Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Gaya Hidup Ukeireru Ala Jepang untuk Menjalani Kehidupan Moderen yang Lebih Seimbang

image-gnews
Makoto Shinbo, duduk bersantai di depan gubuknya di taman Miyashita, Tokyo, Jepang, 17 Februari 2017. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Makoto Shinbo, duduk bersantai di depan gubuknya di taman Miyashita, Tokyo, Jepang, 17 Februari 2017. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang semakin kompleks, muncul sebuah konsep gaya hidup ukeireru, sebuah filosofi dari Jepang tentang cara mencapai keseimbangan, keharmonisan, dan arti dalam kehidupan. Prinsip ini mengajarkan nilai-nilai penting tentang menciptakan kehidupan yang lebih bermakna, mengingatkan manusia untuk memperlambat ambisi, dan menikmati momen-momen kecil. 

Dilansir dari era.id, secara harfiah, akeireru berasal dari bahasa Jepang yang berarti "menyadari" atau "merasa puas." Prinsip ini memiliki akar dalam budaya Jepang yang kaya dengan etika dan nilai-nilai tradisional. Pada intinya, ukeireru mengajarkan tentang pentingnya menerima diri sendiri, menghargai proses, dan hidup dengan penuh kesadaran.

Salah satu aspek utama dari prinsip ukeireru adalah menghargai momen-momen sederhana. Dalam kehidupan yang serba cepat dan sering kali penuh tekanan, ukeireru mengajarkan agar manusia tidak terlalu sibuk berlalu-lalang tanpa merenung. Dengan fokus pada momen-momen sehari-hari, seperti menikmati secangkir teh di pagi hari atau merasakan angin sepoi-sepoi, prinsip ini mendorong individu untuk menghargai keindahan yang ada di sekitar mereka. 

Selain itu, ukeireru juga mengajarkan tentang pentingnya menghargai diri sendiri dan menjaga kesehatan mental. Konsep ini mengingatkan bahwa setiap orang memiliki keterbatasan dan bahwa merasa puas dengan diri sendiri adalah kunci untuk meraih kebahagiaan. Hal ini mencakup penghargaan terhadap usaha yang telah dilakukan, tanpa terjebak dalam budaya pembandingan dan kompetisi yang sering muncul dalam masyarakat modern. 

Mengalami berbagai aspek kehidupan dengan proporsi yang seimbang seperti bekerja, beristirahat, berhubungan dengan orang lain, dan berkembang secara pribadi dianggap penting untuk mencapai kehidupan yang harmonis dan memuaskan. Prinsip ini mengingatkan kita bahwa terlalu fokus pada satu aspek saja dapat mengganggu keseimbangan keseluruhan.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan kehidupan modern, prinsip ukeireru semakin relevan. Banyak individu merasa kehilangan arah dan makna dalam kehidupan mereka. Dalam upaya untuk mengatasi perasaan tersebut, semakin banyak orang yang tertarik untuk belajar dari nilai-nilai Jepang yang dianut oleh ukeireru.

Dalam menjalani prinsip ukeireru, seseorang bisa merasakan dampak positif pada kesejahteraan fisik dan mental mereka. Dengan menghargai momen-momen sederhana, menghormati diri sendiri, dan menciptakan keseimbangan dalam kehidupan, individu dapat meraih kebahagiaan yang lebih berkelanjutan.

Secara keseluruhan, prinsip ukeireru menawarkan pandangan baru tentang bagaimana manusia seharusnya hidup dalam dunia yang semakin sibuk. Dengan mengadopsi nilai-nilai ini, kita dapat mengarahkan diri kita menuju kehidupan yang lebih berarti, harmonis, dan penuh makna dalam menghadapi tantangan-tantangan moderen.

Pilihan Editor: Menghadapi Resesi, Terapkan Frugal Living Bisa Jadi Solusi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Seunghan RIIZE Dikirim 1.000 Papan Bunga Kematian, Netizen Indonesia Banjir Beri Dukungan

1 hari lalu

Seribu papan bunga dikirim di kantor SM Entertainment di Seoul, Korea pada Ahad, 13 Oktober untuk menolak kembalinya Seunghan di RIIZE. Foto: X.
Seunghan RIIZE Dikirim 1.000 Papan Bunga Kematian, Netizen Indonesia Banjir Beri Dukungan

Netizen Korea melakukan aksi mengirimkan 1000 papan bunga kematian atas pengumuman kembalinya Seunghan ke RIIZE.


Waspdai Kelelahan dan Stres Berkepanjangan di Tempat Kerja, Penyakit Kronis Mengintai

1 hari lalu

Ilustrasi wanita duduk bekerja. Freepik.com/Lookstudio
Waspdai Kelelahan dan Stres Berkepanjangan di Tempat Kerja, Penyakit Kronis Mengintai

Lingkungan kerja yang sehat dapat meningkatkan kesehatan mental sementara lingkungan yang buruk dapat menurunkan kesehatan dan bikin stres.


Berlirik Pengalaman Pribadi, Songlistwinne Luncurkan Tembang 'Kisah'

1 hari lalu

Penyanyi dan penulis Songlistwinne meluncurkan single berjudul Kisah, 12 Oktober 2024. (Dok.Songlistwinne)
Berlirik Pengalaman Pribadi, Songlistwinne Luncurkan Tembang 'Kisah'

Lirik lagu 'Kisah' dari Songlistwinne memberikan motivasi kepada para pendengar untuk melawan rasa sakit.


5 Langkah Pencegahan Pengapuran pada Anak Muda

2 hari lalu

Osteoarthritis.
5 Langkah Pencegahan Pengapuran pada Anak Muda

Kondisi anak muda alias generasi muda sudah mengalami pengapuran terjadi karena gaya hidup dan kebiasaan yang kurang sehat.


Saran Pakar untuk Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

2 hari lalu

Ilustrasi anak-anak yang sedang membuka media sosial atau sosmed (Foto: Pexels)
Saran Pakar untuk Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

Kecerdasan emosional anak bisa dibangun dengan membiarkannya mengekspresikan perasaan dalam suasana santai dan ramah. Simak saran lainnya.


Pentingnya Literasi Media Sosial bagi Kesehatan Mental, Ini Kata Kemenkes

3 hari lalu

Ilustrasi video viral atau media sosial. Shutterstock
Pentingnya Literasi Media Sosial bagi Kesehatan Mental, Ini Kata Kemenkes

Media sosial diidentifikasi sebagai salah satu pemicu masalah kesehatan mental. Kemenkes sebut enyebut pentingnya literasi.


Tujuan Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis Angkat Tema Kesehatan Mental

3 hari lalu

Konferensi pers film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis di Jakarta pada Kamis, 10 Oktober 2024. TEMPO/Wilna Liana
Tujuan Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis Angkat Tema Kesehatan Mental

Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis berusaha menyoroti isu kesehatan mental yang relevan dengan generasi sekarang.


Ketahui Batasan Diri untuk Jaga Kesehatan Mental saat Bekerja

4 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Ketahui Batasan Diri untuk Jaga Kesehatan Mental saat Bekerja

Mengetahui batasan atau kemampuan diri terkait beban pekerjaan yang ditanggung bisa membantu menjaga kesehatan mental selama bekerja.


Saran Psikiater untuk Hindari Stres karena Pekerjaan

4 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja dalam kondisi cemas. Foto: Unsplash.com/Icons8 Team
Saran Psikiater untuk Hindari Stres karena Pekerjaan

Psikiater menjelaskan kerja tanpa batas waktu memiliki risiko terhadap kesehatan fisik dan mental akibat kelelahan, termasuk stres.


Psikolog Ingatkan Dampak Buruk Judi Online pada Kesehatan Mental

5 hari lalu

Ilustrasi Judi Online (Tempo)
Psikolog Ingatkan Dampak Buruk Judi Online pada Kesehatan Mental

Ada beberapa dampak buruk judi online pada kesehatan mental seperti hilang kontrol, menghabiskan waktu, uang, memicu stres dan kecemasan saat kalah.