Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya Pantau Kualitas Tidur di Gawai, Efeknya Kesehatan Mental

Reporter

image-gnews
Ilustrasi tidur gelisah atau sulit tidur. Shutterstock
Ilustrasi tidur gelisah atau sulit tidur. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kehadiran aplikasi kesehatan di gawai memang membantu banyak orang untuk memantau kesehatannya. Begitu juga dengan kualitas tidur yang penting bagi kesehatan sehingga orang pun terus memantaunya. Namun kebiasaan ini dinilai membahayakan dan bisa menyebabkan kondisi yang disebut ortosomnia.

Journal of Clinical Sleep Medicine menyebut ortosomnia sebagai kondisi orang yang berfokus memperbaiki atau menyempurnakan data tidur mereka. Kebiasaan ini memang berguna bila dilakukan dengan cara yang benar.

"Dengan memantau tidur, orang bertekad untuk memperbaiki rutinitas tidur dan tidur lebih lama karena mereka menaruh perhatian pada metriks di gawai," ujar Meredith Broderick, neurolog tidur dan penasihat medis di Ozlo Sleep di Seattle, Amerika Serikat, kepada Fox News Digital.

Menurut Broderick, memantau kualitas tidur dengan benar tak akan memicu kecemasan dan stres, tapi tidak sebaliknya. Ortosomnia ditandai dengan keinginan obsesif untuk tidur optimal berdasarkan data dan skor di gawai atau jam pintar. 

Alhasil, orang pun terobsesi untuk terus memperbaiki datanya. Akibatnya, mereka justru merasa cemas dan stres. Ironisnya, perilaku terkait ortosomnia bisa berujung negatif dan mempengaruhi tidur. 

"Skor rendah bisa memicu stres, yang sudah pasti akan mengganggu tidur, sementara kurang tidur bisa meningkatkan level stres," papar Broderick. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Istirahatkan dulu pemantau tidur
Jika sudah merasa mengalami ortosomnia, ia menyarankan untuk berhenti dulu menggunakan pemantau tidur dan menetapkan batasan terkait target kesehatan. Jika gagal, waktunya berkonsultasi ke dokter.

"Kadang memang ada gangguan tidur yang harus diperiksa dan diobati oleh spesialis, seperti insomnia kronis dan gangguan pernapasan saat tidur," katanya.

Broderick juga menyebut ortosomnia berhubungan dengan nomofobia, kondisi di mana orang merasa ketakutan bila jauh dari ponsel. Dalam artikel di Journal of Family Medicine and Primary Care pada 2019, disebutkan nomofobia adalah kondisi psikologis ketika orang ketakutan kehilangan koneksi dengan ponsel.

"Ingat, teknologi seharusnya membuat hidup lebih mudah, bukan menyebabkan kecemasan dan stres," tegas Broderick.

Pilihan Editor: Redakan Gejala Migrain dengan Cara Sederhana Berikut

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tubuh yang Tetap Aktif Bantu Cegah Keinginan Bunuh Diri

12 jam lalu

Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Tubuh yang Tetap Aktif Bantu Cegah Keinginan Bunuh Diri

Psikolog mengatakan menjaga tubuh tetap aktif dan terkena sinar matahari bisa menjadi pertolongan pertama mencegah pikiran bunuh diri.


Saran Psikolog untuk Bantu Rekan Kerja yang Stres agar Tak Bunuh Diri

15 jam lalu

Ilustrasi pekerja stres. Shutterstock
Saran Psikolog untuk Bantu Rekan Kerja yang Stres agar Tak Bunuh Diri

Rekan kerja yang melihat rekan lain sedang menghadapi masalah berat bisa dibantu dengan mengamati lingkungan sekitar untuk mencegahnya bunuh diri.


5 Langkah Mudah Mencegah Serangan Jantung, Ini yang Harus Dilakukan

1 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
5 Langkah Mudah Mencegah Serangan Jantung, Ini yang Harus Dilakukan

Dengan melakukan langkah-langkah berikut ini, Anda bisa mengurangi risiko serangan jantung dan menjaga kesehatan jantung tetap optimal.


Makanan Pedas Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Begini Penjelasannya

2 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
Makanan Pedas Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Begini Penjelasannya

Makanan pedas bisa mengganggu kualitas tidur karena dapat menimbulkan refluks asam.


10 Makanan yang Bisa Meredakan Stres

2 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
10 Makanan yang Bisa Meredakan Stres

Stres karena berbagai hal dapat diredakan dengan 10 makanan berikut.


Studi: Tidur Lebih Banyak Akhir Pekan Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung

3 hari lalu

Ilustrasi wanita menggunakan penutup mata saat tidur. Foto: Freepik.com/senivpetro
Studi: Tidur Lebih Banyak Akhir Pekan Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung

Studi oleh peneliti di Cina menemukan bahwa tidur pengganti pada akhir pekan bisa mengurangi penyakit jantung sampai 20 persen.


5 Makanan dan Minuman yang Bisa Membantu Cepat Tidur

4 hari lalu

Ilustrasi tidur siang. Pexels/Ketut Subiyanto
5 Makanan dan Minuman yang Bisa Membantu Cepat Tidur

Berikut adalah beberapa makanan dan minuman yang dapat membantu Anda tidur lebih nyenyak.


7 Makanan dan Minuman yang Membuat Susah Tidur

4 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
7 Makanan dan Minuman yang Membuat Susah Tidur

Berikut makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari sebelum tidur agar Anda bisa mendapatkan tidur yang lebih nyenyak.


Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

7 hari lalu

Ilustrasi pasangan merencanakan keuangan. Freepik.com/tirachardz
Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

Banyak masalah yang jadi penyebab gangguan mental paling banyak dialami di Jakarta, seperti kemacetan, biaya hidup, dan trauma pengasuhan.


Tak Selalu Negatif, Psikolog Ungkap Dampak Positif Kecemasan dan Cara Menghadapinya

9 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja dalam kondisi cemas. Foto: Unsplash.com/Icons8 Team
Tak Selalu Negatif, Psikolog Ungkap Dampak Positif Kecemasan dan Cara Menghadapinya

Kecemasan bukan penyakit tapi emosi normal yang dialami semua orang dan kita bisa menggunakannya untuk hal-hal positif.