TEMPO.CO, Jakarta - Vaginoplasty termasuk bagian dari peremajaan organ tim atau genital rejuvenation yang dilakukan perempuan karena adanya kelonggaran di area vagina. Tindakan dilakukan pakar bedah untuk membuat vagina merapat.
Spesialis bedah plastik lulusan Universitas Indonesia, Amila Tikyayala Purnomo, menyarankan para wanita berhenti sementara berhubungan intim sekitar 40 hari sejak operasi vagina atau vaginoplasty.
"Kita sesuaikan dengan proses ovulasi rahimnya 40 hari. Sebenarnya enggak ada hubungannya, tetapi, kita pakai rata-rata patokan 40 hari, sekitar kurang lebih enam minggu, semacam nifas," ujar Amila.
Saran agar menunggu 40 hari sebelum berhubungan intim untuk memastikan penyembuhan selesai. Dokter di Rumah Sakit Umum Nasional Dr Cipto Mangunkusumo dan RS Medistra itu mengatakan pertanyaan seputar waktu tunggu kembali melakukan aktivitas seksual usai vaginoplasty yang terbanyak diajukan pasiennya.
"Ini bisa dilakukan secara laser, nonsurgical (nonbedah), maupun surgical (bedah). Biasanya bisa menggunakan laparoskopi," kata Amila.
Baca juga:
Alasan lakukan vaginoplasty
Wanita umumnya meminta vaginoplasty karena merasa ada keluhan di area genital seperti gatal yang menurunkan kepercayaan diri. Selain vaginoplasty, tindakan yang juga termasuk dalam upaya peremajaan organ intim yakni labiaplasty akibat keluhan pada bagian labia atau bibir vagina seperti ada bagian terlipat, bibir kemaluan yang lebih kecil, lebih keluar dari labia mayor, sehingga mengganggu aktivitas.
"Biasanya mengakibatkan infeksi berulang dan juga keputihan. Biasanya ada rasa gatal di sekitar labia. Berbagai macam jenis tindakan bisa dilakukan sehingga keluhan sudah tidak ada lagi," ujar Amila.
Vaginoplasty dan labiapasty sebenarnya menjadi bagian dari tindakan atau prosedur operasi bagi wanita yang telah mengalami kehamilan, persalinan, dan juga menyusui, yang bisa disebut mommy makeover. Menurut Amila, wanita tak menutup kemungkinan menjalani operasi dari kepala hingga ujung kaki. Namun, ada kandidat yang bagus untuk dilakukan prosedur, sementara lainnya sebaiknya menunda dulu.
"Tetapi, secara garis besar ini adalah salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri para wanita dan diharapkan dengan hal ini quality of life atau kehidupannya lebih baik lagi," jelasnya.
Pilihan Editor: Wanita AS Gandrungi "Peremajaan Vagina"