Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengonsumsi Kacang dan Biji-bijian Bisa Menurunkan Risiko Aneka Penyakit, Benarkah?

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi kacang-kacangan. Unsplash/Peter Feghali
Ilustrasi kacang-kacangan. Unsplash/Peter Feghali
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mengonsumsi lebih sedikit lemak hewani, apalagi daging olahan dan menggantinya dengan biji-bijian, polong-polongan dan sejenisnya dikabarkan sangat bermanfaat. 

Dikutip dari CNA Lifestyle, sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan November 2023 di jurnal BMC Medicine, berdasarkan data dari 37 penelitian, disebutkan bahwa mengonsumsi lebih sedikit makanan hewani terutama daging olahan dan menggantinya dengan biji-bijian, polong-polongan, dan kacang-kacangan dikaitkan dengan penurunan risiko risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.  

Penelitian tersebut memperkirakan bahwa mengganti satu porsi daging olahan per hari, seperti hot dog, sosis, daging deli, atau bacon, dengan satu porsi biji-bijian, kacang-kacangan, atau buncis dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 23 hingga 36 persen. Terrmasuk stroke, serangan jantung, dan penyakit jantung koroner.

Penelitian ini tidak dapat menentukan apakah makanan nabati secara langsung mencegah penyakit kardiovaskular atau diabetes tipe 2. Hanya saja terdapat hubungan antara makan lebih banyak makanan tersebut dan risiko lebih rendah terkena kondisi ini, kata Sabrina Schlesinger, ahli epidemiologi dan ilmuwan nutrisi di Pusat Diabetes Jerman di Düsseldorf, Jerman. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebih jauh, studi tersebut menunjukkan bahwa perubahan pola makan dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik. Mengurangi konsumsi daging merah dapat berdampak baik bagi kesehatan jantung, dan dapat membantu mendapatkan pola makan yang lebih seimbang, berkualitas tinggi secara keseluruhan, dan juga baik bagi lingkungan. 

Hal ini juga terkait dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker. Kadang-kadang orang khawatir bahwa mereka tidak akan mendapatkan cukup protein jika mereka makan lebih sedikit daging, namun kacang-kacangan, tahu, dan kacang-kacangan semuanya menyediakan protein berkualitas tinggi. 

Pilihan editor: 6 Makanan Memiliki Kandungan Fosfor yang Baik Bagi Tubuh

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Meski Tinggi Nutrisi, Tak Semua Orang Boleh Makan Biji Wijen. Ini Alasannya

13 hari lalu

Ilustrasi biji wijen. shutterstock.com
Meski Tinggi Nutrisi, Tak Semua Orang Boleh Makan Biji Wijen. Ini Alasannya

Biji wijen kaya vitamin, mineral, dan lemak sehat. Namun tak semua orang boleh mengonsumsinya karena alasan tertentu.


Apakah Prediabetes Bisa Disembuhkan?

21 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Apakah Prediabetes Bisa Disembuhkan?

Prediabetes adalah sinyal awal bahwa tubuh Anda mengalami peningkatan kadar insulin.


Alasan Tak Boleh Terlalu Banyak Makan Kacang Mete meski Bergizi

29 hari lalu

Ilustrasi kacang mete. Unsplash.com/Jenn Kosar
Alasan Tak Boleh Terlalu Banyak Makan Kacang Mete meski Bergizi

Kacang mete mengandung banyak nutrisi penting tapi tak boleh memakannya terlalu banyak. Simak penjelasan berikut.


Studi Terbaru: Paparan Polutan di Masa Bayi Terindikasi Turut Memicu Epidemi Gangguan Metabolik seperti Obesitas dan Diabetes Tipe 2

31 hari lalu

Ilustrasi penelitian biologi molekular. Sumber: dokumen Lembaga Eijkman
Studi Terbaru: Paparan Polutan di Masa Bayi Terindikasi Turut Memicu Epidemi Gangguan Metabolik seperti Obesitas dan Diabetes Tipe 2

Riset mengindikasikan paparan zat kimia TCDF turut berkontribusi pada epidemi gangguan metabolik, seperti obesitas dan diabetes tipe 2.


Apa Itu Prediabetes? Memahami Risiko dan Strategi untuk Mencegah Diabetes Tipe 2

36 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Apa Itu Prediabetes? Memahami Risiko dan Strategi untuk Mencegah Diabetes Tipe 2

Salah satu kondisi yang semakin banyak dibicarakan adalah prediabetes. Apa kaitannya dengan diabetes tipe 2?


Orang yang Berisiko Lebih Tinggi Mengalami Pradiabetes

37 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Orang yang Berisiko Lebih Tinggi Mengalami Pradiabetes

Pradiabetes dapat dialami siapa saja yang tidak dapat menjaga kehidupan sehat. Namun, pradiabetes lebih tinggi menyerang beberapa orang yang memiliki risiko tertentu.


Alasan Kita Perlu Rutin Kacang Pistachio

43 hari lalu

Kacang pistachio. Pixabay.com
Alasan Kita Perlu Rutin Kacang Pistachio

Kacang pistachio merupakan sumber protein lengkap dengan sembilan asam amino esensial, mengandung lemak tak jenuh tunggal dan ganda yang sehat.


Diabetes Anak: Kenali Risiko Diabetes Melitus di Usia Belia

53 hari lalu

Prevalensi diabetes anak di Indonesia meningkat tajam sedekade terakhir. Lonjakan jumlah pasien tak hanya pada diabetes yang dipicu faktor genetik, tapi juga penyakit gula akibat pola hidup tak sehat.
Diabetes Anak: Kenali Risiko Diabetes Melitus di Usia Belia

Selama satu dekade terakhir, terdapat peningkatan signifikan dalam kasus diabetes anak, terutama diabetes tipe 1.


Ahli Gizi Ini Bilang Penderita Diabetes Dianjurkan Tidak Berlebihan Makan Buah, Mengapa?

56 hari lalu

Ilustrasi makanan untuk pasien diabetes (pixabay.com)
Ahli Gizi Ini Bilang Penderita Diabetes Dianjurkan Tidak Berlebihan Makan Buah, Mengapa?

Ia menambahkan bahwa penderita diabetes sebaiknya memilih buah-buahan yang seratnya larut dalam air seperti jeruk, apel, jambu biji, pir, tin.


Bahaya Rutin Mengonsumsi Pemanis Buatan, Diabetes sampai Penyakit Jantung

57 hari lalu

Ilustrasi minuman manis (pixabay.com)
Bahaya Rutin Mengonsumsi Pemanis Buatan, Diabetes sampai Penyakit Jantung

Meski disebut rebih rendah kalori dibanding gula, rutin mengonsumsi pemanis buatan berisiko buat kesehatan, termasuk diabetes dan penyakit jantung.