Dewi Rina memasak semua makanannya sendiri. Sebenarnya ia sempat ditawarkan katering sehat yang harganya minimal Rp 50 ribu perporsi, namun menurutnya, ia bisa menyajikan makanan serupa dengan harga yang lebih murah. Dengan menyiapkan menu pilihannya pun ia bisa lebih leluasa berkreasi. "Diet tidak harus mahal kok," katanya.
Perubahan pola makan itu, sangat berbeda dengan cara makannya sebelum melakukan diet. Dewi Rina sadar kuantitas dan kualitas makanannya sebelum diet sangat berlebih. Hal itu pula yang ia yakini membuatnya semakin gemuk.
"Aku makan terus. Setelah makan 3 kali sehari, aku suka ngemil bakso lalu makan siomay, lalu tambah makan donat. Belum lagi tambahan minum kopi susu lengkap dengan gula aren. Aku juga dulu kurang gerak," katanya mengakui kebiasaan buruknya. Intermittent fasting ia yakini membuat intensitas makannya sangat berkurang, lalu ia pun membatasi asupan kalorinya setiap makan.
Tantangan Diet
Tantangan paling dirasakannya terjadi di tahap awal berdiet. Ia masih sering merasa lapar saat menjalani puasa. Untuk menanganinya, ia pun terus minum air hangat. Menurutnya tidak masalah ketika ia harus berkali-kali buang air kecil karena terlalu banyak minum, karena air putih hangat tidak memiliki kalori. Minum air putih banyak pun membuat laparnya hilang. Rasa lapar ingin craving dirasakannya sekitar 2 pekan pertama saat memulai diet. Namun motivasinya ingin sehat sampai tua, membuatnya bertahan.
Tantangan lain yang sangat berat baginya ketika menjalani diet adalah tidak makan terigu dan tidak jajan. Dewi Rina suka sekali mi instan, kue-kue, hingga roti. Ia mengaku sebenarnya tetap makan makanan kesukaannya itu, namun dengan kuantitas yang sangat kecil. "Aku tetap ada cheating day, 1 hari dalam sepekan. Boleh jajan, tapi jumlah kecil saja. Agar tidak gila," katanya sambal guyon.
Alih alih makan mi instan, ia pun mengubah mi spesialnya itu dengan mi shirataki dengan tambahan banyak sayur, ditambah dengan lauk.
Mengatur pola makan saja tidak cukup bagi Dewi Rina. Ia juga melakukan olahraga. Dewi Rina lebih banyak jalan kaki minimal 5 kilometer setiap hari, atau berenang. Ia lebih suka berolahraga di luar ruangan sambil menikmati sinar matahari pagi dibanding olahraga dalam ruangan.
Dukungan Suami
Salah satu yang membuat Dewi Rina bersememangat dalam melakukan diet adalah karena suaminya, Gilang Rahadian ikut melakukan diet serupa. "Agar semangat, dietnya sama pasangan. Kalau sendiri, itu kurang motivasi," katanya.
Hasilnya tidak main-main, dalam 2 tahun diet tanpa obat, Dewi Rina sudah berhasil menurunkan berat badan sebanyak 18 kilogram dari awalnya 78 kilogram. Sedangkan Gilang yang memiliki tinggi 1,64 meter berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 24 kilogram menjadi 60 kilogram. "Gilang lebih banyak turunnya karena dia olahraganya kenceng, tambah main sepeda. Cheating-nya juga lebih sedikit dibanding aku," kata Dewi Rina yang saat ini memiliki berat badan 60 kilogram dengan tinggi 1,59 meter.
Dewi Rina merasa lebih ringan saat bergerak setelah menurunkan berat badannya. Ia pun merasa lebih segar. "Setelah diet, aku juga jadi jarang sakit. Ketika dulu badan itu suka masuk angin, dan sering pilek, sekarang alhamdulillah lebih segar," katanya.
Diet Tanpa Obat
Kebiasaannya makan dengan defisit kalori masih dijalaninya hingga saat ini. Selama menjalani diet, Dewi Rina pun kerap mendapatkan tawaran untuk mencoba pola diet beragam. Seperti mengkonsumsi obat-obatan pelangsing, atau mengkonsumsi susu protein tinggi. Semua ditolaknya.
Dewi Rina sangat takut bila ginjalnya rusak bila mengkonsumsi pil-pil pelangsing itu. Ia pun menilai minum susu tinggi protein justru membuatnya tambah gemuk, karena kalori di protein itu juga tinggi. "Ketika kita minum susu protein kan bisa tetep lapar. Jadi aku paling cocok dengan diet intermittent fasting," katanya.
Konsistensi menjadi kunci Dewi Rina berhasil menurunkan berat badan. Ia pun selalu ingat tujuannya untuk diet, yaitu agar menjadi lebih sehat di masa tua nanti. Namun bagi masyarakat yang ingin diet, ia menyarankan agar lebih banyak riset dan memahami kondisi diri. "Semua informasi gizi dan diet sudah banyak sekali di internet, tapi balik lagi ke kita motivasi dan konsistensinya bagaimana," katanya.
Pilihan Editor: Tips Diet Sehat untuk Capai Berat Badan Ideal