TEMPO.CO, Jakarta - Jika merasa kepercayaan diri turun setelah menopause, Anda tak sendiri. Menurut sebuah survei, sekitar 67 persen orang merasa demikian.
Yang perlu diketahui adalah alasan menurunnya kepercayaan diri itu. Bahkan orang yang paling percaya diri pun merasa demikian. Tak ada yang salah pada kita, hanya lingkungan sekitar yang kadang memicunya. Berikut alasan penurunan rasa percaya diri setelah menopause, dilansir dari Hello Magazine.
Baca juga:
Anggapan menopause adalah akhir segalanya
"Budaya barat sangat terobsesi pada kemudaan dan kecantikan terkait hal itu. Menopause mengindikasikan sebaliknya dan membuat orang merasa rentan. Itulah alasan kepercayaan diri menurun," jelas Dr. Naomi Potter, pendiri Menopause Care dan penulis buku Menopausing bersama Davina McCall.
Gejala fisik
Sederet gejala fisik mengiringi menopause, seperti hot flashes atau rasa panas, pusing, rambut menipis, dan itulah yang membuat kepercayaan diri turun.
"Hot flashes bisa terlihat memalukan di depan umum dan membuat kita kurang percaya diri ketika itu terjadi," jelas Potter.
Gejala psikologis
Menopause juga membawa masalah mental buat beberapa orang, membuat sulit bicara atau otak terasa berkabut, selain kecemasan.
"Konsentrasi menurun, otak berkabut, dan masalah daya ingat membuat kita bertanya-tanya mengenai kemampuan diri," ujar Dr. Claire Spencer dari My Menopause Centre.
Kurang pengetahuan
Semua gejala menopause tersebut dan juga kurangnya pengetahuan tentang apa yang terjadi bisa sangat menjengkelkan.
"Saya sedang rapat dan tak tahu harus bicara apa, tak bisa fokus. Saya hanya duduk sambil berpegangan di lengan kursi karena takut jatuh karena berpikir ada masalah jantung," kisah Lauren Chiren, pendiri platform menopause Women of a Certain Stage.
Untunglah ada wanita terkenal seperti Michelle Obama dan Naomi Watts yang tak sungkan menceritakan pengalaman menopause mereka sehingga kita pun semakin banyak informasi mengenainya. Yang penting adalah kembali membangun rasa percaya diri dan mencegah perempuan lain merasakan hal serupa. Bagaimana caranya?
Berhenti menganggap menopause sebagai akhir dan berpikirlah itu sebagai awal segalanya, membuka lembaran hidup baru dengan bahagia dan positif.
"Budaya barat menganggap menopause sebagai lompatan kedua dan berarti bebas alat kontrasepsi, menstruasi, dan tanggung jawap pada anak kecil sehingga bisa fokus pada diri sendiri," papar Potter.
Pilihan Editor: Benarkah Dampak Diabetes Lebih Buruk pada Wanita Dibanding Pria?