Food and Agriculture Organization of The United States (FAO), semangka (Citrullus vulgaris) berasal dari daerah kering di Afrika tropis dan sub-tropis di selatan khatulistiwa. Tanaman ini dapat bertahan dari iklim gurun karena lebih menyukai iklim panas dan kering dengan suhu harian rata-rata 22-30 derajat Celcius.
Baca juga:
Suhu maksimum dan minimum untuk pertumbuhan semangka adalah sekitar 35 dan 18 derajat Celcius. Buah yang ditanam di bawah kondisi panas dan kering seperti semangka memiliki kadar gula tinggi 11 persen dibandingkan dengan semangka yang ditanam dalam kondisi dingin dan lembab.
Semangka lebih menyukai tekstur tanah lempung berpasir dengan pH 5,8-7,2. Budidaya di tanah bertekstur berat akan menghasilkan perkembangan tanaman yang lebih lambat dan buah-buahan yang retak. Tanaman ini cukup sensitif terhadap salinitas, yaitu tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.
Dikutip dari laman Very Well Health, semangka mengandung rendah kalori dan kaya air. Buah ini juga merupakan sumber vitamin A dan C serta likopen yang sangat baik. Satu porsi semangka yang potong dadu menyediakan 46 kalori, 0,9 gram protein, 11,5 gram karbohidrat, dan 0,2 gram lemak.
Semangka adalah anggota keluarga Cucurbitacea bersama dengan melon, madu, dan mentimun. Ada lima jenis semangka yang umum dibudidaya, yaitu semangka biji, tanpa biji, mini, kuning, dan oranye.
Pilihan Editor: Mengenal Semangka Densuke, Semangka Paling Mahal Asal Jepang Seharga Puluhan Juta Rupiah