TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan pekerjaan membuat orang mengalami kelelahan fisik dan mental atau burnout. Penyebabnya antara lain banyak pekerjaan, kekurangan karyawan, manajemen yang buruk, budaya kerja beracun, dan yang paling penting kurang dukungan pada karyawan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut burnout sebagai hasil stres kronis terkait pekerjaan yang tak bisa dikelola dengan baik. "Tanda burnout adalah kurang motivasi, komunikasi buruk, perilaku tak sehat di tempat kerja, dan pekerjaan yang berat," ujar psikolog Dr. Jo Perkins kepada The Sun.
Baca juga:
"Burnout itu kumulatif dan gejala awalnya jelas, yang sering kita sebut tak terorganisasi baik, kurang bisa menyesuaikan diri, atau kebutuhan untuk bekerja lebih keras, yang cenderung memperparah masalah," tambahnya.
Pakar mengingatkan mengabaikan burnout berbahaya bagi kesehatan fisik, mental, dan emosional sehingga orang tak bisa menjalankan fungsinya dengan normal. Perkins juga menyebut kondisi ini bisa berujung masalah mental parah seperti depresi dan kecemasan.
Ilustrasi wanita lelah bekerja. Freepik.com
Hindari multitasking
Psikolog Lynda Folan menyebut membebaskan ruang keluarga dari zona ponsel adalah salah satu untuk mengatasinya. Tentukan waktu tak ada gangguan ponsel.
Anda juga bisa melakukan hal lain yang menyenangkan seperti tidur, berolahraga, relaksasi, pemulihan, dan bermain sesuatu. Menurut terapis Melissa Day, salah satu cara termudah untuk mengatasinya adalah berjemur di bawah sinar matahari setiap hari.
"Vitamin D adalah penjaga suasana hati yang luar biasa dan nutrisi paling penting untuk memproduksi hormon," katanya.
Jika sudah tak sanggup mengatasi sendiri, mintalah bantuan terapis untuk menemukan pemicu kecemasan, depresi, dan stres. Hindari pula multitasking, jadi dahulukan pekerjaan yang lebih penting agar lebih fokus dan mengurangi beban kerja.
Pilihan Editor: Stres dan Burnout Tak Sama, Cek Bedanya