Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sindrom Metabolik, Mengenali Faktor Risikonya

image-gnews
Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom metabolik rentan meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Kumpulan lima faktor risiko sindrom ini, yaitu tekanan darah tinggi, gula darah melonjak, kelebihan lemak di pinggang, trigliserida tinggi, dan rendah kolesterol baik (HDL).

Riwayat salah satu faktor risiko berkemungkinan mengembangkan penyakit kardiovaskular.  Memiliki tiga atau lebih faktor risiko meningkatkan kemungkinan komplikasi gangguan kesehatan atau sindrom metabolik.

Faktor Risiko Sindrom Metabolik

Faktor risiko Sindrom Metabolik terkait pula dengan obesitas. Dua faktor risiko yang didefinisikan oleh National Heart, Lung, and Blood Institute, yaitu obesitas sentral dan resistansi insulin.

Obesitas sentral kondisi kelebihan lemak di bagian tengah dan atas tubuh. Resistansi insulin membuat tubuh sulit menggunakan gula. Kurang olahraga salah satu faktor yang meningkatkan risiko sindrom metabolik.

Diagnosis sindrom metabolik, biasanya dokter melakukan beberapa tes yang berbeda. Hasil dari tes ini akan digunakan untuk mencari tiga atau lebih tanda gangguan tersebut. Dikutip dari Healthline, tes dan tingkat risiko yang diperiksa:

1. Lingkar pinggang

Dokter akan mengukur lingkar pinggang untuk melihat kecenderungan faktor risikonya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Trigliserida darah puasa

Pemeriksaan trigliserida darah dilakukan saat uji panel lipid setelah puasa. Kadar setara atau lebih besar dari 150 miligram per desiliter (mg/dL) darah menunjukkan faktor risiko.

3. Tingkat kolesterol

Panel lipid juga akan menunjukkan kadar kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Tingkat HDL 40 mg/dL  pria atau 50 mg/dL wanita dianggap berisiko.

4. Tekanan darah

Tekanan darah sistolik dalam kisaran 130 milimeter air raksa (mmHg) atau lebih tinggi menunjukkan adanya risiko. Begitu pula jika tekanan darah diastolik 85 mmHg.

5. Kadar glukosa darah puasa

Tes glukosa darah ini juga dilakukan setelah puasa. Pembacaan 100 mg/dL atau lebih besar dianggap sebagai faktor risiko sindrom metabolik.

Pilihan Editor: Kiat Mencegah Sorry Syndrome atau Sindrom Maaf

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

1 hari lalu

Ilustrasi anak sulung perempuan. Shutterstock
3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.


Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

1 hari lalu

(dari kiri) Kim Kardashian dan anak sulungnya, North West. Foto: Instagram/@kimkardashian
Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.


Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

6 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas berolahraga. Kevin Frayer/Getty Images
Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.


Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

6 hari lalu

Parto Patrio  di Trans TV, Jakarta, 13 November 2002. [TEMPO/ Rendra].
Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?


Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

11 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

Peserta diet Mediterania biasanya konsumsi lebih banyak sayuran, buah, kacang, biji-bijian, minyak sehat, serta ikan dan makanan laut jumlah sedang.


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

13 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

20 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

20 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

21 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.


Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

23 hari lalu

Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com
Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

Konsumsi opor dan gulai yang identik dengan hidangan Lebaran perlu diseimbangkan dengan makanan sumber serat seperti sayur dan buah.