TEMPO.CO, Jakarta - Radang tenggorokan dan radang amandel merupakan dua jenis faringitis. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan peradangan faring di bagian belakang tenggorokan. Akan tetapi, kedua penyakit ini berbeda meskipun gejala yang ditimbulkan dapat serupa dan memungkinkan terjadi bersamaan.
Mengutip dari webmd-com, radang tenggorokan merupakan infeksi akibat bakteri streptococcus. Bakteri ini menyebabkan sakit tenggorokan lebih parah daripada radang amandel, bahkan menyebabkan peradangan berkelanjutan.
Selain itu, penyebab radang tenggorokan lainnya disebabkan infeksi virus. Sakit tenggorokan karena virus biasanya ditandai dengan gejala pilek lainnya, seperti batuk, mata merah atau berair, dan bersin .
Radang tenggorokan terjadi pada bagian belakang tenggorokan atau faring. Oleh sebab itu, seperti dijelaskan redoxon.co.id, penderita radang tenggorokan akan merasa nyeri saat menelan disertai suara serak.
Tak hanya itu, penyakit ini bisa menimbulkan rasa demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri perut hingga mual serta muntah. Bahkan radang tenggorokan dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti demam rematik dan penyakit yang dapat merusak katup jantung.
Melansir dari upk.kemkes.go.id, radang tenggorokan biasanya ditandai dengan adanya penebalan atau pembengkakan pada dinding tenggorokan. Peradangan ini juga ditandai munculnya bintik putih yang disertai rasa nyeri pada saat menelan.
Sementara itu, radang amandel merupakan peradangan atau infeksi yang terjadi di area tonsil, yakni jaringan yang berada di bagian belakang tenggorokan. Merangkum dari heatline.com, disebabkan oleh kelompok bakteri streptococcus. Gejala penyakit ini hampir serupa dengan radang tenggorokan.
Pada dasarnya, amandel berfungsi sebagai filter untuk menyaring kuman yang masuk ke saluran udara dan menyebabkan infeksi. Kendati demikian, amandel dapat bengkak dan meradang saat kewalahan oleh bakteri atau virus.
Radang amandel dapat dibedakan dari gejala yang ditimbulkan. Radang amandel ditandai adanya kelenjar getah bening yang besar dan lunak di leher serta perubahan warna putih atau kuning di sekitar amandel.
Radang amandel juga disertai rasa sakit di tenggorokan lantaran pembengkakan pada amandel. Termasuk kesulitan atau rasa sakit saat menelan hingga membuat leher terasa kaku.
Penyakit yang sering terjadi pada anak-anak usia 5 hingga 15 tahun ini dapat disebabkan akibat merokok, alergi, polusi atau iritasi udara, bahkan udara kering. Oleh sebab itu, dalam kasus yang ekstrim, radang amandel dapat menyebabkan penderitanya tidak bisa bernafas sehingga berujung dioperasi.
Sebagai informasi, perbedaan radang tenggorokan dan amandel dapat dilihat dari gejala atau mikroorganisme yang menyertainya. Begitu juga dengan pencegahan kedua penyakit tersebut yang bergantung pada mikroorganisme penyebabnya.
Hal ini lantaran kedua kondisi ini memiliki gejala yang serupa. Termasuk pencegahan, dimana pada sebagian besar kasus, peradangan ini dapat sembuh dengan sendirinya.
Pilihan Editor: 7 Bahan Sederhana untuk Mengobati Amandel Pada Anak