Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Stres Perjalanan, Begini Kondisi Psikologis karena Perjalanan Rutin

image-gnews
Sejumlah penumpang berdesakan di dalam gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline Jabodetabek di Stasiun KA Depok Baru, Depok, Jawa Barat, Senin, 24 April 2023. VP Corporate Secretary KAI Commuter Erni Sylviane Purba menyebutkan kepadatan penumpang KRL Jabodetabek sejak H+1 hingga H+2 Lebaran didominasi pengguna musiman yang memanfaatkan waktu liburnya untuk bersilaturahmi dengan kerabat ataupun berwisata ke sejumlah tempat di Jabodetabek, seperti Kota Tua, Monas, Kebun Raya Bogor, dan sejumlah obyek wisata lainnya. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Sejumlah penumpang berdesakan di dalam gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline Jabodetabek di Stasiun KA Depok Baru, Depok, Jawa Barat, Senin, 24 April 2023. VP Corporate Secretary KAI Commuter Erni Sylviane Purba menyebutkan kepadatan penumpang KRL Jabodetabek sejak H+1 hingga H+2 Lebaran didominasi pengguna musiman yang memanfaatkan waktu liburnya untuk bersilaturahmi dengan kerabat ataupun berwisata ke sejumlah tempat di Jabodetabek, seperti Kota Tua, Monas, Kebun Raya Bogor, dan sejumlah obyek wisata lainnya. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seiring dengan perkembangan urbanisasi dan mobilitas, kehidupan modern seringkali memaksa banyak orang untuk melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Kondisi ini seringkali dikenal sebagai “commuting stress” atau stres perjalanan.

Kondisi ini telah secara khusus menjadi perhatian utama dalam dunia kesehatan mental. 

Apa itu Commuting Stres?

Tak dapat dipungkiri, commute atau perjalanan rutin menjadi bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan sehari-hari. Terutama di wilayah perkotaan ataupun urban.

Maka tentu saja ini dapat menjadi sumber stres yang signifikan. Dikutip dari laman New York University, commuting stres merujuk pada setiap perubahan psikofisiologis yang dilaporkan sendiri atau diukur secara objektif yang dialami sebagai bentuk stres yang disebabkan oleh perjalanan. Umumnya, kondisi ini muncul akibat perjalanan panjang yang seringkali dihadapi oleh individu yang tinggal jauh dari tempat kerja mereka. Faktor seperti waktu tempuh yang lama, kemacetan, dan ketidaknyamanan transportasi dapat memicu stres ini. 

Setiap hari, ratusan juta orang di seluruh dunia bepergian menuju dan dari tempat kerja menggunakan berbagai bentuk transportasi seperti mobil, bus, dan kereta api, dll. Apapun bentuknya, seringkali para komuter dihadapkan pada rangkaian pemicu stres psikofisiologis serta berbagai rangsangan lingkungan yang tidak menyenangkan seperti kelelahan, polusi, kepadatan penduduk, dan mungkin kecelakaan kendaraan.

Ketika faktor-faktor ini berinteraksi dengan kerentanan genetik individu terhadap pengembangan respon stres, maka dapat menyebabkan manifestasi berbagai patologi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Praktik Mindfulness untuk Mengatasi Commuting Stres

Biasanya, saat seseorang mengalami commuting stres, cara utama yang dilakukan individu untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan mengalihkan perhatian mereka melalui penggunaan telepon seluler. Meskipun hal ini dapat meringankan stres yang ditimbulkan oleh perjalanan yang penuh tekanan, namun penggunaan telepon seluler sebagai mekanisme penanggulangan ini bersifat maladaptif dalam jangka panjang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti tahun 2013, penggunaan ponsel secara berlebihan ini juga sering dikaitkan dengan kelainan pada otak yang berhubungan dengan peningkatan perasaan stres, penurunan kemampuan emosi, dan masalah tidur.

Untuk itu, pilihan alternatif potensial guna mengurangi commuting stres dapat ditemukan dalam praktik mindfulness. Mindfulness merupakan sebuah metode penanaman perhatian yang mempengaruhi respon stres terhadap sejumlah keadaan psikologis dan fisik yang sulit. Melalui praktik ini, Anda akan memiliki kesadaran dan terbuka terhadap momen yang terjadi namun tetap rileks. Keadaan rileks dan tetap terjaga ini telah terbukti dapat meningkatkan pengalaman subjektif mengenai kesejahteraan pribadi seseorang. Selain itu, mindfulness juga dapat mengatur dan meningkatkan fungsi fisiologis dalam bentuk peningkatan respons imun dan penurunan kadar kortisol.

Commuting stres adalah aspek yang penting untuk dipahami dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dengan mengidentifikasi faktor pemicu dan menerapkan strategi pengelolaan yang efektif, individu dapat mengurangi dampak negatifnya terhadap kesehatan mental. Hal ini juga dapat meningkatkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dalam era mobilitas yang tinggi pemahaman dan penanganan commuting stres menjadi kunci untuk menjaga kesejahteraan dan produktivitas Anda.

Pilihan editor: 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

2 hari lalu

Ilustrasi wanita tersenyum pada orang tua atau lansia di panti jompo. shutterstock.com
Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.


Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

5 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

5 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

5 hari lalu

Menulis jurnal setiap hari bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan kecemasan. (Pexels/Alina Vilchenko)
Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

8 hari lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

9 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

9 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

9 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

13 hari lalu

Ilustrasi sakit punggung. Freepik.com/Gpointstudio
Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

15 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.