TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini masyarakat dihebohkan dengan penyakit menular misterius yakni mycoplasma pneumoniae yang menyerang anak-anak di China.
Dikutip dari Healthline, berbeda dengan virus seperti penyebab flu, SARS, atau Covid-19, Mycoplasma pneumoniae adalah bakteri yang dapat menyebabkan suatu bentuk pneumonia dengan merusak lapisan tenggorokan, paru-paru, atau trakea. Orang dapat memiliki bakteri di hidung atau tenggorokannya pada suatu waktu tanpa merasa sakit.
Mycoplasma pneumonia menyebar dengan cepat melalui kontak dengan cairan pernapasan di tempat ramai, seperti sekolah dan kampus. Saat seseorang yang terinfeksi bakteri ini batuk atau bersin, maka mereka bisa menularkan penyakit kepada orang lain melalui droplet. Bakteri ini sering kali menyebar di antara orang-orang yang tinggal serumah karena sering menghabiskan waktu bersama. Begitu berada di dalam tubuh, bakteri bisa menempel pada jaringan paru-paru dan berkembang biak hingga berkembang menjadi infeksi penuh.
Gejala
Gejala mycoplasma pneumoniae hampir sama dengan gejala pneumonia pada umumnya. Namun, dengan intensitas yang lebih ringan.
Dikutip dari mountsinai.org, gejala seringkali ringan dan muncul dalam 1 hingga 3 minggu. Penyakit ini mungkin menjadi lebih parah pada beberapa orang.
Gejala umum meliputi hal-hal berikut:
- Nyeri dada
- Panas dingin
- Batuk, biasanya kering dan tidak berdarah
- Keringat berlebihan
- Demam (mungkin tinggi)
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
Gejala yang kurang umum meliputi:
- Sakit telinga
- Sakit atau pegal pada mata
- Nyeri otot dan kekakuan sendi
- Benjolan di leher
- Nafas cepat
- Lesi atau ruam kulit
Dikutip dari kemkes.go.id, pneumonia akibat bakteri mycoplasma sering disebut sebagai walking pneumonia, bukan mycoplasma pneumoniae. Sebutan itu lantaran gejalanya cenderung ringan sehingga pasien tidak perlu menjalani rawat inap di rumah sakit dan cukup melakukan rawat jalan.
Pilihan editor: Bantah Mycoplasma Pneumoniae dari Cina," Eepidemiolog Tiap Negara Ada