Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sindrom Maaf, Apa Itu Sorry Syndrome dan Penyebabnya?

image-gnews
ilustrasi maaf (pixabay.com)
ilustrasi maaf (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Memohon maaf tindakan manusiawi untuk mengakui kesalahan dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Tapi, suka menyampaikan maaf secara berlebihan salah satu tanda kondisi sindrom atau sorry syndrome.

Sindrom maaf ini perilaku terus-menerus meskipun sebenarnya tidak bersalah. Mengutip Psychology Today, orang yang sorry syndrome sering meminta maaf kepada orang yang sama berulang kali selama berinteraksi. Kondisi itu bahkan secara otomatis mengucapkan kata maaf tanpa sadar, termasuk terhadap benda mati.

Penyebab Sorry Syndrome

 

1. Merasa tak aman

Mengutip Subconscious Servant dan The News International, rasa tidak aman sering menjadi penyebab munculnya sorry syndrome. Ketika seseorang merasa kurang percaya diri di tempat kerja atau merasa aneh di lingkungan teman-teman, ia merasa perlu terus-menerus meminta maaf.

2. Harga diri rendah

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kurangnya harga diri mempengaruhi kemungkinan orang mengalami sindrom maaf ini Hal itu tersebab orang tersebut merasa sebagai penghalang atau beban bagi orang lain. Ia merasa perlu sering meminta maaf.

3. Mencari penerimaan

Permintaan maaf yang berlebihan digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan penerimaan sosial. Tapi, hal ini bisa memiliki konsekuensi negatif.

4. Kecemasan

Sorry Syndrome juga bisa terkait dengan kecemasan. Dorongan berlebihan untuk meminta maaf menjadi mekanisme mengatasi perasaan cemas. Itu terutama saat berada dalam situasi sosial. Meskipun meminta maaf bisa memberikan kelegaan, terus-menerus meminta maaf akan meningkatkan kecemasan.

5. Keinginan untuk disukai

Permohonan maaf berlebihan berdampak negatif terhadap diri dan hubungan dengan orang lain. Untuk mengatasi sorry syndrome, penting membangun rasa percaya diri dan harga diri yang kuat. Ketika merasa perlu meminta maaf, dipertimbangkan itu tersebab kecemasan atau keinginan untuk disukai.

Pilihan Editor: Mengenal Sindrom Alagille, Kondisi Menumpuknya Empedu di Hati

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Istilah Ghosting Pernah Dilekatkan Pada Kaesang, Begini Sesungguhnya Artinya

1 jam lalu

Ghosting pun menjadi trending topik di jagat Twitter Indonesia, setelah mencuatnya kisah Kaesang Pangarep yang menghilang tanpa kabar atau ghosting terhadap Felicia Tissue. Instagram/@feliciatissuee
Istilah Ghosting Pernah Dilekatkan Pada Kaesang, Begini Sesungguhnya Artinya

Istilah ghosting pernah sangat populer saat hubungan anak Jokowi, Kaesang Pangarep dan Felicia Tissue kandas. Ini makna kata tersebut.


Kesedihan Menumpuk, Apa Itu Kondisi Compounded Grief?

5 hari lalu

Ilustrasi remaja sedih atau galau. Pxhere.com
Kesedihan Menumpuk, Apa Itu Kondisi Compounded Grief?

Compounded grief merujuk kesedihan atau keadaan duka yang majemuk


Gangguan Kepribadian Menghindar, Mengenali Gejala dan Penyebab Avoidant Personality Disorder

8 hari lalu

ilustrasi pria sendiri (pixabay.com)
Gangguan Kepribadian Menghindar, Mengenali Gejala dan Penyebab Avoidant Personality Disorder

Orang dengan gangguan kepribadian menghindar cenderung menghindari situasi sosial karena takut ditolak orang lain


Cerita Gisele Bundchen Mengalami Kesulitan di Puncak Karier Modeling

9 hari lalu

Gisele Bundchen. Foto: Instagram/@gisele
Cerita Gisele Bundchen Mengalami Kesulitan di Puncak Karier Modeling

Gisele Bundchen mengungkapkan gangguan kesehatan mentalnya sejak awal karier modeling


Mengenal Sindrom Impostor

9 hari lalu

Ilustrasi insecure. Shutterstock
Mengenal Sindrom Impostor

Sindrom Impostor adalah fenomena psikologis di mana seseorang memiliki perasaan keraguan diri yang mendalam terkait dengan kemampuan atau prestasinya.


Mengenal 5 Jenis Impostor Syndrome

10 hari lalu

Ilustrasi wanita merasa insecure. Freepik.com/Cookie_studio
Mengenal 5 Jenis Impostor Syndrome

Impostor syndrome adalah istilah yang menggambarkan pola perilaku seseorang yang sering kali meragukan atau bahkan merasa tidak pantas meraih pencapaian dan kesuksesannya sendiri.


Jangan Diabaikan, Ini Deretan Gejala Awal Alzheimer

18 hari lalu

Ilustrasi demensia (Pixabay.com)
Jangan Diabaikan, Ini Deretan Gejala Awal Alzheimer

Gejala awal alzheimer antara lain sulit melakukan aktivitas yang umum hingga bermasalah dalam bicara atau menulis.


Mencegah Depresi, Dimulai dari Membiasakan Pola Hidup Sehat

20 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di rumah. Foto: Freepik.com/Tirachardz
Mencegah Depresi, Dimulai dari Membiasakan Pola Hidup Sehat

Seseorang yang meluangkan waktunya dalam kegiatan yang menyenangkan akan mencegah depresi


Mengapa Gas Air Mata Bisa Menyebabkan Seseorang Pingsan?

24 hari lalu

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Polda Jatim mencatat jumlah korban jiwa dalam kerusuhan tersebut sementara sebanyak 127 orang. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Mengapa Gas Air Mata Bisa Menyebabkan Seseorang Pingsan?

Salah satu efek yang mungkin terjadi akibat paparan gas air mata adalah pingsan atau kehilangan kesadaran. Berikut penjelasannya.


Sindrom Lorong Karpal, Apa Penyebab dan Gejalanya?

28 hari lalu

Ilustrasi wanita memegang pergelangan tangan. Freepik.com
Sindrom Lorong Karpal, Apa Penyebab dan Gejalanya?

Sindrom lorong karpal mempengaruhi tangan dan jari yang mengakibatkan adanya sensasi kesemutan, mati rasa, nyeri