Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tragedi Kapal Selam Titan Picu Claustrophobia, Psikolog Ungkap Alasannya

Reporter

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hilangnya kapal selam Titan dalam perjalanan menjelajahi puing-puing kapal Titanic di Samudra Atlantik pada 18 Juni 2023 menjadi berita utama di mana-mana. Kapal selam Titan akhirnya dikabarkan meledak setelah ditemukan puing-puingnya.

Berita hilangnya kapal selam dalam perjalanan menuju reruntuhan Titanic itu membuat banyak orang tiba-tiba saja merasa claustrophobia atau takut berada di ruangan yang kecil dan tertutup, menyusul banyaknya unggahan yang muncul di Twitter mengenai ketakutan itu. Psikolog pun menyebutkan alasannya.

"Gejala claustrophobia serupa dengan kecemasan dan serangan panik, di mana orang jadi sulit bernapas, berkeringat dan gemetar, merasa kepanasan atau kedinginan, bingung, mual, dan perasaan takut dan ingin lari dari situasi tersebut," jelas Jessica Rabon, dikutip dari HuffPost.

Beberapa tempat yang bisa memicu claustrophobia antara lain lift, mesin MRI, ruangan tanpa jendela, pesawat terbang, dan sekarang kapal selam mini. Menurut para pakar, hilangnya kapal selam Titan bisa memicu fobia tersebut.

"Claustrophobia juga bisa berdampak pada orang lain yang memikirkan orang yang terjebak di ruangan sempit karena membayangkan mereka berada dalam situasi tersebut," ujar psikolog Cynthia Shaw. "Penderita claustrophobia, karena tingkat kecemasan yang tinggi, bisa dengan mudah membayangkan terperangkap di kapal selam jauh di bawah laut, dengan lima orang di dalamnya memicu pikiran tentang bahaya dan kematian."

Jaga kesehatan mental
Sementara claustrophobia memicu reaksi emosional banyak orang terhadap berita buruk tersebut, empati juga mengalir buat para penumpang terkait keluarga yang ditinggalkan. Di sisi lain, menurut Shaw, rasa simpati ini juga memicu kecemasan pada banyak orang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Reaksi orang terhadap kabar tersebut, termasuk tiba-tiba merasa claustrophopia, sebaiknya diiringi dengam membatasi mengonsumsi berita terkait. 

"Matikan TV, jauhi media sosial, atau batasi waktu terhadap paparan berita tersebut bisa membantu," saran Rabon.

Sementara Shaw menyarankan untuk meningkatkan kewaspadaan pribadi. "Apapun itu, menelepon teman, bermalas-malasan di sofa, atau menonton acara Netflix favorit, lakukan apa yang kita butuhkan untuk diri sendiri dan menjaga kesehatan mental," ujarnya.

Pilihan Editor: 4 Terapi Penderita Claustrophobia, Fobia Ruang Sempit dan Tertutup

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tumbuhkan Kemandirian Anak dengan Membacakan Buku Cerita

10 jam lalu

Ilustrasi ibu membaca bersama anak. Pixabay.com
Tumbuhkan Kemandirian Anak dengan Membacakan Buku Cerita

Kemandirian merupakan kemampuan yang dapat dilatih sejak dini. KemenPPPA mengajak orang tua menumbuhkan kemandirian anak lewat membacakan buku cerita.


Kemenkes: Baru 38 Persen Puskesmas yang Sediakan Layanan Kesehatan Jiwa

22 jam lalu

Ilustrasi puskesmas. dok.TEMPO
Kemenkes: Baru 38 Persen Puskesmas yang Sediakan Layanan Kesehatan Jiwa

Kementerian Kesehatan menggencarkan pelatihan skrining kesehatan jiwa kepada tenaga kesehatan, sebab baru ada 38 persen puskesmas yang menyediakan layanan kesehatan jiwa.


Perlunya Kesiapan Mental Orang Tua dalam Merawat Anak dengan Penyakit Kritis

2 hari lalu

Ilustrasi anak sakit. shutterstock.com
Perlunya Kesiapan Mental Orang Tua dalam Merawat Anak dengan Penyakit Kritis

Banyak orang tua yang kerap melupakan kondisi mental sendiri dan berlama-lama berada dalam fase penyangkalan setelah mengetahui anak sakit kritis.


BamBam GOT7 Bagikan Unggahan 'Ingin Menghilang', Penggemar Khawatir dengan Kesehatan Mental

2 hari lalu

BamBam GTO7. Soompi
BamBam GOT7 Bagikan Unggahan 'Ingin Menghilang', Penggemar Khawatir dengan Kesehatan Mental

Unggahan BamBam GOT7 belakangan ini mengkhawatirkan penggemar tentang kesehatan mentalnya.


Kemenkes Soroti Masalah Kesehatan Mental di Tempat Kerja

2 hari lalu

Ilustrasi wanita stres saat bekerja. Shutterstock
Kemenkes Soroti Masalah Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Menyambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2024, Kementerian Kesehatan tekankan pentingnya kesehatan mental di tempat kerja.


Tips Sehat Bermedia Sosial agar Tidak FOMO dan Bermasalah dengan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi video viral atau media sosial. Shutterstock
Tips Sehat Bermedia Sosial agar Tidak FOMO dan Bermasalah dengan Mental

Pentingnya mengelola stres dengan mempelajari cara membangun hubungan lebih sehat di ruang digital menjadi solusi bijak bagi pengguna media sosial.


FOMO Akibat Pengaruh Media Sosial, Perilaku Tak Masuk Akal yang Mengancam Kesehatan Mental

3 hari lalu

Boneka Labubu yang pernah diendorse Lisa BLACKPINK. Foto: Instagram.
FOMO Akibat Pengaruh Media Sosial, Perilaku Tak Masuk Akal yang Mengancam Kesehatan Mental

FOMO merupakan ketakutan tertinggal momen di ranah daring, termasuk tak dapat memanfaatkan kesempatan dalam pergaulan dan aktivitas di media sosial.


Akui Tak Bisa Hamil karena Masalah Kesehatan, Selena Gomez: Itu Tidak Memalukan

4 hari lalu

Selena Gomez berpose di karpet merah menjelang pemutaran perdana
Akui Tak Bisa Hamil karena Masalah Kesehatan, Selena Gomez: Itu Tidak Memalukan

Selena Gomez memberikan dukungan dan motivasi kepada sesama perempuan yang juga sedang berjuang dengan kesehatan mental.


Sinyal Anda Berurusan dengan Toxic People dan Berbahaya buat Kesehatan Mental

5 hari lalu

Ilustrasi bergosip. shutterstock.com
Sinyal Anda Berurusan dengan Toxic People dan Berbahaya buat Kesehatan Mental

Perilaku toxic people yang suka meremehkan orang lain dan terlalu dramatis dapat berbahaya bagi kesehatan mental dan fisik, kenali tandanya.


Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

5 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

Stres ternyata berpengaruh kepada tingkat gula darah dan kesehatan mental.