TEMPO.CO, Jakarta - Stres merupakan hal yang pasti dialami setiap manusia. Namun stres yang berlebihan dapat memicu banyak penyakit termasuk gangguan fisik yang mengurangi kualitas hidup. Psikolog Indah Sundari mengatakan penggunaan aromaterapi dapat membantu mengelola stres lebih baik, terutama pada kalangan dewasa muda yang kerap mengalami stres.
"Aromaterapi itu bisa membantu mengurangi stres karena bahan-bahan alaminya bisa meningkatkan kekebalan tubuh, bisa meningkatkan fokus dan konsentrasi juga, sehingga bisa mengurangi stres dan bisa digunakan sehari-hari," kata lulusan dari Universitas Padjajaran itu di Jakarta, Kamis, 18 Januari 2023.
Aromaterapi biasanya memanfaatkan wewangian yang berasal dari bahan-bahan alami seperti bunga, akar-akaran, dan daun-daunan. Saat digunakan orang yang stres maka tubuh bisa menjadi rileks. Hal ini juga dibuktikan dalam beberapa penelitian global, salahnya satunya yang berjudul "Evaluating the effect of aromatherapy on a stress marker in healthy subjects" yang dirilis pada 2019 dalam Journal of Pharmaceutical Health Care and Sciences.
Penelitian itu menunjukkan aromaterapi bisa meningkatkan imun tubuh dan membantu mengurangi stres seiring peningkatan tersebut. Indah pun membagikan kiat untuk memanfaatkan aromaterapi dalam pengelolaan stres.
"Pertama bisa ambil posisi duduk atau berdiri yang tegak tapi nyaman. Setelahnya mulai tutup mata," ujar Indah.
Dengan aromaterapi pilihan yang sudah disiapkan mulailah menarik napas sambil menghirup aromaterapi dalam tiga hitungan. Sesudah itu, tahan napas selama empat hitungan dan buang perlahan lewat mulut dalam tiga hitungan.
"Agar lebih rileks, aromaterapi juga bisa dimanfaatkan untuk memberikan pijatan ringan di bagian dahi, leher, dan bahu," sebutnya.
Gen Z paling banyak stres
Dalam laporan terbaru IPSOS bertajuk "World Mental Health Day 2023" secara global didapati hasil Generasi Z menjadi generasi paling banyak mengalami stres dibanding yang lebih tua. Laporan itu melibatkan 23.274 responden dari 31 negara dan didapati 43 persen Gen Z yang stres hingga berdampak pada kehidupan sehari-hari.
Di Indonesia sendiri, sebagai salah satu generasi yang memiliki populasi besar, ternyata cukup banyak generasi Z yang memiliki masalah gangguan mental akibat stres. Berdasarkan laporan DataIndonesia.id yang melakukan survei pada 300 Gen Z didapati hasil sebesar 56 persen merasakan gangguan mental akibat stres.
Beberapa masalah yang terjadi di antaranya rasa takut dan cemas berlebih, menarik diri dari lingkungan sosial, hingga mengalami masalah tidur. Untuk itu, stres perlu dikelola dengan baik, terutama oleh generasi Z yang saat ini masuk dalam kategori dewasa muda, agar dapat menjaga kualitas hidup tetap baik.
Pilihan Editor: Perubahan di Pekerjaan Bikin Stres, Psikolog Beri Saran Mengatasi