Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seberapa Sering Sprei dan Sarung Bantal Harus Dicuci?

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi bantal dan guling. shutterstock.com
Ilustrasi bantal dan guling. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sprei dan sarung bantal harus sering dicuci karena dapat menumpuk banyak hal, seperti ribuan sel kulit mati, tungau debu, hingga kotoran. Karena itu, sprei dan sarung bantal harus sering dicuci agar tidak menyebabkan masalah pada tubuh.

Mengutip dari Channel News Asia edisi akhir pekan lalu, sebenarnya, waktu mencuci sprei dan sarung bantal tidak diatur. Misalnya, bagi orang-orang yang tinggal di Singapura yang hangat dan lembab, ada kewajiban untuk mengganti sprei lebih sering. Tetapi hal ini tetap tergantung pada preferensi individu masing-masing.

Secara umum, rekomendasi frekuensi di yang ideal adalah setiap satu hingga dua pekan sekali. Sementara orang-orang yang memiliki hipersensitivitas harus mencuci sprei setiap tiga hingga empat hari. Waktu ini berdasarkan faktor-faktor seperti cuaca dan kondisi kulit dan gaya hidup.

Melansir dari Healthline, seseorang harus mencuci sprei dan sarung bantal lebih sering jika:

- Memiliki alergi atau asma dan sensitif terhadap debu
- Mengalami infeksi atau lesi yang bersentuhan dengan seprai atau bantal
- Berkeringat berlebihan
- Hewan peliharaan tidur di kasur
- Sering makan di tempat tidur
- Tidur tanpa mandi
- Tidur telanjang

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tidak mencuci seprai secara teratur juga menyebabkan tubuh terpapar jamur, bakteri, serbuk sari, dan bulu binatang yang biasa ditemukan di sprei dan alas tidur lainnya. Hal-hal lain yang ditemukan pada sprei termasuk sekresi tubuh, keringat, dan sel-sel kulit mati. Kondisi ini bisa memicu eksim atau menyebabkan dermatitis kontak.

Penderita asma dan alergi juga dapat memicu atau memperburuk gejala mereka dengan tidur di sprei yang kotor ataupun sarung bantal dan guling yang lama tak dicuci. Selain itu, seseorang juga dapat menularkan dan tertular infeksi melalui linen kotor dari sprei yang tidak dicuci.

Pilihan editor: Awas Timbunan Koloni Bakteri: Sprei dan Sarung Bantal Harus Dicuci Rutin

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Manfaat Daun Legundi, Bisa Obati Asma hingga Sakit Tenggorokan

17 jam lalu

Pondok Herbal Kenanga memiliki koleksi 200 tanaman herbal. Pondok Kenanga memperoleh bimbingan dari PT Medco E&P Indonesia-Rimau Asset. TEMPO/Parliza Hendramwan
4 Manfaat Daun Legundi, Bisa Obati Asma hingga Sakit Tenggorokan

Daun legundi mengandung minyak atsiri yang tersusun dari seskuiterpen, terpenoid, senyawa ester, vitrisin, dan glikosida flavonoid (persikogenin).


Banyak Debu di Penitipan Anak, Waspadai Paru-parunya

2 hari lalu

Ilustrasi penitipan anak (daycare). shutterstock.com
Banyak Debu di Penitipan Anak, Waspadai Paru-parunya

Debu bercampur bakteri banyak terdapat di penitipan anak sehingga bisa memicu asma, ungkap sebuah penelitian di European Respiratory Society.


Asfiksia: Gangguan Pernapasan Tersebab Kekurangan Asupan Oksigen

11 hari lalu

ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
Asfiksia: Gangguan Pernapasan Tersebab Kekurangan Asupan Oksigen

Asfiksia kondisi medis saat kadar oksigen dalam tubuh berkurang mengganggu pernapasan


7 Cara Meningkatkan Kesehatan Usus

12 hari lalu

Ilustrasi usus besar. Cellularhealthinc.com
7 Cara Meningkatkan Kesehatan Usus

Makanan yang meningkatkan kesehatan usus dapat memberi makan bakteri baik atau menambahkan lebih banyak bakteri bermanfaat ke usus.


Awas, Polusi Udara Satu dari Lima Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia

28 hari lalu

Kondisi langit Jakarta diselimuti kabut polusi pada hari ketiga pelaksanaan work from home (WFH) bagi 50 persen aparatur sipil negara di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, Rabu 23 Agustus 2023. Menurut situs IQAir, pada Rabu sekitar pukul 08.00 nilai inseks kualitas udara di Jakarta adalah 157 atau dalam kondisi tidak sehat. Tempo/Tony Hartawan
Awas, Polusi Udara Satu dari Lima Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia

Dokter paru mengatakan setiap tahun lebih dari 123 ribu orang meninggal di Indonesia akibat polusi udara dan jadi penyebab kematian tertinggi kelima.


Awas Timbunan Koloni Bakteri: Sprei dan Sarung Bantal Harus Dicuci Rutin

32 hari lalu

Ilustrasi bantal. elizabethjayne.co.uk
Awas Timbunan Koloni Bakteri: Sprei dan Sarung Bantal Harus Dicuci Rutin

Idealnya, sprei dan sarung bantal dicuci setidaknya setiap 2 pekan. Jika tidak, dapat menyebabkan beragam masalah pada tubuh.


4 Bahaya Polusi Udara bagi Anak-anak, Salah Satunya Ganggu Perkembangan Saraf dan Kemampuan Kognitif

33 hari lalu

Pemandangan Kota Jakarta yang tertutup polusi udara pada Selasa, 25 Juli 2023. Berdasarkan data IQAir pukul 16.29 WIB, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 168 atau masuk kategori tidak sehat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
4 Bahaya Polusi Udara bagi Anak-anak, Salah Satunya Ganggu Perkembangan Saraf dan Kemampuan Kognitif

Anak-anak paling berisiko pada dampak polusi udara karena paru-paru mereka sedang tumbuh dan sangat aktif sehingga banyak menghirup udara.


Waspada 4 Penyakit Ini Saat Polusi Udara Makin Parah

37 hari lalu

Warga melihat pemandangan Kota Jakarta yang diselimuti polusi udara pada Selasa, 25 Juli 2023. Berdasarkan data IQAir pukul 16.29 WIB, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 168 atau masuk kategori tidak sehat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Waspada 4 Penyakit Ini Saat Polusi Udara Makin Parah

Polusi udara buruk dapat memicu berbagai penyakit seperti pneumonia, asma, TBC dan kanker paru-paru. Begini penjelasannya.


Tanda di Kulit yang Bisa Mengindikasikan Masalah Paru-paru

40 hari lalu

Ilustrasi kulit gatal (Pixabay.com)
Tanda di Kulit yang Bisa Mengindikasikan Masalah Paru-paru

Tanda di kulit bisa jadi berkaitan dengan masalah paru-paru seperti asma. Apa itu keratosis pilaris?


10 Risiko Kesehatan Akibat Terus Terpapar Pencemaran Udara

41 hari lalu

Warga melihat pemandangan Kota Jakarta yang diselimuti polusi udara pada Selasa, 25 Juli 2023. Berdasarkan data IQAir pukul 16.29 WIB, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 168 atau masuk kategori tidak sehat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
10 Risiko Kesehatan Akibat Terus Terpapar Pencemaran Udara

Peningkatan aktifitas industri dan transportasi dapat memicu timbulnya pencemaran udara (polusi udara). Apabila terus terpapar pencemaran udara, akan berdampak pada kesehatan.